Bagian 50

1.3K 60 4
                                    

Typo berserakan!

Happy reading..

"Apa?!pernah menikah?!"

Paman Hasna menoleh pada mama Khafi saat mendengar sahutan itu"Iya bu,Hasna pernah menikah"

"Apa nak Khafi tidak memberitahu pada ibu?"lanjutnya bertanya

Mama Khafi menoleh menatap putra sulungnya"Kamu kenapa gak bilang sama mama kalo perempuan itu pernah menikah?!"

"Mah,buat aku status dia sekarang gak penting kar___"ucap Khafi terpotong

"Gak penting kamu bilang?!"

"Apa kata orang nanti kalau kamu menikahi seorang janda hah?!"

"Mah Khafi gak peduli sama orang lain,yang Khafi mau cuma Hasna,mama tahu kan selama apa Khafi memendam rasa ini"ujar Khafi menatap mamanya

"Mama tahu,mama juga awalnya setuju"

"Tapi saat mengetahui dia seorang janda,mama tarik kata-kata mama,mama gak akan pernah setuju kamu menikahi janda itu!"sarkas mama Khafi menunjuk Hasna

"Dia pasti bukan perempuan baik-baik!"

"Mah"tegur papa Khafi

Mama Khagi beralis menatap suaminya tajam"Apa?!benarkan yang saya ucapkan?!penampilan saja alim,tapi sifatnya?!"

"Mah,Hasna perempuan baik-baik,Hasna bukan seperti apa yang mama bilang"

Hasna menunduk,ia memejamkan matanya saat mendengar itu,berbarengan dengan air matanya yang menetes,tangannya yang berada pada lututnya mencengkram erat gamis  yang ia pakai.

Ia tahu jika ia seorang janda,tapi tetap saja,hatinya sakit mendengar itu.Ia juga paham sekarang dengan maksud kedatangan Khafi dan keluarganya.

"Status dia memang janda,tapi anda tidak berhak untuk mengucapkan kata-kata seperti tadi,anda seorang perempuan"ujar lelaki satunya dengan nada dingin

Hatinya ikut sakit mendengar ucapan wanita yang ia ketahui ibu dari Khafi.

"Harusnya anda sadar dengan apa yang anda ucapkan barusan dapat menyakiti hatinya"

"Menyakiti hati perempuan yang saya cintai"lanjut lelaki itu membuat Hasna sedikit mendongak

"Faidhan"gumamnya pelan

Dan ya,lelaki satunya ialah Faidhan,Muhammad Faidhan Lathif.

Mama Khafi menatap Faidhan sinis"Kamu fikir saya peduli?!"

"Apa yang saya ucapkan memang benarkan?kalau dia perempuan baik-baik,suaminya tidak akan menceraikan dia!"lanjutnya tajam

"Jaga ucapan anda!,jika anda tidak tahu yang sebenarnya,lebih baik diam!"sahut paman Hasna yang sudah jengah dengan wanita dihadapannya yang berbicara sesuka hatinya

"Jika anda memang tidak menyetujuinya,silahkan pergi dari rumah saya"sambung pamannya

Mama Khafi mendelik sinis,ia berdiri lalu menarik pergelangan tangan Khafi agar ikut berdiri

"Tanpa anda minta saya juga akan pergi,untuk apa saya disini!membuang waktu saja!"Ujarnya lalu mulai melangkah dan menarik tangan Khafi,diikuti papa dan adik Khafi dibelakangnya

Sedangkan Khafi?dia hanya diam,melawan mamanya pun tidak bisa,mamanya terlalu keras,apa yang diucapkan harus itu yang dilakukan.

Mama Khafi menghentikan langkahnya saat didepan pintu keluar,ia berbalik menatap keluarga Faidhan"Lebih baik kalian juga pulang,daripada harus menanggung malu jika putra kalian menikahi seorang janda" ujarnya lalu berbalik dan melanjutkan langkahnya

Setelah keluarga itu pergi,kini diruang itu hanya tinggal seorang pemuda lagi dengan keluarganya.

"Maaf ya atas kejadian barusan"ujar bibi Hasna merasa tak enak

Umma tersenyum"Tidak papa"

Paman Hasna berdehem pelan"Jadi?kamu mau melanjutkan lamaran ini atau akan seperti yang tadi?"

"Sa___ "ucapan Faidhan terpotong

"Sebelumnya maaf telah memotong ucapan kamu,dan saya mohon jangan ada yang memotong ucapan saya"ujar Hasna

Semua diam menunggu ucapan Hasna selanjutnya.

"Benar kata ibu tadi,Hasna seorang janda,Hasna bukan perempuan baik-baik,jadi kalian lebih baik pulang,daripada nanti kalian akan malu jika mempunyai menantu seorang janda seperti saya"

"Maaf Hasna sama sekali tidak bermaksud mengusir kalian,maaf"ucap Hasna pelan

"Dan kamu Faidhan,kamu bisa mencari perempuan lain,perempuan yang lebih baik dari saya,dan pastinya bukan seorang janda seperti saya"lanjut Hasna menatap Faidhan

"Kamu seorang gus,apa nanti kata santri mu jika gus nya menikahi seorang janda?"

"Saya harap kalian mengerti apa yang saya ucapkan"setelah mengucapkan itu Hasna langsung bangkit dan berlari kecil meninggalkan ruang tamu,ia menaiki tangga menuju kamarnya

Ia terus berlari kecil tanpa menghiraukan suara bibi yang terus memanggil namanya.

Ia membuka pintu kamar dan masuk lalu dengan cepat pintu dan menguncinya.

Tubuhnya luruh detik itu juga,ia menekuk lututnya  menumpukkan kedua tangannya diatas lutut dan menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan

Ia menangis,air mata terus mengalir dikedua pipinya dan hanya suara isakkan yang terdengar,tangannya mencengkram dadanya berharap rasa sesak didadanya hilang.

"Sakit Tuhan"lirihnya



















-Tbc-

My Husband young Ustadz |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang