Aquila

479 37 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









🌠🌠🌠

Nyatanya, kasus perundungan sangat susah dilenyapkan dari muka bumi ini.

Orion dan kedua temannya tertawa puas melihat seorang junior basah kuyup karena ulah mereka. Dinginnya es teh manis membuat warna baju siswa tersebut kecoklatan. Wajahnya hanya bisa menunduk. Tidak berani melawan. Begitu juga dengan orang-orang di sekitarnya. Mereka tak berani berurusan dengan Orion, Genta, dan Neon.

"Anak Mama … utututu …."

Genta dan Neon semakin terbahak ketika Orion menggoda siswa tersebut. Tubuhnya yang pendek membuat Orion leluasa memperlakukan semaunya. Jika mereka berdiri bersama, tinggi siswa tersebut mungkin hanya sebatas dada Orion saja.

"Yah … Nangis lagi! Hahaha …."

Orion mencengkeram dagu siswa yang diketahui bernama Rigel itu. "Makanya, nggak usah sok ngelawan sama gue!" peringkatnya dengan nada tajam. Setelah itu, ia mendorong pelipis Rigel hingga siswa tersebut hampir tersungkur.

"Ini peringatan terakhir buat lo!"

Kedua tangan Orion bergerak mendorong tubuh kurus di depannya. Kali ini Rigel berhasil terjatuh. Suasana kantin semakin mencekam. Bunyi gebrakan telah menyuruh mereka berhenti. Bahkan Genta dan Neon yang tadi terbahak juga ikut bungkam. Kedua cowok itu tahu batas. Jika Orion sudah seperti ini, berarti teman mereka benar-benar marah.

"Nggak ada gunanya punya kekuatan lebih tapi cuman buat nyakitin orang yang lemah!"

Semua atensi tertuju pada seorang cewek yang entah sejak kapan berada di sana. Cewek itu dengan sigap membantu Rigel yang tengah sesenggukan di atas tanah. "Lo nggak papa?" tanyanya dengan lembut.

Wajah Orion memerah. Cowok itu mendengus dingin dengan tatapan menusuk ke arah cewek yang belum ia ketahui namanya itu. "Berani-beraninya anak baru nantangin gue?!" ucapnya dengan nada keras. Ia tidak suka dilawan. Apalagi oleh seorang cewek.

Cewek tadi menatap balik Orion. "Gue emang anak baru! Tapi bukan berarti gue bisa diem aja ngeliat kelakuan lo yang seenaknya itu!" balasnya dengan cepat. Tak ada rasa takut yang terpancar dari sorot matanya. Kata-katanya mantap. Seperti sudah disiapkan jauh-jauh sebelum kejadian.

Semua orang menatap takjub pada cewek itu. Genta dan Neon bertepuk tangan tak bersuara. Baru kali ini melihat ada yang berani pada teman mereka yang terkenal keras itu.

Orion mengeluarkan pandangan menelisik. Hingga siapapun yang dilihat dengan mata tajam dan retoris itu akan merasa risih.

"Strawberry girl," kata cowok itu terdengar sinis yang masih bisa didengar Luna.

Sejenak, Luna mematung bagai disiram air dingin. Sebutan tadi … apakah—

"Berhenti jadi tukang bully!"

Semesta Bercerita (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang