2.

36 18 76
                                    


Mentari bersinar dengan cerahnya, sampai-sampai membuat hawa sekitar menjadi panas. Seperti pada hari senin biasanya, setiap sekolah akan melakukan upacara bendera. Ada yang berbeda di upacara kali ini. Ini semua berkat salah satu murid Adirasa.

Seorang gadis tengah berdiri di depan para murid lainnya, dia adalah Kemala. Dirinya berhasil mendapatkan juara kedua di Olimpiade fisika se nasional. Kepala sekolah sudah berada di dekat nya untuk memberi piala dan sertifikat tentunya. Tidak lupa juga dengan sesi foto.

Ntah apa yang terjadi pada dirinya, Kemala sedari tadi hanya diam dengan melihat ke arah sepatunya.

"Apa aku akan mendapatkannya lagi?"


Panas-panas seperti ini lebih nyaman jika pergi ke kantin. Membeli makanan pedas dan minuman dingin. Rasa pengap kerap Kemala rasakan. Di tengah padatnya kantin terdapat Kemala dan beberapa teman dekatnya. Tidak heran jika tempat ini menjadi tempat teramai di sekolah.

Sebelum sampai kantin, ada sebuah tragedi yang membuat mereka semua cemas, pasalnya ada salah satu siswa yang sedang main basket dan bola itu tidak sengaja mengenai kepala Kemala.

"Maaf maaf ya, gue gak sengaja, lo baik baik aja kan?" ucap sosok laki-laki itu. Kemala yang menyadari jika orang di depannya ini tengah berubah sangat drastis. Kulit hitam dekil dengan rambut yang acak acak sekarang sudah lebih rapi dari sebelum nya, bahkan nada dan tutur katanya nampak sangat berbeda.

"Kenzo?"

"Iya Mala? Maaf banget yang tadi gak sengaja."

"Santai aja kali, oiya beda banget kamu sekarang lagi program ya?"

"Hahaha, gak, emang dari dulu gue udah cakep cuman lo aja yang gak notis."

Selang kejadian itu mereka meneruskan tujuan mereka, kantin. Menelusuri area kantin guna mencari tempat untuk Kemala dan kawan-kawan makan bersama. Tidak butuh waktu lama, Kemala dan lainnya menemukan tempat duduk. Nesa yang memiliki inisiatif tinggi, pergi kearah salah satu stan di sana, dirinya berniat memesankan beberapa makanan untuk ia sendiri dan teman-temannya.

"Itu dahi mu bener gak papa Mal?"

"Merah banget itu, gak mau lo obatin di UKS aja?"

"Ora apa-apa sampeyan santai wae, mung mbuwang basket."

"Anjir lah bahasa Jawa pula, Awa translate dulu dong."

"Halah cuman itu masa gak bisa?"

"Lo tau kan gue asal mana?"

"Gapapa kalian santai aja, orang cuman kena lempar bola basket," ucap seseorang yang baru saja datang menghampiri mereka ber-tiga.

"Noh kayak si Biru gercep, apaan dah si Awa lama banget."

"Sinting sia, ngajak ribut?"

"Berisik goblok, nih makan kagak usah misu-misu," tutur Nesa yang tengah membawa beberapa makanan. Di antara nya ada dua bakso yang di pesan najwa dan Nesa, ada batagor nya Aruna dan seblak nya Mala. Tentunya ia tidak membawanya sendiri, Nesa meminta bantu mbak kantin untuk di bawakan ke meja mereka.

Saat hendak memasukan makanan, Kemala mendapatkan sebuah panggilan. Dengan segera Kemala beranjak dari sana. Mencari tempat yang nyaman agar dirinya bisa dengan tenang menerima panggilan tersebut. Di geser nya tombol hijau itu, dan terdengar lah suara dari sebrang sana.

"Halo dengan siapa ya?"

"Oh halo, apa benar ini Kemala anak sekolah adirasa?"

"Ah iya dengan saya sendiri, ada apa ya?"

Eu;noiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang