w/ Junkyu 🐨

3 0 0
                                    

Cerita ini berawal dari ajakan seorang teman untuk nongkrong di tempat semacam angkringan modern. Dua meja digabungkan karena memang lumayan banyak orang yang berkumpul, mungkin sekitar 10 orang, 5 perempuan dan 5 laki-laki. Namun, Aku hanya mengenali beberapa orang saja. 

salah satu orang yang baru saja kukenal saat itu, bernama Jun (visualisasi: Junkyu Treasure).

Sebenarnya aku tidak tertarik dengan dia. Tapi tiba-tiba salah seorang bertanya kepadanya, "Jun, lo udah punya pacar belum, sih?"

Jun pun menjawab, "Belum. Baru mau PDKT, nih. Doain ya!" Dia mengatakan itu sembari melirik ke arahku. Namun, saat itu aku tidak menyadarinya. Aku sibuk menghabiskan makananku, lagi pun aku tidak peduli dengannya karena aku belum mengenalnya.

"Wiih siapa tuh? Kita kenal gak?" tanya teman 1

"Mungkin iya. Tapi yang pasti kalian semua pernah liat," jawab Jun.

"Kok tau kita semua pernah lihat dia?" —teman 2

"Ya karena kalian semua di sini?" —Jun

"Maksudnya orang itu ada di sini juga, gitu?" — teman 2

"Heemmm!" Jun mengangguk mantap

"Anjir! Seriusan? Siapa woi, spill dong!" —teman 3

"Tuh yg lagi minum jus semangka." Ucap Jun dengan lirikan yang mengarah kepadaku.

Aku yang awalnya tidak tertarik dengan pembicaraan mereka, terkejut. Aku memindai semua minuman yang ada di atas meja, tetapi memang hanya aku yang memesan jus semangka.

Semua pandangan langsung tertuju kepadaku. Jujur aku sedikit malu dan awkward. Aku tidak suka menjadi tokoh pembicaraan dan aku tidak suka menjadi pusat perhatian.

"Wiih. Kebetulan banget si Amay jomblo dari lahir. Ambil aja nih!" timpal temanku.

"Apaan dah! Lu kira gua barang, Apa! Lagian gua baru pertama ketemu sama dia, ah!" —Aku

"Kita pernah ketemu kok sebelumnya di fakultas lo, pas gue nyamperin Jihoon. Lo lagi ngelamun di depan kelas," sanggah Jun

"Ya tapi gue gak ngelihat lo. Lagian lu pede gitu, gue suka sama lo?" ucapku sedikit sarkas. sebenarnya gak enak hati sih aku ngomong kayak gitu, tapi untuk menutup maluku, malah kata-kata itu yang terucap.

"ANJIR! Amay sok jual mahal banget, dah. Jan gitu May, entar lo jomblo seumur hidup beneran, nyesel loh." Ledek Temenku.

"Ya pede lah! Kan gw cakep. Ye gak?" Ujar Jun dengan tampang tengilnya.

Setelah kejadian itu, hari-hariku dipenuhi oleh dia. Aku belum menerimanya dan berniat mengabaikannya. Akan tetapi, dia sepertinya orang yang pantang menyerah. Setiap hari Jun menyempatkan diri untuk menghampiriku di fakultasku, padahal kita beda fakultas, dia FKM alias Kesehatan Masyarakat, sedangkan aku Teknik  Informatika.

Dia sering menunggu di depan kelasku ketika aku ada kuliah, atau terkadang membuntutiku ke kantin. Jika aku menegur atau protes kepadanya, dia akan beralasan, "Gue mau nemuin Jihoon kok" atau "ini kan tempat umum. emangnya gue gak boleh ke sini?" 

Sangat mengesalkan, kan? Aku tidak suka dengan orang yang terlalu kepedean seperti dia. Jatuhnya dia jadi kayak playboy.

Suatu waktu, aku dan teman-temanku ngumpul lagi dalam rangka merayakan selesainya UAS di rumah kontrakanku karena kebetulan aku tinggal sendiri. Orang - orang ini adalah beberapa orang yang ada di awal tadi, termasuk Jun. Sebenarnya aku tidak berniat untuk mengajaknya. Tapi karena dia tau, bahwa sahabat sejatinya (siapa lagi kalau bukan Jihoon) ikut, dia meminta kepadaku untuk mengundangnya juga. Apa boleh buat, kan? Mau nolak juga gak enak, lagian dia gak pernah ngerugiin aku sih.

Di tengah acara, tIba-tiba, ibuku datang tanpa memberitahuku lebih dulu. ibuku menyapa teman-temanku dan saling memperkenalkan diri. Mengesalkannya adalah saat Jun memperkenalkan dirinya.

Jun mengatakan, "Saya Jun, Tan. Calon pacarnya anak Tante, Amay." Ingin rasanya ku bungkam mulutnya. Jujur, aku takut ibuku marah karena orang tuaku tidak ingin aku pacaran saat masih sekolah. 

Tapi aku salah. Ibuku tidak keberatan sama sekali. Sedikit lega, sih. Setidaknya aku tidak harus mendengarkan 1001 nasihat yang akan keluar dari mulut ibuku. Bahkan ibuku mendukung Jun dan memberi dia semangat untuk menjadikanku pacarnya. 

Seiring berjalannya waktu, aku mulai terbiasa dengan keberadaan Jun. Mungkin juga aku mulai luluh dan mulai menyukainya?

Oke, aku menyerah. Iya, Aku menyukainya! Bahkan aku akan mencarinya jika tidak melihatnya sehari saja. 

End—

Ini kan ending yang kalian harapkan? sama, kok. Aku juga. Hehehe

Just My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang