Save Me: 27

8 5 3
                                    

Melihat notifikasi dari layar ponselnya, Yoongi segera membaca notifikasi tersebut.

"Hari anniversary? Ya ampun, tidak terasa kita sudah sampai sejauh ini, Hyeri." Lelaki itu tersenyum kala menyadari jika hari ini adalah hari bahagianya.

"Tuhan, semoga engkau memberikan ijin agar kami dititipkan anugerah terindah darimu yaitu seorang anak ditengah pernikahan kami."

Itulah do'a nya pada sang pencipta. Dia sangat mengidam-idamkan menjadi seorang ayah sejak lama, dan dia berharap semoga hadiah pernikahan mereka di satu tahun ini adalah sebuah kehadiran malaikat kecil yang bertinggal di dalam rahim istrinya.

"Ah, apa yang harus aku berikan kepada istriku?"

Ia terus memikirkan kejutan apa yang terlihat romantis untuk Hyeri nanti. Dia sangat tidak mau melewatkan hari bahagia mereka, jadi Yoongi perlu mengabadikan nya.

Berjalan mondar-mandir guna mencari tahu apa yang harus ia lakukan nanti, namun netra nya terpaku seketika kala melihat ada sebuah buku diatas meja kerjanya yang terlihat familiar sekali.

"Bukankah ini buku diary milik Hyeri?" Yoongi mengingatnya seperti itu, karena sering melihat jika Hyeri selalu menuliskan karangan kata pada lembaran buku bersampul ungu soft tersebut.

Ia tampak terus mengulaskan senyumannya saat hendak membuka isi buku tersebut. Yoongi telah menebak dan membayangkan jika isi nya adalah sebuah curhatan Hyeri tentang dirinya. Yang mana istrinya itu mungkin sedang kesal padanya, dan Hyeri akan menumpahkan rasa kekesalan itu melalui tulisan. Mengingat kembali jika Hyeri jarang sekali marah ataupun mengutarakan rasa kekesalan itu di hadapannya.

"Dear, pelangiku.." Sebait kata teratas yang baru saja ia baca, sebelum ia kembali membacakan seluruh kata pada lembaran pertama tersebut.

Kau tampak begitu indah,
dengan seluruh warna yang kau miliki.

Kau tampak begitu sempurna,
karena kau bisa memberikan rasa kebahagiaan bagi setiap insan yang merasakan kehadiranmu.

Dan kau tampak begitu berarti bagi kehidupan mereka,
hitam putih yang mereka miliki seketika berganti dengan warna-warna yang kau berikan kepadanya.

Kau baik sekali, kau bisa membuat mereka bahagia dalam seketika.
Namun dalam seketika pula, kau terlihat sangat jahat.

Mengapa kau hanya singgah sebentar saja untuk mereka?
Tidak bisakah kau singgah lebih lama lagi untuk mereka yang merasakan kesepian?

Kau jahat! Kau sama seperti, Park Jimin!
Hei, lelaki itu bahkan tak beda jauh darimu, pelangi.

Dia memang lelaki yang baik hati, dia sudah memberikan seluruh warnanya kedalam hidupku hingga membuatku jatuh cinta karena kehadirannya.

Tapi dia sama sepertimu, dia jahat.

Dia pergi dari hidupku saat aku merasakan kebahagiaan darinya begitu berarti.

Namun biar bagaimanapun, dia tetaplah pelangiku, yang pada saatnya nanti, dia pasti akan kembali untuk memberikan warnanya yang indah.

Meski dia tidak berjanji, tapi aku percaya jika dia memanglah pelangi.

Pelangiku, aku menanti kehadiranmu kembali disini.

Cepatlah kembali, aku mengharapkan mu,

Park Jimin...






---

[✓] Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang