15. Rumah Pribadi

609 140 47
                                    

Sebelum membaca, diharapkan untuk vote terlebih dahulu.

Setelah sampai di Hanasta, Valendra langsung bersiap kembali untuk menemui seseorang. Ia berganti pakaian terlebih dahulu, lalu langsung menunggangi kudanya kembali.

Kalandra ia minta untuk tetap di Kerajaan agar menggantikannya mengurus beberapa masalah. Tenang saja, Kalandra sudah biasa menggantikan Valendra untuk mengurus masalah kerajaan seperti ini.

Kembali dengan Valendra, raja satu itu bersama kedua pengawal pribadinya—Aldari dan Ryan sedang menuju ke salah satu tempat yang berada di pegunungan.

Tempat itu tersembunyi, letaknya berada di tengah-tengah hutan yang ada di pegunungan, membuat jalan menuju tempat tersebut cukup berbahaya.

Lagi pula, rumor bahwa pegunungan tersebut berbahaya karena banyaknya hewan buas membuat warga tidak ada yang berani mendekati gunung itu.

Valendra sampai di gunung tersebut setelah menempuh setengah jam perjalanan memakai kuda.

Alasan Valendra ingin menemui orang tersebut adalah karena Aeris. Gadis itu menolak tawaran Valendra, sebenarnya yang menolak lebih awal adalah Loria—kakaknya, jadi mau tak mau Aeris pun mengikutinya karena selain Loria adalah kakaknya, ia juga merupakan pemimpin tim Aeris yang sedang menjalankan misi di tahun 1822 ini.

"Yang Mulia, apakah kau serius dengan ini?" Salah satu pengawal Valendra yang bernama Aldari bertanya.

"Tentu saja." Valendra menjawab singkat.

"Walau sudah menghilang selama dua tahun, dia tetaplah Ratu dari Hanasta. Dan Ratu kalian saat ini berada di luar Hanasta tanpa perlindungan. Apakah kita harus diam saja ketika kita memiliki pasukan yang banyak untuk melindunginya?" lanjut Valendra. Tidak ada yang menjawabnya, Aldari dan Ryan hanya mengangguk pelan mendengarnya.

Sedikit lagi mereka sampai, setelah melewati sungai, tempat yang mereka tuju berada di sebelah kiri.

Valendra memelankan laju kudanya ketika sampai. Seseorang yang mungkin adalah pemimpin tempat tersebut keluar untuk menyambut Valendra.

"Hormat kami, Yang Mulia Raja Valendra." Orang-orang yang ada di situ hormat, mereka menundukkan kepala mereka.

Valendra menganggukkan kepalanya. Ia berjalan ke ke dalam dengan dua pengawal di sisi kanan dan kirinya.

"Ada apa Yang Mulia berkunjung tanpa memberitahu terlebih dahulu?" tanya pemimpin tempat tersebut.

"Kita harus bicara. Hanya berdua saja," ucap Valendra. Orang tersebut langsung mempersilakan Valendra untuk masuk ke dalam salah satu rumah.

"Tidak usah bersikap formal di sini," kata Valendra saat orang tersebut sudah menutup pintu rumah.

"Baiklah, ada apa?"

"Aeris, dia ada di sini." Ucapan Valendra sontak membuat orang tersebut terkejut.

"Bagaimana bisa dia di sini?"

"Dia mencari temannya yang hilang. Aku sudah menawarkannya untuk menginap beberapa hari di Kerajaan Hanasta, namun, dia menolaknya. Saat ini, dia berada di Daniswara tanpa perlindungan apa pun." Orang tersebut diam, masih mencerna apa yang dikatakan Valendra barusan.

"Itulah mengapa aku ke sini. Aku membutuhkan pasukanmu untuk menjaganya," lanjut Valendra.

"Aku tidak tenang jika harus membiarkannya berkeliaran di Daniswara tanpa perlindungan. Dia bisa saja menjadi target dari Hantu Malam."

Orang tersebut terdiam beberapa saat, ia lalu menganggukkan kepalanya. "Kami akan menjaganya. Aku akan bersiap-siap dan langsung pergi menuju Daniswara."

Edith: RetrouvaillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang