Save Me: 21

6 5 0
                                    

"Jimin, kau sedang sibuk?"

"Sedikit sibuk. Ada apa memangnya, hyung? Tumben sekali kau menelpon di jam kerjamu."

"Kebetulan waktuku sedikit senggang. Aku hanya ingin mengajakmu makan malam nanti dirumah. Karena sejak pernikahan ku berlangsung, kau tidak lagi menampakkan diri didepan ku. Aku khawatir dengan keadaan mu. Jadi bisakah kita bertemu malam ini? Sekalian aku ingin berbicara juga padamu."

"Hahaha, tidak perlu khawatir, hyung, memangnya aku anak kecil, huh?"

Yoongi terkekeh kecil mendengar itu. Meski Jimin bukanlah anak kecil lagi, tapi Yoongi masih menganggap nya seperti itu. Karena bagaimanapun, dulu Yoongi pernah menggendong tubuh mungil Jimin yang sedang demam kala itu.

"Sepertinya aku tidak bisa datang, hyung."

"Lho, kenapa? Kau masih marah denganku?"

Terdengar kekehan kecil pun keluar dari sebrang sana.

"Tidak, kok, hyung. Hanya saja aku sedang tidak berada di Seoul sekarang."

"Lalu kau dimana, Park Jimin?"

"Aku membantu pekerjaan ayah disini."

"Kau di Beijing?"

"Ya, betul."

Hembusan napas keluar dari bibir tipis itu.

"Aku tahu itu alibi mu saja. Sebenarnya yang terjadi, kau saat ini sedang menghindari kami, bukan?"

Disana, Jimin menunduk kepala. Terdiam sejenak sebelum ia berkata dusta lagi pada sepupunya ini.

"Apa maksudmu itu, hyung? Sungguh aku sedang membantu ayah disini. Dia sedang kewalahan dengan banyaknya proyek yang sedang diurus, jadi aku merasa tidak tega membiarkannya mengerjakan sendiri."

"Aku sangat hafal dengan gelagatmu meski saat ini kau tidak ada dihadapan ku. Jadi sekarang bagaimana? Kau ingin terus berbohong padaku?"

Di sebrang sana lagi, Jimin tampak bingung ingin menjawabnya apa lagi. Sepupunya itu seperti seorang peramal, selalu tahu apa yang sedang ia sembunyikan.

"Hyung.."

"Park Jimin, maafkan aku."

Rasa bersalah tentu kini yang Yoongi rasakan.

"Tidak, hyung. Kau tidak perlu meminta maaf seperti itu, aku tidak apa-apa juga, kok, sekarang."

"Aku berjanji akan selalu membahagiakan Hyeri. Dan aku berjanji, jika ada gadis yang terlihat tepat untukmu, akan aku kenali padamu."

"Tidak perlu, hyung. Aku lebih suka sendiri ketimbang mempunyai pacar."

"Tidak apa, Jimin. Umurmu sudah matang, jadi kau perlu pendamping juga. Agar kau tidak berlarut memikirkan istriku dan selalu mencintainya, padahal kau sudah tahu jika dia sudah bersamaku."

Jimin hanya tersenyum getir mendengar nya.

Justru itulah alasanku ingin sendiri lebih lama lagi. Agar aku masih bisa memikirkan Hyeri tanpa perlu membagikan pikiranku kepada wanita lain.

---

[✓] Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang