01 - Mimpi Buruk

546 53 4
                                    

Deskripsi: Semua akan berubah seiring berjalannya waktu, bahkan permata merah ruby yang dulu selalu terlihat menawan dan cantik dengan kilaunya, kini mata itu kehilangan cahayanya, berubah menjadi lubang darah yang sangat dalam dan dalam, menjadi gelap dan kesepian. Tapi satu-satunya hal yang tidak berubah adalah hati seseorang yang datang dari masa lalu untuk menagih hutang padanya.

Catatan: Cerita ini mengandung unsur kekerasan, ujaran kebencian, pelecehan seksual, darah, dan sedikit gangguan kejiwaan, jika Anda merasa belum cukup umur atau sensitif dengan hal-hal seperti ini, maka berhentilah dari sekarang. Saya hanya mengingatkan, bahwa apa yang Anda baca di sini tidak sepenuhnya terjadi dan tidak benar-benar ada di kehidupan nyata, karena cerita ini juga merupakan karya fiksi, dan khayalan penulis semata. Mohon untuk tidak menyatakan kritik atau bentuk kebencian apapun, berikanlah masukan saran positif di papan pesan Saya jika perlu, Saya sangat berterimakasih.

Genre(s): Angst, Fantasy, Physiology, Horror, Gore, General Fiction, Romance, Mystery, ...

-

Chapter 01, "Mimpi Buruk".

Di tengah malam yang sunyi, dipenuhi dengan tangisan dan teriakan kepedihan, seperti mimpi buruk yang tidak pernah berakhir, gadis kecil itu menyaksikan pembunuhan mental dan kesadisan orang lain di balik tembok besar, dia menyaksikan satu demi satu penyiksaan paling kejam, bahkan tidak berani menampakkan dirinya dan bersembunyi di dalam kegelapan seakan dia tidak pernah ada.

Wanita di luar menjerit kesakitan, saat perutnya ditendang dengan kejam, pria lain menjambak rambutnya dengan kuat sampai-sampai wanita itu tidak dapat merasakan jari-jari kakinya menyentuh lantai, dia dapat mengangkat dan membantingnya dengan mudah walau itu adalah wanita hamil sekalipun.

Dalam kondisi perut yang kesakitan, wanita itu terengah-engah sambil mencengkram kulitnya, upaya merasakan kehangatan dari buah hatinya yang masih berada di dalam rahimnya melalui jari-jarinya yang bergetar dan basah oleh keringat dingin.

Pria itu nampak belum puas melampiaskan kemarahannya, dia benar-benar menendangnya dengan kuat seperti binatang buas, membuat wanita itu lebih menderita, dan menderita lagi. Rasa sakit dan kesedihan menggumpal di dadanya, hingga akhirnya dia tidak bisa bertahan lagi.

Gadis kecil di balik tembok itu masih bersembunyi dengan ketakutan yang sama, air matanya tidak bisa berhenti mengalir, bulu matanya basah, begitu juga dengan kedua pipinya, dia mencoba menahan isaknya dan menutup telinganya dengan sekuat tenaga, berpura-pura tidak mendengar apapun, tetapi rintihan kesakitan itu masih dapat terdengar olehnya, bahkan namanya disebut dengan nada yang mengerikan.

"MORRIN! TOLONG IBU-!"

        Sepasang mata yang basah terbuka dengan cepat, masih dengan mata yang memerah, seraya melupakan mimpi buruk itu dia mencoba menenangkan diri, napasnya tersengal, dadanya naik turun, keringat dingin membanjiri hampir di seluruh tubuhnya. Dia melihat pantulan dirinya di cermin, melihat kondisinya sekarang, sungguh menyedihkan.

Jika itu benar-benar adalah mimpi buruk, maka itu bagus, dia hanya akan menganggap itu sebagai ilusi belaka dan mengabaikannya, tapi kenyataan berkata lain, dia terus merasa bersalah sehingga potongan ingatan itu datang padanya, seperti mimpi buruk yang menghantuinya.

Gadis itu menepikan poninya yang basah oleh keringat, sehingga menampilkan seluruh keningnya, dia menatap tajam pada cermin, melihat dirinya sendiri dengan dingin, lalu termenung untuk beberapa saat sebelum muncul suara seseorang yang familiar di balik pintu, yang menyadarkannya dari kenyataan.

"Morrin, apa kamu sudah bangun? Aku menyiapkan sarapan untukmu, keluarlah dan makan."

Tanpa ada niatan ingin menjawab, gadis remaja berusia 17 tahun itu berdiri dengan tenang dan tidak terburu-buru, tanpa rasa penasaran mengapa 'Tuan Besar' yang menyiapkan sarapan paginya dan bukan bibi pelayan.

[GL] BLOODY RUBY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang