Adam hanya diam kala mendengar pertanyaan Ajwa, ia melirik Friska. Bukannya menjelaskan, gadis itu justru malah tertawa kencang. Adam menghela nafas panjang kemudian lebih memilih pergi.
"Lah, kok cabut? Tapi beneran Adam suka sama Chiko? Masa cowok sholeh belok." Jey masih tidak habis pikir.
"Astaga, gue masih deg-degan loh ini. Gila, baper banget sumpah." Chiko memegangi jantungnya.
Jey agak sedikit menjauh dari Chiko. "Jangan belok Chik, nggak ada kaum betina kaum jantan lo sikat."
"Demi oreo, kaum lelaki woi." Demi apapun Evin ingin menangis.
"Geli astaga." Friska masih tertawa, ia tidak menyangka jika Adam benar-benar menuruti ucapannya.
"Emang iya Adam suka cowok?" Tatapan Ajwa tertuju pada Friska.
Friska menghentikan tawanya. "Adam nggak suka sama cowok guys, itu tadi cuma tantangan dari gue. Gue nyuruh dia buat bilang i love you ke Chiko."
Jey terlihat cengo, ia tidak percaya jika lelaki sholeh seperti Adam mau menuruti tantangan konyol dari gadis barbar seperti Friska. Evin menggeleng pelan sambil memakan oreo nya, sedikit prihatin dengan nasib Adam.
"What? gue jadi korban pelampiasan dong." Chiko mulai berbicara ngawur.
Jey terbahak. "Berasa orang yang tersakiti lo."
"Gue susulin Adam dulu ya." Friska kemudian melenggang pergi.
Altair yang dari tadi diam kini baru tertawa kencang. "Gila."
"Demi oreo, ini malah baru ketawa. Telat woi, dari tadi kemana aja," ujar Evin.
"Muka dia tadi kelihatan tertekan, dan gue suka." Altair terlihat bahagia, jujur saja sejak tadi dia berusaha untuk menahan tawanya.
"Kejam pisan bos, bahagia di atas penderitaan orang lain," celetuk Chiko.
"Kak, jangan gitu." Ajwa mencubit perut Altair.
Altair melotot. "Berani lo nyubit gue? Mau gue patahin tangan lo?!"
Chiko mengerjap tak percaya, Altair masih saja galak dengan istrinya. Jey menggeleng kasihan dengan nasib Ajwa yang mendapatkan suami seperti Altair. Sementara Evin, dia lebih memilih fokus memakan oreo nya.
"Maaf kak." Ajwa menunduk takut.
Altair menghela nafas panjang dan mengenggam lembut tangan Ajwa. "Lain kali jangan nyubit lagi, gue nggak suka."
"Nggak lihat gue." Chiko menutup telinganya.
"Mata lo tutupin jangan kuping!" Jey mengusap kasar wajah Chiko.
Evin mendengus geli. "Chiko masih baper sama Adam, ya gitu deh efeknya."
"Ya kalik, gue masih suka sama kaum hawa," ujar Chiko.
***
Friska mencari keberadaan Adam, salah Friska juga tadi yang tidak langsung menjelaskan tapi justru malah tertawa kencang. Senyum Friska mengembang kala melihat Adam yang bersandar di salah satu pilar.
"Dam!" Friska kini sudah berada di depan Adam.
Adam menatap datar Friska. "Apa?"
"Dih, kok gitu mukanya?" Friska tidak suka melihat wajah datar Adam, ia lebih suka melihat senyum Adam.
"Terserah saya." Adam membuang muka.
"Dam jangan gini, lo marah sama gue?" Friska seperti melihat Adam yang berbeda.
"Nggak." Adam menatap ke arah lain.
"Dam, jangan marah. Dam gue nggak suka lo kayak gini." Friska tahu betul jika Adam saat ini sedang marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syam Story
Fiksi RemajaDia Syam Kavalen, laki-laki yang menjabat sebagai wakil ketua geng Jevins dan mempunyai cita-cita menjadi dokter. Syam selalu memasang wajah kalem dan selalu terlihat tenang. Syam mencintai gadis berhijab bernama Nasya, namun Syam harus terjebak cin...