09. Bertemu

60 15 3
                                    

Sebut Namamu 09

09. Bertemu
.
.
.
.
.

"iannnn.... Ian bangun, ian bangun.... Ian...." Ucap Bagas dalam mimpiku

Liona: Ian.... Ian? Bangun ian

Ian: Kak Liona?

Mimpi tadi membuatku mengingat kembali semua, ingatan dimana kita bertiga bertemu dan menjadi seperti sekarang. Karna kejadian itu membuat aku harus melupakan beberapa kejadian itu, bahkan sahabat yang aku sayangi juga bisa hilang dari ingatakanku.

Yang aku ingat, aku perna mengalami kecelakaan saat aku menyebrang jalan saat hujan deras, aku bisa merasakan sosok yang ingin mendorongku tapi tidak bisa melihat siapakah sosok itu. Dan setelah kejadian kecelakaan itu kami keluarga memutuskan untuk pindah, sebelum aku masuk sekolah aku pun dipindahkan ke sekolah dikota.

Sampai sekarang aku belum perna melihat kembali bagaimana wajah Bagas dan Gadis. Begitu mengingat kembali kejadian itu membuat hatiku begitu sakit, dada ini bagaikan tertusuk beribu jarum. Ternyata sosok perempuan yang akhir-akhir ini menemaniku adalah perempuan yang perna menyelamatkan ku dimasa lalu.

Sosok perempuan yang sudah membuka hatiku yang sudah lama tertutup. Perempuan yang bisa membuatku merasakan bahagia bersama pasangan dan bisa merasakan bagaimana jatuh cinta kembali ke orang yang sama.

Liona: kamu nggak apa-apa kan?

Ian: hem? Nggak kok kak... Tadi... Aku bisa melihat ingatan aku yang dulu hilang

Liona: soal perempuan itu?

Ian: hemm iya kak.... Ternyata.... Perempuan yang aku liat akhir-akhir ini... Perempuan yang mencoba menyelamatkan ku, dan kami mengalami kecelakaan hebat

Liona: Jadi selama ini.... Kamu ketemu Arwah perempuan itu?

Ian: iy...ya

Liona: ian

Ian: Iya kak (meneteskan air mata)

Liona: jangan nangis, minum air dulu

~

Setelah beberapa hari aku sudah bisa pulang dari RS, aku sedang membereskan beberapa barang. Kakak liona sama Kak Agha sudah menunggu dibawa untuk mengantarku pulang, senang juga rasanya akhir bisa bisa pulang. Beberapa hari disini buat tubuhku sedikit keram karna kurang bergerak.

Karna semuanya sudah selesai saatnya untuk beranjak dari kamar ini. Ku ambil tas dan berjalan keluar dari kamar,  ku berjalan dengan santai dan menyapa suster yang sedang bekerja. Seperti rasa legah dalam hatiku, semoga cukup kali ini aku menginjakkan kaki dirumah sakit.

Bagas: Ian? Ian kan?

Ian: siapa.... Eh?

Bagas: Ian.... Beneran Ian kan (memeluk ian)

Ian: .....

Bagas: kamu kemana saja? Aku kangen kamu (memeluk erat)

Ian: Maaf..... Maaf gas.... Maaf (meneteskan air mata) maafkan temanmu ini.... Maaf

Bagas: Syukur kamu baik-baik saja (memegang kedua pipi ian)

Ian: bagas.....

Bagas: Jangan menangis.... Aku tau, kamu sudah melewatkan banyak rintangan kan.... Tapi aku senang melihatmu baik-baik saja

Ian: aku.... Aku melihat...

Bagas: bagaimana kabarmu?

Ian: hemm... Yah seperti ini

Bagas: kamu baru dirawat?

Ian: Iya

Bagas: kamu sakit?

Ian: mungkin efek kejadian itu

Bagas: kamu kuat kok (mengelus pipi ian) kamu masih saja seperti dulu

Ian: hem?

Bagas: masih jadi pria polos yang selalu mementingkan perasaan orang

Ian: Bagas

Bagas: tapi syukurlah melihatmu tumbuh seperti ini, kamu semakin tampan

Ian: kamu juga.... Oh iya aku minta nomor hp kamu

Bagas: oh iya boleh... Nih

Ian: kalo gitu aku duluan yah...

Bagas: nggak mau sekalian jenguk seseorang

Ian: seseorang?

Bagas: dia dirawat disini

Ian: He?

Bagas: ikutlah

Ian: tapi....

~

[Kamar Rawat, Gadis]

Bagas yang disampingku mencoba menenangkan ku, dia memegang pundakku dan menyuruhku untuk mendekat ke kasur. Aku bisa melihat perempuan yang tertidur pulas diatas kasur, tubuh yang mungil dengan kulit putih pucat dan rambut panjang.

Perempuan ini seperti sosok yang selalu aku liat, seketika ku menoleh menatap Bagas dan dia hanya tersenyum tanpa berkata-kata. Kini ku duduk disamping kasur dan terus menatap perempaun didepanku ini. Aku masih terkejut melihat perempuan ini yang sangat mirip dengan Gadis, tapi apa benar perempuan ini benar Gadis? Tapi kenapa bagas mengajakku kesini.

Bagas: Ian.... Dia gadis, kamu bisa mengenalnya kan?

Ian: gas.... Gadis kenapa?

Bagas: aku tidak tau apa kamu masih ingat atau tidak, tapi jangan paksain...

Ian: jadi.... Selama ini dia seperti ini?

Bagad: dia selama ini tak sadarkan diri

.
.
.
.

******
Author: Akhirnya bisa ketemu

Sebut Namamu: Saat Hujan Turun (S1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang