"Congrats ya Ra, gua udah yakin seratus persen sih kalo lu yang bakal kepilih."
"Oh iya acara rahasinya harus seru lho, karena gua udah milih lu."
"Semangat jadi pemimpin Ara!"
"Pemimpin ndasmu!" Gerutunya dalam hati.
"SELAMAT ARA!" Teriak Nara tepat di sebelah telinga Aurora.
Aurora mengelus telinganya. "Gak usah teriak juga anjrit," rutuknya. Nara hanya terkekeh.
Sebenarnya mereka sedang berada di kantin setelah anggota osis yang lain mengumumkan bahwa Nira dan Aurora yang terpilih menjadi ketos dan waketos. Dengan Aurora sebagai ketua dan Nira sebagai wakil.
"Selamat dek Ara, si Nira pasti seneng tuh karena kepilih."
Aurora tersenyum saat beberapa kakak kelas memberinya selamat. Ayok Ara! Demi traktiran sebulan!
"Hehe iya, makasih kak." Ujar Aurora dengan tersenyum.
"Araaa," Nira menghampiri dan memeluk Aurora. "Huaaa akhirnyaaa impian terakhir gua di sekolah ini terwujud." Nira meneteskan air matanya. Aurora tersenyum, membalas pelukan Nira, dan menepuk pundak Nira.
Nara menoyor kepala Nira yang berada di sebelahnya, ia duduk di samping Aurora. "Gak usah lebay, mau jadi jamet SMA ini lo?" Tanya Nara seperti ejekan.
Nira melepaskan pelukannya dan menampar belakang pundak Nara. "Sialan lo. Mie masih dimasakin sama gua juga, oh! Apa lu mau mulai masak mie sendiri sekarang?" Ancam Nira dengan senyumnya.
"Iya iya mohon maaf tuan putri," balas Nara malas. Daripada ia harus memasak mie sendiri. Nira tersenyum, merasa senang karena Nara meminta maaf padanya yang secara tidak langsung mengatakan bahwa ia menang.
"Araaa!" Panggil Carla. Aurora mengacungkan jempolnya.
"Kalo gitu gue ke meja temen gue ya kak, makasih dukungannya, permisi." Nira mengangguk dan tersenyum begitu juga dengan yang lain.
Aurora tadi bergabung dengan meja kakak kelas atas permintaan Nara yang mengajaknya duduk di sebelahnya selama temannya belum datang.
Kelas 11 IPA 3 keluar untuk istirahat lebih lama dari kelas yang lain, biasa, gurunya tidak sadar jika bel istirahat sudah berbunyi sejak tadi. Biasanya Aurora atau Fakhri yang akan menegur guru tersebut, namun calon ketos dan waketos diperintahkan untuk berkumpul di aula bersama beberapa anggota osis kelas 12 yang lain untuk menghitung jumlah suara pemilihan.
Fakhri tidak bersama Aurora karena ia dipanggil oleh guru matematika untuk mengikuti pra olimpiade matematika tingkat kota bersama dua siswa lainnya setelah acara penentuan ketos dan waketos selesai.
"Fakhri kemana Ra? Lu telen ya?" Tuding Rion langsung begitu Aurora duduk di hadapannya.
Sebelum duduk di hadapan Rion— Aurora sudah memesan makanannya melalui Lista, ia menitipkan pesanannya pada Lista, antrian lumayan panjang untuk mie ayam.
"Iya gue telen, enak lu dagingnya kriuk kriuk gitu." Jawabnya santai.
"Anjrit, psikopat." Ujar Rion.
Aurora menarik sebelah sudut bibirnya lalu menatap Rion. "Baru tau lu?"
"Anjer Ara bercandanya ngeri," kata Nopal. Aurora tertawa pelan kemudian.
"Serius ege Ra, si Fakhri di mana?" Lion yang bertanya.
"Gak tau ege Yon gue juga," Aurora menjawab dengan nada mengejek.
"Nih bocah satu ngeselinnya kambuh ye," balas Lion.
"Ye ye, emang lu gak tau si Fakhri ikut olimpiade?"
"Ya tau sih.. tapi kan acara olim nya masih mingdep, sehari sebelum acara festival." Jawab Lion.
"Ya dia latihan soal dulu lah ege, buat persiapan." Ucap Aurora sedikit meninggikan suaranya karena kesal. "Ngomong-ngomong soal olimpiade, ada yang punya nomor kak Zayn gak? Gue mau ngomong sesuatu." Tanya Aurora.
Lion senyum-senyum tidak jelas. "Caelah, yang cinta pada pandangan pertama."
Aurora melempar gumpalan tisu ke wajah Lion. "Cinta ndasmu!"
Klaris yang berada di sebelah Aurora mulai bersuara. "Minta ke Fakhri aja Ra, dia kan wakil ketua tim basket sedangkan Zayn ketua basket jadi pasti punya nomornya lah," ucap Klaris sambil memainkan handphonenya.
"Eh iya, gue lupa kalo ada lu di sebelah gue." Klaris hanya berdecih. "Lagian tumben banget lu daritadi main hape bae, biasanya juga nyerocos aje."
Klaris menaruh jari telunjuknya di depan mulut Aurora. "Sttt.. diam ya anda, saya sedang otewe menjadi rich student."
"Ya ya ya," Aurora memutar malas bola matanya.
"Dia emang gitu tau Ra daritadi, main hape muluu, aku nanya aja dia cuman 'iya iya' doang terus kadang senyum sama ketawa-ketawa sendiri." Adu Carla pada Aurora.
"Ckck, lagi stress dia kayaknya." Aurora melirik Klaris yang sedang senyum-senyum tidak jelas sambil menatap handphonenya. "Biasalah baru keluar dari rsj dia," kelakarnya.
Klaris tertawa pelan setelah mendengar ucapan terakhir Aurora.
"Tuh kan, beneran gila." Tutur Aurora.
"Dih, beneran stress." Ucap Lion, Nopal, Rion bersamaan.
•Older Me•
tau gak sih ajajjsbs ran tuh baru nulis beberapa kalimat di part ini dan langsung nulis part 53-55 karena ran kira ran udah selesai nulis part ini sksksk jadi mohon maaf kalo agak gimana gituu bahhaha ^o^
ah iya, ran malam ini update two part cause untuk bebepara hari ke depan ran gak bakal update dulu karena mau ukom!!!!
doain yaaa supaya ran bisa dan lancar pas ukom soalnya tbl tbl takut banget loch (╥﹏╥)
salam jodoh, rangurlazy
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐥𝐝𝐞𝐫 𝐌𝐞
Teen Fiction"Shut up! I'm olders you!" "But i'm your boyfriend!" ΔCover dan foto yang ada di dalam cerita berasal dari pin meski tidak semua!Δ Higest rank : #1 in junior [17-05-2022]