11. Overthingking

47 13 2
                                    

“Ra! Lo marah sama gue?”

“Marah? Enggak! Siapa bilang gue marah!” balas Aira berani, membuat Aulia refleks berseru kagum, namun mulutnya langsung dibekap Mark seketika.

“Terus?”

“Ck! Apaan sih lo, lebay banget! Gue mau pulang sendirian, males dianterin sama lo!” tukas Aira gak peduli kini membuka ponselnya, mencari fitur ojek online di hapenya.

“Lo lebih milih dengarin mereka daripada gue?” pertanyaan yang cukup aneh itu keluar dari mulut Ryano, namun berhasil buat Aira menolehkan kepalanya cepat.

“Apa? Dengarin mereka? Ryano lo dengar yah! Kacamata mereka lebih bagus daripada kacamata gue, jadi wajar aja fakta yang mereka sampaikan ke gue lebih masuk akal dari yang gue pikirin! Lo Cuma cowok pengecut yang selalu menghindari fakta bahwa lo itu belum selesai dari masa lalu lo! Lo sadar engga sebelum kita dikejar gue mau bilang apa?” Aira kini lebih berani berbicara buat Ryano menatapnya lurus seakan tak percaya. Mengingat ucapannya yang terpotong karna gerombolan anak motor gak jelas itu.

Aira menarik nafasnya ntah mengapa mendadak gak tega. “Gue lihat lo di halte ketemuan sama mantan lo, setelah itu besok harinya lo dirawat di rumah sakit! Hahaha, kasihan banget sih lo!” Oke kini Aira tersentak menyadari ucapannya yang kelewatan bahkan gadis itu bisa melihat raut terkejut Ryano yang seakan tersinggung dengan ucapannya.

Aulia sontak menutup mulutnya menyenggol lengan Mark sama Angga bergantian.

“Anjir! Savage bener Aira,” bisik Aulia kepada kedua pemuda yang berada disisi kanan dan kirinya.

“Jleb! Tapi pantes sih!” bisik Mark buat Aulia ikut mengangguk.

“Kok gue kasihan lihat Ryano, ya…”

“Gue lebih kasihan lihat Aira sih, korban PHP Ryano! Udah dibaperin eh Ryano-nya malah kek anj—”

Beb! Stop cursing!”

Oke, beb! Sorry I’m lali!

Angga Cuma bisa mencibir lelah sendiri melihat kisan romance menyeh-menyeh didekatnya.

“Kaget engga lo? Lo kalau gagal move on, jangan jadikan gue pelarian No! Lo sadar engga gue baper sama tingkah laku lo!” kini Aira lebih berani dan berhasil buat Ryano mati kutu, sekaligus menatap tak percaya Aira.

Namun tanpa Ryano sadari kedua tangan gadis itu mengepal kuat, menahan gejolak didadanya yang berdebar hebat, sekaligus membuatnya menahan mati-matian rasa sakit hatinya yang kali ini semakin meluas.

“Aira…”

“Sorry, kalau gue gak bisa tahan perasaan gue! Gue emang terlalu gampang dibodohi sampai bisa jatuh hati sama orang kaya elo! Gue permisi dulu!” pamit Aira kemudian pergi meninggalkan area rumah Angga.

Meninggalkan Ryano yang hanya bisa bungkam, tidak berkutik apapun seakan apa yang barusan Aira katakan benar-benar memukulnya.

Pedasnya ucapan Aulia lebih pedas lagi pengakuan yang Aira berikan untuknya. Gadis yang cenderung banyak tertawa, dan tersenyum, bahkan terkesan lugu itu jauh lebih tegas jika menyangkut perasaannya.

Ryano menyadari bahwa perbuatannya salah dengan Aira, hanya saja munafik jika ia tidak jujur bahwa selalu ada perasaan debar menyenangkan setiap kali berada di dekat gadis itu. selalu ada perasaan hangat yang selalu membuatnya tersenyum, Aira memberikan itu kepadanya.

Ketiga remaja yang tadinya berdiri tidak jauh dari Ryano kini beranjak menghampiri Ryano.

“Hmm, rasain! Lo pikir si Aira bodoh!” semprot Aulia spontan.

Is Still Just?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang