Pagi yang cerah matahari bersinar terang, burung-burung berkicauan membuat setiap hati senang. Namun tidak dengan hati Revan Alfazha Adinata, pagi ini justru menjadi hari yang sangat meresahkan jiwanya.
"ALFAZHAAA...."
Teriakan Ibu Nowela menghentikan langkah Revan yang sedang berjalan Mengendap-ngendap, Satu-satunya cara yang bisa dia lakukan untuk bisa masuk ke ruang kelas tanpa ketahuan guru piket, karena lagi-lagi dirinya datang terlambat.
Lagi siswa yang dikenal biang onar di seantero SMA Mantika ini menjadi korban hukuman dari Bu Nowela.
Revan membuang nafas kasar, menatap jenuh wajah Bu Nowela guru paling killer disekolah nya.
"Apalagi alasan kamu hari ini hah? "
Bu Nowela bertanya dengan tatapan tajam, kemarahan bu Nowela sudah menjadi sarapannya setiap hari.
Revan melihat sekeliling mencoba mencari alasan yang bisa membebaskannya dari hukuman (walaupun itu mustahil)
Jujur rasa kantuk masih menguasai dirinya, tadi malam dia hanya tidur dua jam, angka yang langka bagi seoarang Revan Alfazha.
Mata cowok itu menangkap sosok yang walaupun gak yakin akan menjadi penolongnya kali ini."Dia Bu! " Seru Revan sambil menunjuk seorang gadis yang baru kembali dari perpustakaan. Berharap keberuntungan hari ini berpihak padanya. Bu Nowela mengikuti arah pandang Revan.
"Dia bu saya telat gara-gara nolongin dia tadi" Tambahnya
Mendengar itu walau terlihat gak percaya dengan Alasan muridnya itu Bu Nowela memanggil gadis yang dimaksud Revan
"Ralin! "
Merasa namanya dipanggil Ralin berjalan ke arah bu Nowela membatalkan niatnya menuju ke kelas.
"Ada apa ya bu? " Ralin bertanya dengan wajah bingung matanya menatap sekilas Revan yang berdiri tak jauh dari dirinya.
"Bener Revan nolongin kamu? "
Mendengar pertanyaan itu Ralin langsung tau kenapa Bu Nowela memanggilnya.
"Nolongin saya? Nolongin apa bu? "
"Itu bu dia minta saya untuk nganterin buku ke perpustakaan tadi"
Seru Revan cepat. Menciptakan rawut bingung di wajah bu Nowela."Benar begitu Ralin? " Meski ragu bu Nowela meminta kejelasan dari gadis itu. Revan menatap Ralin dengan wajah memelas berharap gadis itu mengatakan iya.
"Gak bu Rev bohong saya dari tadi di perpus sendiri nih baru ketemu sama dia"
Pupuslah sudah harapan Revan. Ralin benar-benar menambah beban hidupnya.
"REVAN KAMU BOHONGI SAYA? " suara bu Nowela naik satu oktav.
"Saya gak bohong bu" Revan memasang wajah polos
"Buktinya saya baru keluar dari perpus dan dia udah disini dari tadi gimana bisa coba dia nolongin saya bu" Seru Ralin membela kebenaran.
Ibu Nowela berfikir sejenak, rawut wajah Revan sudah berubah masam
"Mak ijah sialan awas aja lo" Umpatnya dengan suara kecil."REVAN berani kamu bohongin saya?! Ralin kamu kembali ke kelas sekarang dan kamu Revan cepat ikut saya! " Perintah bu Nowela mutlak. Dan setelahnya langsung pergi diikuti Revan yang sebelumnya memberi tatapan maut pada gadis yang kini tengah tersenyum senang di dekatnya.
"Kamprett lo setan! "
"Selamat bertugas anak Sultan"
Ralin kembali melangkahkan kakinya menuju ke kelas masih dengan senyuman namun seketika senyumannya luntur kilasan kejadian semalam kembali merasuki pikirannya"Kenapa harus Revan ya Tuhan"
Lirihnya tertahan.***
Dua jam lebih Revan menjalani hukuman dari Bu Nowela membersihkan gudang sekolah plus kamar mandi siswa, hukuman double karena dia melakukan dua kesalahan datang terlambat dan berbohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
us & feel
Teen FictionIkatan persahabatan menjadi dalih berakhirnya hubungan mereka dengan orang yang begitu dicintai, begitu menyesakkan saat kata itu terucap, begitu menyakitkan saat keduanya dipaksa untuk mengorbankan perasaan yang sudah begitu dalam demi mewujudkan i...