Bagian 1

3 1 0
                                    


Freya dan Lucas, adalah sahabat sejak kecil, yang terpaut usia 3tahun. Keduanya bagaikan prangko yang selalu melekat, saling melengkapi dan memahami. Ahh ... benar- benar swett.

Keduanya kini sedang berada di negara barat, menikmati indahnya hamparan salju berwarna putih, dan dinginnya angin yang menerpa wajah mereka. Sambil sesekali saling melempar bola salju, seperti seorang pasangan baru yang sedang berbulan madu bukan?

“Ayo pulang. Di sini, sudah semakin dingin.” Lucas menggenggam erat tangan Freya yang di lapisi sarung tangan, agar tetap hangat.

“Sebentar, kemarikan ponselmu” Freya menjulurkan tangannya meminta ponsel Lucas, Lucas langsung memberikan ponselnya. Tanpa bantahan apa pun yang keluar dari mulutnya

“Selfie itu wajib. Kalau bepergian,” ucap Freya.

Freya mulai mengangkat ponselnya untuk memulai selfie, Freya memberikan aba-aba pada Lucas, agar berada di belakang Freya. Lucas yang mengerti langsung berjalan ke belakang Freya.

Lucas memeluk pinggang ramping Freya, dan Freya. Sedikit melotot dan menjadi kikuk mendapatkan perlakuan dari Lucas, tapi berusaha untuk tenang agar selfie yang di inginkannya berjalan lancar. Lucas tersenyum samar melihat tingkah Freya, yang menurutnya sangat manis

Satu

Dua

Tiga

Cupp!

Cekrek!

Mata Freya membulat sempurna, saat Lucas mencium pipinya.

“Apa yang kau lakukan?” cicit Freya dengan wajah bersemu merah, entah itu karena dingin atau karena ciuman dari Lucas

Lucas terkekeh geli, melihat Freya dengan pipi memerah sambil mengusap pipi yang tadi di ciumnya.

Lucas mencubit pelan hidup mancung Freya. "Coba lihat, hasil fotonya." Lucas kembali memeluk pinggang ramping Freya dan menyandarkan dagunya di bahu Freya.

Freya mendengus kesal, sekaligus malu dengan perbuatan Lucas. "Lho! Kok wajah aku, jelek begini?" protes Freya

Karena di dalam foto itu, Freya dengan mata yang melotot sempurna dan mulut yang menganga. Dan itu semua, adalah ulah Lucas.

Freya ingin menghampus foto tersebut. Namun, dengan cepat Lucas merampas ponselnya dan memasukkanya ke dalam mantel hangatnya.

"Aihh! Foto itu sangat tidak bagus." Freya berusaha untuk mengambil kembali, tapi tak bisa

"Tentu saja bagus. Kau dengan mata besar dan mulut lebar. Hahaaa ....," ledek Lucas dengan tawa yang besar

Freya menatap Lucas sejenak dengan wajah cemberut, kemudian Freya memilih untuk pergi meninggalkan Lucas yang tertawa.

Lucas menarik tangan Freya, dan memahannya.

"Sudahlah," gumam Lucas, yang masih bisa di dengar oleh Freya. Lucas mengelus pelan pucuk kepala Freya. "ayo pulang," ajak Lucas

Beberapa menit kemudian,

Lucas dan Freya, berada di dalam mobil yang akan menghantarkan mereka ke bandara. Freya tertidur dengan menyandarkan kepala nya di bahu Lucas, dan tangan Lukas yang merangkul Freya.

Sedari tadi, bibir Lucas terus saja mengembang. Lucas memandangi foto mereka tadi, sambil mengingat-ingat momen. Dimana, pipi Freya yang bersemu merah seperti kepiting rebus, yang sangat imut di mata Lucas.

Lucas pun menjadikan foto mereka tadi sebagai walpaper ponselnya

Tak terasa, kini mereka telah sampai di kota tempat tinggal mereka. Tempat di mana mereka saling kenal, dan melewati banyak hal. Kota Dacifre. (nih kota, karangan dari Author. Lebih enak aja gitu punya kota ciptaan sendiri, hehhee. )

Saat keluar dari pesawat, Lucas dan Freya sudah di sambul oleh beberapa pengawal milik keluarga Lucas Alexsandra.

"Selamat datang. Tuan dan Nona," ucap mereka dengan serentak dan kepala yang tertunduk

Freya tersenyum dan mengangguk membalas ucapan selamat datang mereka. Tetapi, Lucas? Dia hanya memberikan wajah datar dan dinginnya

"Akhirnya, sampai juga," ucap Freya sambil meregangkan otot-ototnya yang menjadi sedikit kaku.

Mereka berdua segera pergi dengan di ikuti oleh pengawal yang membawa barang-barang mereka, dan pengawal yang di tugaskan untuk melindungi mereka.

Kediaman Alexsandra.

Freya pulang ke rumah orang tua Lucas, yang sudah di anggapnya sebagai rumah orang tuanya sendiri. Bahkan, orang tua Lucas lebih menyayangi Freya dari pada Lucas.

Saat mobil yang mereka kendarai sampai di depan pintu utama, orang tua dari Lucas langsung menghampiri mereka. Dengan wajah gembira, yang merindukan sang anak yang sudah lama tak pulang.

"Sayangnya Mama!" teriak Nyonya Delina Alexsandra.

Delina sedikit berlari dan memeluk erat tubuh orang yang sangat di sayangi dan di rindukannya. Yap!! Benar sekali. Itu adalah Freya, hehehe.

"Gimana, kamu senang kan sayang?" tanya Delina sambil melerai pelukannya. Freya mengangguk dan tersenyum lebar pada Delina

"Papa senang, kamu pulang dengan keadaan baik." Tuan Edwin Alexsandra, mengelus lembut pipi Freya

Delina dan Edwin menggerumuni Freya dan bertanya keadaan Freya. Sedangkan Lucas, hanya diam dengan raut wajah kesal. Jangankan bertanya, bahkan melihat Lucas saja pun orang tuanya enggan.

"Ayo sayang," ajak Delina menarik tangan Freya untuk masuk ke dalam.

Saat Edwin ingin masuk, tiba-tiba dia berhenti saat mendengar deheman seseorang.

"Kau, masih di sini?" ucap Edwin dengan ekspresi dingin pada anak kandungnya, tidak saat dengan Freya. "kenapa aku tidak melihatnya tadi?" ucap Edwin sambil berjalan menyusul istrinya dan juga Freya

Lucas melotot tak percaya, jadi benarkah dia tidak di lihat sedari tadi? Bahkan, badannya saja lebih besar dari pada Freya. Ayahnya sudah tahu dia ada, tetapi tidak juga menyuruhnya masuk?
Wah ... wah, beneran anak gak nih? Yaa, bener dong. Hahaha

"Sebenarnya, anak kandungnya aku atau Freya?" gerutu Lucas, dengan mengacak-acak rambut miliknya.
   

  *****************

Tiba-tiba suasana yang tadinya hangat menjadi canggung, saat kedua orang tua Lucas, berkata bahwa ada hal penting yang harus di bicarakan. Ekspresi wajah serius dan dingin, serta tatapan tajam muncul di wajah Edwin dan Delina.

Lucas dan Freya, duduk berhadapan dengan Edwin dan Delina

Bayangkan, bila orang yang baru kenal dengan mereka. Pasti, akan ketakutan melihat wajah mereka dan suasana yang dingin, seakan-akan membuat bulu kuduk berdiri. Mereka pasti memilih untuk lari sekarang juga

"Suka tidak suka, kau harus menerimanya!!" tegas Edwin pada Lucas

Secara bersamaan Lucas dan Freya mengerutkan kening mereka, mendengar ucapan dari Edwin

"Langsung saja, tidak perlu berbelit-belit," jawab Lucas yang tidak sabar menunggu hal yang akan di sampaikan.

"Kau. Akan papa jodohkan, dengan anak rekan bisnis. Papa"

Damm!!

Keduanya sekaan-akan tersambar petir dengan ucapan Edwin. Lucas dan Freya sama-sama membeku, dengan keterkejutan mereka.

Lucas dan Freya saling menatap satu sama lain, dengan nafas sedikit memburu dan detak jantung yang tak stabil.

Mereka sungguh tidak percaya dengan ini, apa ini? Mereka baru saja pulang menikmati liburan yang sangat menyenangkan. Namun, kenapa bisa mendengar kabar seperti ini?
Di jodohkan? Dengan siapa?

ICE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang