Yang Terpenggal

0 0 0
                                    

Di sebelah, duduklah sesosok peri. Dengan sorot mata yang tak pasti. Dengan senyum imitasi. Dan helaian nafas berat hati

Dua insan saling bersanding. Sama-sama diambang hening. Berputar pada pikir masing. Berkata pun akan terasa asing. Apalagi untuk beradu pandang. Itu tidaklah mungkin

Ruang sunyi jadi saksi. Saksi akan kecukupan hati. Meski hati saling tersakiti. Tatkala mendengar kata, "Cukup sampai disini".

Mata ini ingin menangis. Namun air mata tak sanggup terintis. Ingin menghujat, memukul, membunuh sekaligus. Tapi ini bukan murni salahmu

Lantas bagaimana? Jika kenyataannya sang rasa tetap tinggal? Haruskah asa ku pertahankan? Atau cukup mengiyakan rasa yang kau penggal?

29 Oktober 2021

CUKUPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang