32. Ahmad Arkanza Davendra

160 36 2
                                    

Seminggu berlalu, namun tak ada pergerakan sedikitpun dari Arkan. Dan untuk kesekian kalinya, Mala menangisi suaminya itu. Ia berharap Arkan segera sadar dan kembali memeluknya. Ia rindu saat-saat bersama Arkan. Candaan Arkan, semuanya, ia rindu semua yang ada ditubuh suaminya.

"Assalamu'alaikum kak, masih betah aja, ga kangen Mala? Tempatnya indah banget ya sampai ga pulang. Padahal Mala nungguin loh," kekeh Mala.

"Cepet bangun ya gantengnya Mala," seperti biasa, sebelum meninggalkan Arkan, Mala mencium kening suaminya itu.

"Sabar ya," Mala tersenyum menanggapi omongan abinya.

"Mala, ayah sama bunda punya rencana buat rujuk Arkan ke Singapura, gimana, kamu setuju?" tanya Fajri.

"Terus, sekolah Mala gimana? Mala mau ikut," ucap Mala. Ekspresi ini akan sangat menggemaskan bagi Arkan. Andai saja ia lihat.

"Kan tinggal 2 bulan lagi, setelah 2 bulan kamu nyusul ya," Mala menggeleng, ia ingin selalu berada disamping Arkan, bahkan ia rela tak melanjutkan pendidikan nya demi menjaga Arkan.

"Demi kebaikan Arkan sayang, nanti bunda akan kirim foto setiap saat, bagaimana?" bujuk Raya.

"Nanti kalau udah lulus, kita langsung antar kamu ketemu Arkan dan semoga saja Arkan datang di acara wisuda kamu," Fina dan Hafizh ikut membujuk. Namun, Mala tetap pada pendiriannya, ia tak mau jauh dari Arkan.

Kini pagi kembali menyapa. Mala merasa tak bersemangat untuk sekolah. Sejak menginjakkan kakinya disekolah, 8a sama sekali enggan untuk menatap area sekitar, setidaknya mencari sohibnya.

"Kenapa Mal?" tanya Riska. Mala hanya menggeleng.

"Ck, kenapa akhir-akhir ini Arkanza ga up-to-date sih, kangen tau," gerutu Riska. Mala lupa, kalau berita penyerangan dirumah Arkan ditutup rapat oleh Rexsan. Tak ada yang tau kecuali keluarga dan kerabat dekat saja.

"Astaga Bang Fajri, gila udah punya mantu masih aja cakep," Mala memilih menenggelamkan wajahnya ditekukan tangan. Pusing sendiri mendengar ocehan sohibnya.

"Ck, kenapa sih mukanya diblur, di video tok tok juga gitu, secantik apa sih istri Arkanza?"

"Cantik banget, kata Arkanza," balas Mala. Mood nya sedikit membaik.

"Coba liat, dia bikin tok tok apa?" tanya Mala. Maklum, dunianya hanya berputar di ilmu agama dan beladiri.

"Nih, gila kan, masa diblur gitu," gerutu Riska. Mala tersenyum, ternyata video tersebut di post beberapa jam sebelum kejadian, dimana Arkan menjaili dirinya saat mengerjakan tugas.

"Kirim dong," Riska menatap heran. Ga biasanya Mala begini. Ia tersenyum jail.

"Cie yang mulai mengagumi sosok Arkanza, kepincut juga kan lo," kekeh Riska.

"Abisnya ganteng nya ga ngotak," lirih Mala, namun masih bisa didengar Riska.

"Akhirnya lo nyadar, noh udah gue kirim videonya, selamat terArkan-Arkan," ledek Riska.

"Gue emang udah terArkan-Arkan Ris," batin Mala.

"Mal jangan senyum, senyuman lo ngeri," ucap Riska menyadarkan.

"Hehehe maaf lah," kekeh Mala.

Waktu terus berlalu, Mala baru saja keluar dari kelasnya. Ia menghela napas kasar, biasanya Arkan sudah standby di depan gerbang.

"Abi?" gumam Mala saat melihat orang tuanya di depan gerbang.

"Assalamu'alaikum, umi, abi? Ngapain?" tanya Mala.

"Mau jemput anak umi dong," jawab Fina. Mala tersenyum sekilas.

"Mala mau ke rumah sakit mi," ucap Mala.

"Masuk dulu yuk," Mala mengangguk pelan dan mendudukkan diri dikursi bagian belakang.

"Bi, ini kan arah ke padepokan," ucap Mala saat menyadari jalanan disamping kanan kirinya.

"Beberapa waktu ini kamu tinggal sama kita dulu ya, Arkan udah diterbangkan ke Singapura pagi tadi," jelas Hafizh secara perlahan.

"Abi jangan bercanda, ga lucu tau, bawa Mala kerumah sakit bi," Hafizh menggeleng, percuma juga, Arkan sudah tak ada disana.

"Abi putar balik, atau Mala loncat," ancam Mala.

"Jangan nekat sayang, Arkan dibawa ke sana untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik, kamu harus ngertiin itu," tegas Hafizh.

"Kalian ga ngertiin aku banget sih, nanti kalau Kak Arkan bangun dan ga ada aku, apa yang dia pikirkan? Harusnya kalian ngerti itu, kalian egois," Mala membuka pintu mobil dan nekat loncat, alhasil kepalanya membentur sisi trotoar.

"Mala!" Hafizh dan Fina langsung menghampiri putrinya itu. Mala sudah tak sadarkan diri dengan darah yang mengalir dari kepalanya.
















Nekat banget jadi anak ~ Arkan

Bini lo tuh

Jahat lo thor, masa bini gue dibikin crlaka ' Arkan

Bawel anda, cepetan balik gih, banyak yang nungguin

Vote and komen dulu baru gue comeback, kalau niat ~ Arkan

AA Davendra : End ✅ [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang