10. SELAMA INI

64 15 0
                                    

Sebut Namamu 10

10. SELAMA INI
.
.
.
.
.
.

Sesuai yang Bagas katakan kepadaku, semenjak kejadian itu saat masih bangku 2 SMA Gadis sampai sekarang belum sadarkan diri. Menurut Dokter gadis mengalami koma yang membuatnya belum tersadar, sekitar 3 tahun Gadis terus tertidur dengan lemas.

Aku yang mengalami lupa ingatan tak bisa mengingat tentang kejadian itu, seperti ingatanku terhapus separuh dari kenanganku. Aku bahkan mengingat semua keluarga, sekolah tetapi Gadis dan Bagas seakan-akan hilang begitu saja.

Yang membuatku menyesal telah melupakan mereka, seakan-akan aku yang dengan sengaja berusaha melupakan kejadian itu dan lari dari kenyataan. Gadis yang telah berusaha menyelamatkan ku dan rela mengorbankan dirinya dan Bagas yang selalu mendukungku bahkan tetap setiap menjaga Gadis.

Memang Bagas adalah pilihan yang tepat disamping Gadis, disaat aku tetap menjalani hidup tanpa bersala Bagas tetap merawat Gadis yang terbaring koma. Bahkan dia tidak perna absen hadir disamping Gadis, tak seperti diriku yang hanya menyukai dari jauh.

Bagas: Ian

Ian: hem...

Bagas: Kamu suka Gadis kan?

Ian: hem? Kenapa tiba-tiba nanyain?

Bagas: kamu taukan, aku tiap hari berada disamping Gadis, bahkan selama 3 tahun ini

Ian: .....

Bagas: aku berusaha merawat dan menjaga dia, tapi kamu harus tau

Ian: apa?

Bagas: Gadis tidak suka padaku

Ian: maksud kamu?

Bagas: aku tau, meskipun yang ku lakukan ini tidak berbuah hasil, tapi yang ku inginkan Gadis bisa kembali bersama kita

Ian: aku bahkan bukan orang yang tepat untuk Gadis, aku orang yang pengecut, lari dari kenyataan

Bagas: Ian, aku tau kamu menyukai Gadis. Tenang saja, Perasaanku ke Gadis sudah ku lepas

Ian: kenapa?

Bagas: Saat membawa kalian kerumah sakit, Gadis selalu menyebut namamu sampai ia benar-benar tak sadarkan diri.... Dan asalkan kamu tau, sekarang aku sudah menikah

Ian: He? Menikah? Kamu?

Bagas: kenapa? Aku sudah menikah bulan lalu

Ian: Heeee? Kenapa tiba-tiba? Beneran?

Bagas: kenapa kamu kaget seperti itu?

Ian: kamu masih muda Gas

Bagas: lalu? oh iya Istri aku kerja dirumah sakit ini dan kami bertemu juga itu berkat Gadis

Ian: Bukannya kamu.... Kamu suka Gadis?

Bagas: itu dulu... Dan aku sudah melepas Gadis, dan aku menjaga Gadis itu demi sahabatku.... Dan aku tau shabatku bukanlah pria pengecut dan akan datang segerah... Yah meskipun butuh waktu 3 tahun menunggu sahabatku ini

Ian: Bagas (memeluk bagas)

Bagas: Kamu itu sahabatku... Sampai kapanpun kamu sahabatku... Aku yang harus merasa bersalah

Ian: eh? Kenapa?

Bagas: kalau saja aku tidak mengatakan hal bodo itu (saat Bagas ngomong suka siapa) mungkin ini tidak terjadi

Ian: jangan perna menyalahkam dirimu Gas... Selama ini kamu sudah berkorban dan semua itu demi aku dan Gadis, aku yang harusnya bersyukur punya sahabat sepertimu

Bagas: Maaf Ian... Karna aku, kalian

Ian: aku tidak perna menyalakan siapapun, bahkan aku tidak perna berpikir aneh kepadamu

Selama ini Bagas menanggung beban yang sangat berat, bahkan setelah menikah dia tetap setia untuk menjaga Gadis. Pengorbanan dia sunggu murni dan tulus, bahkan dia tetap menjaga perasaanku yany dimana diriku se enaknya berkeliaran dengan bebas diluar sana.

Ku memandang wanita didepanku dan menggenggam tangannya dengan erat, tiga tahun ini bukalan waktu yang singkat. Apa yang harus aku lakukan demi menyadarkan Gadis yang tertidur pulas, ini demi menebus penyesalan. Aku memang menyukai wanita ini tapi aku juga tidak mau bersikap egois dan tegap bersikap bahwa semua ini hanyalah takdir.

Tangan yang dingin nan pucat seperti dingin malam tanpa bintang dan bulan, malam yang kesepian tanpa adanya kehidupan. Gadis yang sekarang masih saja berjuang untuk sadar, tetap berusaha dengan sekuat tenaga melawan penyakit ini. Benturan keras akibat kecelakaan itu pasti menimbulkan efeknya sangat besar, aku saja yang tidak terlalu parah dibandingkan Gadis sekarang masih merasakan efek dari kecepakaan itu.

Alat medis yang mengelilingi Gadis tetap terpasang dengan rapih, detak jantung yang masih berdetak membuat hatiku sedikit tenang dan berharap keajaiban terjadi.

"Bangunlah Gadis, waktu tidurmu terlalu lama"

"Aku datang untukmu, jadi aku mohon bangunlah"

~

Sudah seminggu ini aku datang untuk menemani Gadis, Bagas yang selalu datang kini mulai jarang datang. Dia berkata padaku bahwa tugasnya yang menjaga Gadis demi diriku telah sampai, jadi Bagas hanya datang saat dia punya kesempatan.

Terkadang aku bertemu Kak Agha, kebetulan Kak Agha yang merawat Gadis selama ini. Aku juga merasa legah saat mengetahui Kak Agha yang merawat Gadis, setidaknya aku bisa mengetahui keadaan Gadis setiap harinya.

Sekarang aku jarang bertemu dengan Kak Liona karan kesibukan kuliahnya membuat kami jarang bertemu. Aku memutuskan untuk cuti kuliah selama semester ini, bukan hanya alasan kesehatan tapi aku ingin menemani Gadis yang terbaring lemah.

Awalnya pihak Kampus hanya memberika waktu satu semester, tapi karna rekomendasi dari Kak Agha jadi pihak Kampus memperbolehkan aku cuti selama satu tahun dengan alasan pemulihan kesahatan atau pasca sakit.

Agha: Ian, Kakak keluar dulu, nanti Liona datang menjemputmu

Ian: Iya kak, makasih yah

.
.
.
.

*******

Author: Gadis, ayooook sadar T.T

Sebut Namamu: Saat Hujan Turun (S1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang