Chapt 30 - Tempat Persembunyian

34 34 37
                                    

Bibir Alena mengatup saat mengamati segala sesuatu yang melintasinya. Sejauh ini, belum ada sepatah kata yang terucap dari bibirnya kecuali kalau si pembonceng memberikannya pertanyaan, barulah seseorang yang duduk di jok belakangnya itu bicara. Kalau Alvin tidak bertanya maka tak ada pembicaraan.

"Kamu deket banget ya sama ayah kamu?"

Alena menganggukkan kepala saat menjawab pertanyaan Alvin. Aksinya dapat terlihat melalui kaca spion bagian kiri. Wajahnya yang mungil begitu menggemaskan, membuat Alvin tambah suka. "Banget. Kalau kamu sendiri gimana sama ayah kamu?"

Jenis pertanyaan yang dapat membungkam bibir Alvin. Siapapun yang bertanya akan hal itu pasti Alvin akan diam dan tak akan mau menjawabnya. Berbeda kalau Alena yang bertanya. Alvin utarakan hal tersebut kepada Alena tanpa canggung dan 'malu' yang lebih penting. "Enggak begitu dekat sama ayah."

"Oh," jawab Alena dengan singkat.

"Gimana sih rasanya deket sama ayah?" tanya Alvin, mencairkan keheningan yang sempat terjadi.

"Aku bingung harus bilang apa. Karena aku nggak bisa menjabarkan rasa itu dengan sebuah kata-kata. Intinya aku bahagia. Sebab menurut aku adalah ayah ku adalah ayah paling terbaik di seluruh dunia. Ayahku adalah cinta pertama ku."

Ada sedikit kejanggalan dari ucapan Alena oleh karena itu Alvin melempar pertanyaan, "Lalu dengan Rayhan? Bukannya dia cinta pertama lu?" celetuk Alvin.

Alena terhenyak sebentar akan pertanyaan Alvin. Tapi beberapa detik kemudian Alena balik bertanya atas pertanyaan Alvin dengan nada yang terbata-bata. "Mmm ... maksudnya gimana ya???" Alena meneggakkan badannya saat duduk di jok belakang.

"Gua dengar-dengar lo mantannya Rayhan ya?" ucap Alvin memperjelas. "Itu beneran atau cuma hoax dari anak-anak?"

Alena menjawab, "Beneran. Aku mantan pacarnya Rayhan."

Bagai disiram air keras tubuhnya seolah-olah kaku dan tak berdaya. Kini terjawab sudah pertanyaan yang sempat mengganggu pikirannya sejak lama. Ternyata benar apa yang dikatakan oleh murid di SMA Kasih Bunda kalau Alena adalah mantan pacarnya Rayhan. Wajah Alvin yang semula bersemangat berubah menjadi masam. Alvin tidak lagi bertanya-tanya.

Kali ini keheningan yang seharusnya Alena sukai lantas membuat seseorang yang duduk di belakangnya Alvin bosan. Alena melemparkan pertanyaan pada Alvin.

"Kamu tau nggak rumah Rayhan dimana?"

"Kagak."

"Ishh aku serius." Refleks Alena menyubit pinggang Alvin saat menggerutu. Membuat motor yang dikemudikan Alvin menjadi goyang-goyang saat melaju di jalan. Untung saja Alvin pandai menjaga kestabilan motornya. "Masa kamu gak tahu rumahnya Rayhan di mana?"

"Maaf," ucap Alena meminta maaf. Alena akui kalau perbuatannya barusan merupakan perbuatan yang sangat fatal karena bisa mengakibatkan kecelakaan tunggal.

"Aneh. Kan lo mantan pacarnya masa lo tanya ke gua rumahnya Rayhan di mana?"

Skakmat. Alena kini yang dibuat bungkam olehnya.

Saat memasuki jalan perumahan, tempat tinggal Alena dan keluarganya berada gadis tersebut baru teringat akan sesuatu kalau sore ini, dia harus menemui seseorang.

Alena menepuk punggung Alvin sambil berujar, "Kita puter balik ya." Ucapan Alena lantas membuat Alvin bertanya, "Mau kemana?"

"Ada perlu." Alena menjawab dengan sekenanya.

⏺️⏺️⏺️⏺️

"Aww!" Seorang perempuan yang tengah diam dikejutkan oleh kedatangan Irene dan teman-temannya. Mau menghindar dari mereka, tapi tak bisa. Cassandra dan Sabrina sedang mengelilinginya. Memasang wajah menakutkan pula. Apes. Apes. Mau pulang sekolah aja harus menghadapi tiga iblis berwujud manusia. Udah begitu dia sendirian di koridor sekolah. Tidak ada orang sama sekali.

Yuk! Balikan MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang