"A-aku juga mencintaimu, sa-sayang.."
Hyeri segera mengangkat kepalanya saat ia baru saja mendengar ada yang meresponnya. Ternyata, itu adalah Min Yoongi yang kini baru saja sadarkan diri.
"Min Yoongi? Su-suamiku?"
Yoongi tersenyum mendengar Hyeri menyebut dirinya adalah suamiku. Sudah lama Yoongi ingin mendengarnya, dan kini sudah ia dengar langsung di saat keadaannya merasakan tidak mampu lagi untuk bertahan.
"Terimakasih.."
Hyeri menggeleng, dia menangis melihat bagaimana kondisi Yoongi yang seperti ini.
"Kau, kau sudah mau mengandung anakku." Lanjutnya seraya menatap perut Hyeri yang masih datar itu.
Hyeri terlihat tidak percaya jika Yoongi mendengarkan apa yang sejak tadi ia bicarakan, meski keadaannya masih belum sadarkan diri tadi.
"Tidak, Yoongi. Ini memang tugasku untuk bisa mengandung anakmu, darah dagingmu. Maafkan aku, ka-karena aku baru bisa memberikannya sekarang."
Yoongi berusaha meraih tangan Hyeri yang bebas disana, dan menggenggamnya. "Ini adalah hadiah terbesar pernikahan kita, sayang."
Tak berlangsung lama, pintu kamar itu terbuka, menampilkan sosok Jimin dan Taehyung yang baru saja masuk untuk melihat kondisi Yoongi.
"Yoongi hyung, kenapa kau bisa seperti ini, huh?" Jimin sebisa mungkin menahan air matanya untuk tidak menetes saat melihat kondisi Yoongi yang memprihatinkan.
Dan Taehyung disana hanya bisa melihatnya tanpa berkata apa-apa.
"Jimin, ka-kau sudah kembali?"
"Iya, hyung. Aku sudah kembali sekarang."
Sejenak, Yoongi memejamkan matanya, dan sekelebat bayangan tulisan Hyeri pada buku diary mengingatkannya tentang bagaimana perasaan Hyeri dan Jimin kala dipisahkan karena pernikahan yang ia inginkan.
"Yoongi hyung, kau adalah orang terkuat yang ku kenali. Maka bertahanlah, ya. Aku tahu kau bisa melewati masa pemulihan mu ini da__"
"Park Jimin, jagalah Hyeri.."
Jimin mendelik tak percaya saat ucapannya disela dan Yoongi mengatakan hal yang membuatnya merasa sesak.
"Yoongi, maksud mu apa? Kaulah yang harus menjagaku, kau suamiku, dan kau__"
"Sayang, kau harus bersamanya. Kalian harus bersatu dengan cinta yang kalian miliki."
Dan Hyeri lagi-lagi tidak bisa berpikir dengan apa yang Yoongi katakan.
"Yoongi hyung!"
"Jimin-ah, kau adalah pelangi yang sesungguhnya bagi Hyeri."
Hyeri kini baru menyadari tentang apa yang Yoongi maksudkan.
"Tidak, sayang. Kau adalah pelangi ku, bukan Jimin."
Ia tidak bisa menyangka jika Yoongi akan mengetahui rahasia masa lalunya yang bertentangan dengan Jimin.
Yoongi tersenyum lagi, senyuman yang bahkan terasa sulit baginya jika saja tidak dipaksa untuk saat ini.
"Hyung, kau tidak boleh berbicara lagi. Sekarang kau harus istirahat, oke!"
Jimin rasanya tidak tahan lagi untuk mendengarkan apa yang selalu Yoongi katakan. Ia bahkan sekarang membenarkan selimut yang membungkus tubuh Yoongi, dan menyuruh lelaki itu istirahat kembali.
"Jimin.." Yoongi kini meraih tangan Jimin yang sedang memegangi selimutnya, "Kau mau 'kan membantuku?"
"Tentu saja, asalkan kau harus sembuh setelah ini."
"Didalam sini," Yoongi menunjuk pada perut rata Hyeri, "terdapat anakku." lanjutnya dan tersenyum penuh bangga.
"Benarkah? Ya ampun, selamat hyung! Sekarang kau akan menjadi seorang ayah."
Entah Jimin harus merasa bahagia atau sedih mendengar kabar ini.
"Dan kau harus menjaganya, beserta ibunya juga."
Namun senyum yang Jimin paksa seketika luntur sekarang kala mendengar kalimat itu.
"Kau ayahnya, mengapa harus aku yang menjaganya, huh?" Jimin berkata seolah dia marah, walaupun kini air mata tidak bisa lagi ia tahan untuk tidak turun.
"Karena aku tidak bisa lagi untuk menjaga mereka.." Kali ini, Yoongi merasa tidak tahan lagi untuk berbicara. Wajahnya bahkan sudah memerah sekarang.
"Min Yoongi!" Hyeri menangis keras, menggenggam tangan itu, dan memeluk tubuh suaminya yang sudah tidak berdaya lagi.
Jimin pun hanya menggeleng seraya menangis. Tidak tahu harus mengatakan hal apa lagi untuk bisa memberhentikan ucapan Yoongi yang sangat konyol baginya.
Dengan sisa-sisa tenaganya, Yoongi berusaha mengelus kepala Hyeri dan mengecup kening istrinya itu.
"Hyeri, aku menyayangimu, sungguh."
"Aku juga mencintaimu. Ku mohon bertahanlah untukku!"
"Percayalah, aku tidak akan pergi darimu, aku selalu berada di sisimu, sayang."
"Iya, aku tahu kau pasti akan seperti itu.
"Kini aku sudah tahu jika kau mencintaiku. Terimakasih, sayang."
"Selalu. Aku akan selalu mencintaimu."
"Terimakasih.."
"MIN YOONGI! BANGUNLAH!"
---
Seharusnya aku tidak menganggap mu sebagai pelangi.
Karena, pelangi bisa saja pergi meninggalkan mereka dalam waktu sekejap.
Dia jahat, dan dia sama sepertimu.
Namun ia bisa juga kembali datang, meski tidak berjanji.
Lantas bagaimana denganmu, sayang? Apa kau juga akan bisa kembali bersamaku?
Aku selalu menantimu disini ...
Min Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Save Me
Acak" Ulurkanlah tanganmu, selamatkan aku, selamatkan aku. Aku membutuhkan cintamu sebelum aku terjatuh, jatuh. " Myg - Pjm 18/04/22 - 25/04/22