【 O1 】

544 49 0
                                    

Apa kalian pernah bertemu dengan seseorang yang kalian anggap aneh?

Maksudku, orang itu berbeda dengan orang lain yang kebanyakan sudah kalian kenal.

Kalau aku membalikkan pertanyaan di atas pada diriku sendiri, maka akan kujawab, ada.

Awalnya aku hanya menganggapnya orang aneh yang suka mengatakan hal-hal tak masuk akal.

Mungkin jahat jika aku beranggapan seperti itu pada temanku sendiri, tapi tak sedikit juga yang menganggap dia aneh.

Kami bertemu saat melaksanakan kelas untuk menjadi seorang genin. Genin sendiri adalah langkah pertama kami agar bisa menjadi shinobi yang hebat dimasa kelak.

Aku tak terlalu ingat bagaimana kami bisa terus berteman sampai hari ini. Tapi yang pasti, sekarang aku cukup bahagia karena menjalani hari-hariku bersamanya.

Walau anggapan anehku padanya masih belum hilang sih.

Orang itu—tidak, maksudku Mitsuki adalah orang yang aneh, tapi bukan berarti aku membencinya.

Aku menyukainya──maksudku suka dalam arti pertemanan.

"(Name)?"

Oh.

"Ada apa? sepertinya kamu terlihat senang?"

Saat aku sedang memikirkannya tiba-tiba saja dia sudah ada di dekatku.

Suara ini adalah suara Mitsuki.

Apa barusan aku melamun sambil tersenyum? gawat, aku harap dia tidak menganggapku gila.

"E-eh benarkah? tidak kok!" Aku menjawab pertanyaan yang Mitsuki lontarkan sambil tersenyum kaku. Berharap dia tak tau bahwa aku sedang berbohong.

"..Hanya saja tiba-tiba aku kepikiran tentang masa lalu." Aku melanjutkan kalimatku agar kebohongan yang kukatakan bisa lebih dipercaya oleh lelaki dengan surai biru yang sekarang berdiri di hadapanku.

"Oh, apa masa lalumu itu sesuatu yang menyenangkan?"

Ah, ternyata benar aku memikirkan hal barusan sambil tersenyum.

Aku sekarang bingung harus menjawabnya bagaimana.

Coba kupikir. Bertemu dan mengenal Mitsuki adalah sesuatu yang menyenangkan, setidaknya bagiku.

Apa harus kujawab apa adanya saja ya?

"Ehm. Cukup menyenangkan, kurasa." Aku sedikit tersenyum kecil saat mengatakannya. Aku rasa aku bukan orang yang benar-benar bisa berterus terang terhadap sesuatu.

Mitsuki tersenyum. "Apa boleh kamu menceritakannya padaku?"

"Karena aku ingin mengetahui segalanya tentang (Name)."

Aku tertegun mendengar kata-kata yang Mitsuki ucapkan.

Melihatnya mengatakan itu dengan senyum polosnya membuat pandangan anehku padanya kian membesar.

"Kamu itu orang yang terus terang sekali ya, Mitsuki."

Saat aku mengatakan hal itu pun Mitsuki tetap mempertahankan senyumnya yang terus dia arahkan padaku.

"D-daripada itu, lebih baik kita segera melapor pada Sarada sekarang..!"

"Apa kamu sudah mengambil semua benihnya?" Aku berujar upaya mencairkan suasana yang menurutku sedikit canggung.

"Ya, aku sudah selesai mengumpulkan semuanya."

"Baiklah, ayo."

"Semoga saja aku diperbolehkan pulang lebih dulu setelah melapor ini pada Sarada.."

"Eh? apa kamu sedang tak enak badan, (Name)?"

Entah bicaraku yang kurang kecil atau memang Mitsuki yang terlalu peka, dia ternyata mendengar apa yang aku gumamkan barusan.

"Ah tidak kok. Entah kenapa rasanya aku ingin jalan-jalan saja setelah misi ini."

Ada selang beberapa saat setelah Mitsuki merespon kalimat yang kukatakan barusan.

"Apa aku boleh ikut denganmu?"

Harusnya aku bisa menebak apa yang akan dia katakan.

Sebenarnya tak ada alasan untuk menolaknya ikut bersamaku sih, lagipula kalau sendirian akan terasa membosankan.

"Baiklah, tapi setelah kita dapat izin dari Sarada ya."

Saat itu wajah tersenyum Mitsuki dapat terlihat jelas ketika aku mengizinkannya untuk ikut bersamaku.

𝐖𝐄𝐢𝐑𝐃𝐎 ー⌗MitsukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang