"Dia tambah brengsek, aku semakin lama membencinya, tentu lebih dari ibu. Aku benar benar tidak kuat serumah dengannya. Rasanya seperti setiap detik yang ada di rumah itu sangat tercekat." Aku bercerita sambil bersandar di bahu lebar milik Junkyu, sudah lama sekali.. Aku kehilangan tempat bersandar.
"Apa yang akan kau lakukan, ji?"
"Ingin sekali aku membunuh pria tua itu dengan tanganku sendiri. Tunggu aku lulus kuliah, aku akan masuk penjara dengan tenang, haha." Tawa yang terdengar begitu hambar.
"Tidak menyesal?" Junkyu menengok ke arahku.
Aku menggeleng sambil terus tersenyum, "Bahkan itu salah satu cita citaku, membunuh mereka berdua dengan tanganku sendiri. Dan.. Aku minta maaf. Kau bisa memutus pertemanan kita, kau pasti tidak sudi berteman dengan orang seperti sikopat ini."
Ujung bibir Junkyu merekah, ia tersenyum teduh, "Aku menerima keberadaanmu apa adanya. Mau kau Psikopat atau narapidana pun kau tetap temanku."
"Bahkan ketika aku mati?" Tanyaku.
"Yup, maka dari itu.. bisa bertahan?"
"Untuk yang itu.. maaf.."
"Tidak apa," Junkyu mengibaskan tangannya, tanda tidak keberatan. Namun gerakan tangannya mengartikan yang sebaliknya, ia merasa berat bahkan untuk berkata 'tidak apa'.
"Aku ke kamar mandi dulu ya." Aku mulai beranjak, baru saja berjalan beberapa langkah, Junkyu sudah meneriakiku.
"Jangan lakukan self-harm!!" Peringatnya.
Aku tertawa lepas, "Kalau ingat ya!"
"PARK JIHOON!!!"
[○◇♤◇○]
Aku melangkahkan kaki dengan berat ke rumah. Jam sudah menunjukan pukul 17.46, aku telat 1 setengah jam berada dirumah.
Aku kemana? Ke sungai han, disana bunganya sedang mekar, dan itu cantik sekali. Aku bahkan memotretnya menggunakan kamera yang Hyunsuk hyung berikan!
"Jadi ini, anak yang ingin membunuhku?"
Senyumku seketika pudar, tergantikan raut cemas. Aku bukan takut, aku sama sekali tidak takut dengan pria itu, aku hanya kambuh. Ayah datang membawa sabuknya sambil berkacak pinggang, tangan yang satunya memegang ponsel yang layarnya menyala terang,
"Aku dapat rekaman ini," ia mengangkat ponselnya dan memperlihatkan layarnya padaku. "Mau dengar, huh?"
"Ingin sekali aku membunuh pria tua itu dengan tanganku sendiri. Tunggu aku lulus kuliah, a--"
"Hahaha, cecunguk yang bahkan tidak memiliki siapa siapa ini mau membunuh orang sepertiku? Kau dipengaruhi oleh kakak sialan mu itu ya?" Dia tertawa sarkas, menertawakan--entah kakakku atau memang aku.
"Jangan bawa bawa dia, aku tidak akan pernah suka."
"Kenapa? Bukankah yang ku ucapkan benar? Park Hyunsuk itu--maksudku Choi Hyunsuk, dia pembawa sial. Untungnya dia sudah mati. Tapi tetap saja, kesialan itu belum hilang karna masih ada kau disini, Jihoon."
Aku menggertakan gigi, aku tidak marah karna ucapannya yang menghardik diriku, aku sudah biasa. Tapi, kalau yang dia bicarakan adalah Hyunsuk hyung, aku tidak terima. "Kubilang jangan bawa nama Hyunsuk hyung."
"Dia itu jalang, pemabuk, perokok, benar kan?"
"TIDAK BRENGSEK! KAU YANG SEPERTI ITU! DIAM, JANGAN SEBUT LAGI NAMANYA, ATAU AKU BENAR BENAR AKAN MEMBUNUHMU!"
TAK!
"AGGHH!"
.
.
To be continudDulu tuh suka harukyu, soalnya lucu gitu. Terus Hoonsuk (setelah Jaesahi), gara" book ini jadi suka Jikyu, padahal jarang liat kompilasi moment di yt hha
Btw ini shipnya masi normal, sebagai adik kakak atau bespren gitu. Kalo se-line bespren, kalo kalo adik kakak biasanya kapal yg umurnya terpaut, paling lucu si Jaywon ㅠㅠ
Kalo kalian gimana nanggapinnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyung - Hoonsuk [✔]
Short Story"tentang duniaku, dan semestaku." -Jihoon park [BEBERAPA PART ERROR, HARAP DIBACA ULANG JUDULNYA SEBELEUM MEMBACA.]