2. School

42 3 0
                                    

Ini hari pertama gue sekolah. Yuhuu... Gue sekolah di SMA Nusantara. Sekolah yang passing gradenya tinggi. Gue satu sekolah sama Niel. Tapi gue udah ngingetin dia supaya acting gak kenal gue. Karena kabarnya Niel tu cogan populer di sekolah. Gue takut kalo satu sekolah tau gue kakaknya entar gue ikut populer. Trus dideketin orang-orang bertopeng.

Kaya di Jepang. Gue populer di sana. Tapi semua yang temenan ama gue cuma manfaatin kepopuleran gue. Mereka pada pake topeng. Di depan gue ngebaikin, di belakang ngejelekin. Gue benci banget ama orang kaya gitu.

Sekarang udah jam 6. Gue udah rapi pake seragam SMANTARA. Kemeja putih dan blezer hitam dipadu dengan rok merah bergaris 5 cm diatas lutut. Gue selalu make sneakers item kesayangan gue.

Gue udah sarapan. Sambil nunggu Niel manasin motor, gue merapikan rambut yang dikuncir kuda dengan menyisakan sedikit rambut di dekat telinga.

Oh, ya. Katanya gue kelas 11 IPA-1. Kalo Niel 11 IPA-3. Eh lupa. Gue belom cerita ya kalo si Niel itu adek gue. Tapi lebih tepatnya kembaran gue. Kita gak kembar identik. Tapi soal sikap kita kayak kue tart dibelah dua.

-----------------------

Gue turun di halte deket sekolah. Biar gak ketahuan. Awalnya si Niel minta nganterin gue ampe samping sekolah. Takut gue kenapa-napa. Tapi gue gak mau. Lagipula gue bakal aman. Gue senior judo, haha.

Pas udah di sekolah gue langsung menuju kelas. Di koridor semua anak pada ngeliatin gue. Ada yang senyum, ngelirik, sinis maupun cengo.

Sampe di kelas, gue langsung nyari tempat duduk. Tepatnya di pojok belakang deket jendela. Tepat setelah pantat gue nempel di kursi, cewek depan gue nengok.

"Hai, Gycell! Gue Kania," serunya.

Tunggu. Dia tau nama gue?! Kok bisa??

"Lo pasti bingung ya dari mana gue tau nama lo? Kemaren pas Bu Kepsek ngumumin bakal ada murid baru, beliau nyebut nama Gycella Ayuzawa Wijaya. Itu elo kan?" lanjutnya.

Ha? Bu Kepsek ngomong gitu? Haduuh...

"I-iya, gue Gycell. Tapi lo panggil gue Uza aja," jawab gue sambil tersenyum manis.

"Gycella Ayuzawa Wijaya!" seru sebuah suara berat dari pintu kelas. Seluruh murid cewek pada teriak histeris.

Di sana emang berdiri cogan tinggi bermuka datar. Dia menyisir seluruh kelas sampai akhirnya ketemu sama tatapan datar gue.

"Keluar lo!" perintahnya lalu menghilang.

"Siapa sih?" gumam gue.

"Itu Kak Zilo. Dia Ketos di sini. Lo paling diajakin keliling sekolah. Biasanya kalo ada murid baru emang gitu," jelas Kania.

Gue ber-o ria lalu berjalan keluar kelas. Di tembok depan kelas, Kak Zilo nyender dengan kedua tangan berada di saku celana dan pandangan tajam lurus ke depan.
Keren sih. Tapi di Jepang udah banyak.

Gue ngehampiri dia dengan tatapan datar gue.

"Lo harus ikut gue keliling sekolah," perintahnya.

"Gak usah, kak. Gue bisa pergi sendiri," balasku lalu berbalik hendak masuk kembali ke kelas. Namun sebuah tangan menahanku.

"Ini perintah. Bukan ajakan," ucapnya.

"Ini penolakan. Bukan penawaran," sahutku membalas.

Ia menatap tajam ke arah gue. Gue bales natap manik hitam legamnya. Sebagai bukti gue nantang dia. Tiba-tiba dia senyum miring.

"Okay. Balik sono!" serunya. Lagi lagi dia memerintah.

"Gak lo suruh juga gue balik," ucapku lalu kembali masuk ke kelas.

"Wait!" cegatnya.

Gue terpaksa balik badan lagi
"Dasi lo mana?" tanyanya dengan mata melirik ke arah kerah kemeja atas yang sengaja gak gue kancingin dengan senyum miring. Gila nih anak. Mesum tingkat dewa. Sama aja kayak cowok di Jepang.

-----------------------
Zilo POV

Gue kok jadi senyum-senyum gaje gini ya? Gara-gara si murid baru itu. Dia berani nantang gue. Padahal yang lain takut ama gue. Dia belom tau siapa gue. Eh, tapi dia lucu juga. Manis. Gayanya juga gak feminime. Keberaniannya juga oke. Pinter lagi.

"Eh, yan. Lo gila ya?" bisik Derry menyadarkan gue dari lamunan gue.

"Apa?" tanya gue datar.

"Elo dari tadi senyam senyum gaje. Kesambet apa lu?" tanyanya.

"Kazilo Brian Purnama! Abraham Derry Wisana! Kalau kalian sudah bosan dengan pelajaran saya keluar sekarang juga!" teriak Bu Titin, guru Fisika yang super Killer.

"Engga, bu. Maap," balas Derry cengengesan.

Gimana? Partnya udah lebih panjang kan dari sebelumnya? Hehe.

Maap ya kalo masih banyak kesalahan. Apalagi partnya Zilo yang gantung itu, hehe.

Jangan lupa baca chap selanjutnya ^^

LOVE? I dont careTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang