Semakin lama wajah Luffy memucat, setelah menyadari itu Robin langsung menyuruh Sanji berlari dengan lebih cepat "Usopp! Chopper! Katakan pada petugas di sana segera siapkan brankar dorong!" Usopp dan Chopper mengangguk lalu berlari secepat mungkin
Tak lama kemudian Reyligh sensei dan Jinbe sensei datang menyusul mereka dari belakang serta Nami yang di gendong oleh Jinbe supaya tidak tertinggal saat berlari, lalu Nami ia turun kan "kemari kan Luffy, biar aku saja yang membawa nya. Ayo kita harus cepat" Jinbe sensei dan Reyligh sensei langsung berlari secepat kilat setelah menerima Luffy dari Sanji
"Uwah.... Mereka cepat sekali... Ayo kita juga harus segera menyusul" ujar Sanji yang di setujui oleh Robin dan Nami "ayo!"
Sampai di sana Jinbe langsung meletakkan Luffy di atas kasur dan pada perawat langsung membawanya ke ruang IGD karena keadaan Luffy saat ini terlihat cukup parah dan tentu saja, mereka tidak dibiarkan masuk oleh dokter serta perawat di sana "ha... Bagaimana ini bisa terjadi?" Tanya Reyligh sensei
"Kami tidak tau apa yang terjadi.... Kami hanya makan bersama tadi saat istirahat, lalu Robin-chan tiba tiba datang dan berteriak" lalu Sanji mengisyaratkan pada Robin untuk melanjutkannya
"Saat awal jam istirahat tadi, aku melihat seorang gadis memasukkan sebuah bubuk kedalam minuman Luffy, begitu melihatnya aku segera berlari kesana, namun teman ku menarik ku untuk ikut dengannya jadi aku sedikit terlambat dan saat sudah sampai di sana botol minum itu sudah tidak ada di tempatnya, aku pikir Luffy sudah membawanya jadi aku langsung segera mencarinya kemana mana. Saat sudah ketemu dengan Luffy, Luffy sudah tinggal sedikit lagi meminum air itu saat aku mencoba menghentikannya tapi sudah terlambat dia sudah meminumnya" Robin menunduk dengan kepalan di tangannya
Anw kelas Robin sama Luffy itu ibaratkan huruf U dan kelas mereka ada di ujung huruf U jadi bersebrangan makannya agak lama nyampe di kelas Luffy "maaf...." Lanjut nya, Nami menepuk pundak Robin "ini bukan salahmu Robin, kamu sudah berusaha untuk menghentikannya" Robin melirik ke arah Nami lalu tersenyum dan memegang tangan Nami yang ada di pundaknya
Reyligh sensei mengusap wajahnya kasar "Nami benar Robin, yang terpenting, apa kamu ingat ciri ciri dari gadis itu?" Tanya Reyligh "aku tidak begitu melihatnya, tapi aku pikir dia punya rambut hitam yang di ikat ke atas dengan bunga? Maaf aku hanya dapat mengingat itu saja"
Reyligh sensei langsung menelfon seseorang dan mengatakan ciri-ciri yang disebut kan oleh Robin dan memerintahkan untuk segera mencarinya Sanji diam membeku dirinya saat ini sedang ketakutan bagaimana jika Flampe ketahuan dan membawa dirinya kedalam masalah itu
Jika itu terjadi dia mungkin akan di marahi oleh ayahnya karena telah membohonginya hingga di usir dari rumahnya karena ia meminta racun untuk tugas dari sekolah, ayahnya sempat curiga namun tetap memberikan nya
Hp Luffy berdering, hp nya sejak tadi di pegang oleh Robin "tuan Zoro! Dia menelfon" semua orang yang mendengar matanya langsung tertuju pada Robin
"apa??"
"Yang benar saja?!"
"Owahhh tuan Zoro katanya?! Apa aku tidak salah dengar?!"
"Robin pelan kan suaramu orang orang akan mendengar apa yang kamu katakan. Berhati hati lah karena dia bukan orang biasa" kata Reyligh sensei spontan "maaf sensei, apa kita harus menjawabnya?" Reyligh mengangguk
"Tentu saja, cepat angkat telfonnya" Robin mengangguk lalu mengangkat panggilan dari Zoro "halo?" Di sebrang sana tidak ada suara "halo tuan Zoro? Ini aku, Robin" panggil Robin lagi
"Ah- gue kira siapa, Luffy di mana?" Tanya Zoro, Robin diam lalu mengisyaratkan pada Reyligh apakah dia harus menjawabnya atau tidak, Reyligh mengangguk "Luffy.... Dia sedang berada di rumah sakit"
Lagi lagi tidak ada jawaban dari sebrang telefon "APA?! APA YANG TERJADI" Robin reflek menjauhkan telinga nya dari hp itu karena Zoro yang tiba tiba berteriak "maaf, tapi tolong jangan berteriak telinga ku bisa sakit"
"Itu bukan hal yang penting sekarang! Ah.... Sial... Aku akan segera kesana, berikan alamat nya" jawab Zoro "tunggu, tidak perlu dia sekarang berada di rumah sakit sekolah, aku akan menunggu mu di luar"
"Baiklah" Zoro mematikan telfon itu "sensei aku akan menunggu di luar" Reyligh dan Jinbe mengangguk lalu Robin segera bergegas ke bagian luar rumah sakit
.
.
Setelah setengah jam menunggu Zoro turun dari langit ia lompat dari tangga tali helikopter miliknya serta beberapa bodyguard ikut turun bersamanya untuk menghalangi orang orang mendekati Zoro
"Dimana dia" tanya Zoro dengan wajah khawatir serta keringat yang membasahi wajahnya, mungkin ia sangat terburu buru kesini "di ruang IGD" jawab Robin "ayo ikut aku" lanjut nya
Robin dan Zoro berjalan cepat, tidak berlari karena tentu saja ini rumah sakit kita tidak boleh membuat keributan karena akan ada banyak pasien yang terganggu. Begitu sampai di depan ruangan Luffy di rawat Zoro langsung pergi ke depan pintu dan mengintip dari jendela
Ia menyentuh kaca itu sambil menggumam kan sesuatu "maaf..." Hanya itu kata kata yang ia lontarkan, detik berganti menit menit berganti jam Zoro tetap menunggu sambil berdiri di depan pintu. Lalu seorang dokter akhirnya keluar dari ruangan "bagaimana dok?" Tanya Zoro
"Ah tuan- Luffy keracunan, ia meminum air yang mengandung racun yang di campur kedalam minumannya" mata Zoro terbelalak "bagaimana bisa..." Tangannya mengepal erat hingga kuku kukunya menggores telapak tangannya hingga keluar darah
"Tapi sekarang sudah tidak apa apa, untung Reyligh dan juga Jinbe seta teman temannya membawa Luffy kemari tepat waktu" semuanya bernafas lega, kecuali tentu saja Sanji "terimakasih atas kerja keras nya dok" ujar Zoro
Chopper tidak sengaja melihat tangannya Zoro, kini tangannya sudah di lumuri darah "ZORO TANGAN MU!" Teriak Chopper, Zoro membuka tangannya tangan sudah terluka sedikit dalam karena kukunya "ayo cepat kita harus mengobatinya sebelum infeksi" ajak Chopper
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Anything for you, of course? -END-
Randomapa yang terjadi jika Zoro adalah seorang trillionaire yang sedikit overprotektif? -Awas typo -hati hati jangan sampe salah lapak ini lapak nya ZoroxLuffy