“yaudah kami pulang dulu ya”pamit Lilis.
“maafin kakak belum bisa kakak yang terbaik buat kamu”ucap lembut tian.
“udah kak ga usah bahas itu lagi”jawab nana memejamkan matanya masih ingat di kepalanya saat ia meminum obat tersebut.
“kamu pulang ya”ucap tian lirih.
“MAAF KAK, KALAU KAKAK CUMA MAU NGAJAK AKU PULANG, AKU GA BISA. UDAH CUKUP BUAT INI KAK, AKU UDAH CAPEK”ucap nana dengan penuh penekanan.
“tapi…”ucap tian.
“AKU BUTUH SENDIRI KAK, BISA ENGGA KAKAK KELUAR”teriak Nana.
"KAK AKU BUTUH WAKTU"lanjut Nana meminta Tian keluar dari ruangan.
“AKU PENGEN MATI”ucap lirih nana saat tian berjalan keluar kamar.
“kamu ngapain disini”tanya tian yang melihat damar ada di luar kamar. Duduk sambil menatap layar hpnya.
“cuma mau jagain nana”jawab singkat damar yang langsung memasukkan hpnya ke tasnya.
“gue boleh masuk”tanya damar ke tian.
“masuk aja”ucap tian lirih yang duduk disamping damar.
“gue harap lho bisa mengerti kondisi nana”ucap damar di depan pintu. Dan Tian hanya menelisik maksud yang dikatakan damar.
“haloo”ucap damar tersenyum menatap nana.
“kakak kok disini”tanya nana.
“rindu kamu, emang ga boleh pacarnya kesini”seru damar duduk disamping nana.
“siapa juga yang pacaran sama lho”jawab nana cuek.
“lho mau engga jadi pacar gue”ucap damar menatap lekat wajah nana.
“kakak aku…”ucap nana terbata-bata dengan gugup.
“aku bakal menerima kamu, please biarkan aku membuatmu jatuh cinta perlahan-lahan”ucap senja.
Nana yang mendengar ucapan senja menganguk kepalanya.
“kamu beneran mau?”tanya damar.
“iya aku mau”ucap lirih nana dengan tersenyum.
“makasih ya udah kasih aku kesempatan”sahut damar sambil mengusap rambut Nana dengan lembut.
Setelah dua minggu nana di rawat di rumah sakit, dan hari ini dia sudah diperbolehkan untuk kembali ke rumah namun nana memilih untuk tinggal di rumah nabila meskipun kakaknya memaksa untuk kembali ke rumah orang tua kandungnya. Dan pagi ini nana sudah kembali ke sekolah meskipun orang tua nabila melarang untuk sekolah dikarenakan kondisi nana masih lemas. Namun dengan alasan bosan akhirnya nana diperbolehkan untuk sekolah.
“kamu beneran ga papa”tanya nabila melihat nana bersiap-siap sedangkan dirinya sudah siap.
“aku beneran udah ga papa, bil makasih ya. Dan maaf udah nyusahin kamu sama orang tuamu”ucap nana yang sedang memasukkan buku ke dalam tasnya.
“lho ga bosen omong gitu, dari lho bangun selalu ngomong itu”ucap nabila.
“kan memang bener, aku beruntung punya kamu”seru nana memeluk nabila.
“kalau ada apa-apa bilang ya, awas kalau kayak kemarin gue pites lho”sahut nabila membalas pelukan nana.
“siap bu boss”jawab nana terkekeh.
“yaudah ayo turun, mama, ayah sama kak damar udah nungguin”sahut nabila melepaskan pelukan.
“kak damar disini”tanya nana heran.
“iya udah dibawah, kita berangkat sama kak damar. Cieee yang udah jadian sama ketua osis”goda nabila.
“ihh nabila. Udah ah ayo turun”jawab nana yang langsung menuju ke bawah dan nabila hanya menggelengkan kepalanya.
“semoga luka lho bisa sembuh dan gue harap lho bisa bahagia”batin nabila yang menyusul nana.
“bund, yah nabila sama nana berangkat dulu ya”ucap nabila.
“yaudah, nana kamu jaga kesehatan ya”jawab bunda
“siap”jawab nana.
“om, tante saya berangkat duluan ya”sela damar.
“iya hati-hati”ucap ayah.
Merekapun bertiga akhirnya berangkat menggunakan mobil. Sampai di sekolahan nana dan nabila langsung menuju ke kelas tanpa memperdulikan teriakan tian yang memanggilnya.
“na, gue mau bicara sama lho”ucap nabila yang memang duduk di bangku belakang nana.
“ada apa”sahut nana membalikkan badannya.
“gue tau lho ga mau balik ke rumah, tapi gue mohon jangan cuekin kak tian”seru nabila dan tasya hanya mengganguk.
“iya aku tau salah”jawab nana.
“eh itu ada pak rudi masuk”seru tasya yang memang pak rudi adalah guru mtk yang terkenal killer dalam satu sekolah.
Kringg..kringgg{jam istirahat}
“mau ikut engga ke kantin”tanya nabila yang melihat nana masih sibuk belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMARA
Romanceketua OSIS SMANDA yang terkenal dengan humor, humble dan tegas dengan ditambah ketampanan yang tak bisa diragukan lagi jatuh cinta dengan seseorang cewek cuek bahkan dingin. apakah damar selaku ketua OSIS bisa meluluhkan hati nana yang notabennya a...