"Willem, benar-benar gak peduli ya?"
Athena sedang berduduk santai di sebuah sofa di rumahnya.
Teringat kejadian yang tadi ia lihat.
Flashback On...
"Athena!" Ucap seorang lelaki dari seberang sana.
Athena pun berbalik menengok ke belakang, dan mendapati
"Willem?"
"Yes"
"Ngapain di sini?"
"Missing you, Athena"
"Wil--"
"WILLEM!" Seseorang memanggil nama lelaki itu dari kejauhan, seraya melambaikan tangan.
"WILL!" Orang itu berlari ke arah mereka, dan
GREPP!
Seorang perempuan. Bukan, ini bukan Athena.
"Willy, kau meninggalkanku..." Ucap perempuan itu, sambil memeluk Willem.
Willem terkejut akan hal itu, tetapi dengan secepatnya ia menata ekspresinya.
Athena, gadis itu tidak mau melihat hal itu. Pikirkan saja, gadis itu cemburu!
"Willy, panggilan sayang untuk willem ya?..." Hatinya, tidak usah dipertanyakan lagi.
Willem tak membalas pelukan itu, ia hanya menatap ke arah Athena dengan penuh rasa bersalah.
"God, my love" Hati Willem berkata.
Willem melepaskan pelukan itu secara sepihak.
"Why, Willy?" Perempuan yang disudahi pelukannya secara sepihak oleh Willem itu menatap Willem dengan penuh harap.
"We gotta go" Tukas Willem.
"Oh, ok--"
Belum selesai mengiyakan, Willem menarik tangan perempuan itu untuk pergi. Meninggalkan Athena yang hanya menatap punggung dua orang itu pergi menjauh.
Athena terduduk di aspal, kedua kakinya terlalu lemah untuk berdiri.
"Hiks..." Gadis itu menangis dengan suara pelan, sangat pelan.
Tiba-tiba...
"Kau masih terlalu muda."
Athena mendongakkan kepalanya, dan,
Salah pict yekan