Happy reading
Pov lura
Dengan langkah yang tergesa gesa aku memasuki rumah sakit, Kulihat bang afi dan bunda didepan pintu UGD .
" Bunda ayah gimana bun " tanya ku dengan raut khawatir" Lura, Hiks....bunda belum tau lagi Ra " jawab bunda yg masih menangis pelukan bang afi .
" Perasaan tadi pagi ayah kelihatan sehat dan segar malahan aku lihat sempat ayah nyiram bunga punya bunda d taman sama ajak jalan-jalan si nyeo keliling rumah " ucap ku saat mulai menenangkan diri.
"Hem..... ,tapi yang abang bingung ini kenapa ayah nerobos lampu merah, yang kita tahu ayah selalu taat peraturan lalu lintas ,iya kan ?" dengan suara tenang mungkin.
" He'em"
"Bunda juga gak tau sama ayah kalian , kita doa kan semoga ayah kalian diberi keselamatan oleh Allah" kata bunda yang sudah berhenti menangis.
"Aamiin" jwab aku dan bang afi.
Atensi kamipun teralihkan dengan keluarnya dokter dari ruang UGD ,dan kami pun menghampiri sang dokter.
"Dengan keluarga pak Malviano" ucap si Dokter." Iya dok, kami keluarganya " jawab bang afi mewakili.
" Mohon maaf sebelumnya, kami sudah berusaha semaksimal mungkin , dengan terpaksa saya menyampaikan pak Malviano dinyatakan meninggal dunia, pada tanggal 8 juli 2017 jam 11:45 menit... mohon maaf kami sudah berusaha semampunya, dan saya ikut berdukacita" ucap si Dokter dan pergi sesudah mengucapkan kabar duka itu.
Deg
Seakan jatuh dari jurang ragaku seakan melayang mendengar ucapan dokter bahwa ayah meninggal kan kami .
Perlahan tubuhku merosot jatuh kelantai kulihat bunda menagis histeris dipelukan bang afi Dan saat itu air mataku mengalir deras dengan kenyataan ayahku cinta pertama anak perempuannya meninggalkanku untuk selamanya.Pov and
°°°°°°°°
" Lura abang sama bunda mau pulang, kamu bareng abang?"
"Duluan aja, aku nanti aja pulangnya" jawab ku masih memandangi gundukan tanah ayah.
" Oky ,tapi jangan lama-lama yah disini,takutnya kamu kehujanan "
"Iya "
bang afi Pergi , tak lama hujan pun turun membasahi bumi seakan langit ikut merasakan kesedihanku.
"Hiks... Ayah" ucapku dibawah guyuran hujan yang semakin lama semakin deras.
" Ayah kenapa tinggalin lura, Nanti siapa yang ajarin ngerjain PR lura yang lura gak paham,yang ngasih aku uang jajan lebih,yang bisa lura ajak jalan-jalan, yang selalu manjain lura, yang ngantar lura kalau lura males naik si dulda, ya.. yang... Hiks ayah" ucap ku yang masih menangis dibawah guyuran hujan.
" Mungkin Allah lebih sayang sama ayah mungkin ini juga sudah takdir yang Allah rencanakan " ucapku berprasangka positif untuk menenangkan diriku dengan menghapus air mata walau air mata yang tak terlihat dibawah guyuran hujan.
"oky ayah lura Sebisa mungkin lura ikhlasin ayah , gak mungkin juga kan lura benci sama sang pembuat rencananya , lura Selalu ingat nasehat nasehat yang ayah berikan kepada lura makasih ayah "ucap ku setelah berhenti menangis.
" Ayah lura izin pulang dulu yah, nanti kalo lura ad waktu luang, pesti lura jenguk ayah, ayah yang tenang yah disana" cup.." kucium batu nisan ayahku
" lura pulang ayah assalamualaikum " ucap ku pergi setelah mengucapkan selam, walau tidak akan ad yang membalas salam ku.
°°°°°°
berjalan di trotoar tak tentu arah setelah pergi dari pemakaman ayah dengan langit yang masih menjatuhkan air matanya .
Ku terus berjalan tak ada tujuan dengan kepala yang terus menunduk kebawah seperti tak ada semangat untuk hidup.Aku terus berjalan di trotoar merasa aku menyeruduk sesuatu ku kira itu tiang listrik, ku berjalan ke samping kiri tiang itu dengan kepala yang masih menunduk ku melangkah ke depan tapi aku masih menyeruduk tiang ,marasa kesal ku lirik kedepan dengan kapla yang masih menunduk
"sejak kapan tiang listrik pake sepatu, ck ck ck...ada ada aja zaman sekarang mentang mentang teknologi makin maju dan manusianya pada guluwup dari zaman jigung tiang listrik pun guluwup juga mana pake sepatu kinclung bener
"Ucap ku yang mengomentari tiang listrik dan zaman sekarang."Tapi kenapa di sana hujan d bawah gw gak yah?,mungkin ada ke ajaiban awan nutupin lo ra supaya lo gak kehujanan lagi kaya cerita Rasulullah" dalam benak ku" tapi kan gak mungkin yah" bicara ku
" Ehem " suara seseorang
" Kuk awan bisa ada suaranya fix sih ini shoitanirajim" ucap ku
"Angkat dulu kepalanya " suara itu terdengar lagi.
Saat gw angkat kepala gw
"masyaallah ya Allah ini teh pangeran turun dari kayangan " ucap
Setelah terdiam beberapa detik" Pulang ,gw antar " ucap nya dengan Muka datar.
"Astagfirullah ra jangan terlalu dipandang zina mata ra ,zina mata astagfirullah "gumam gw kediri sendiri, yang belum mendengar perkataan si laki-laki
"Masuk" katanya yang udah bukain pintu mobil, dibawah guyuran hujan.
" Eh.. "kagat gw, lama gw gak yaut ucapan dia.
" gak gw apa apaen, kalo gw berani apa apaen lo,lo bisa telpon polisi" ucapnya
tiba-tiba, mungkin dia ngebaca raut muka gw yg kurang percaya sama dia.(ya iya lah sapa juga langsung percaya sama orang yang baru dikenal) ngebatin
" Oky .. awas aja lo" finali gw terita tawaran dia.
" mayan garatis hihi.."gumam gw dalam hati, awalnya dia udah bukain pintu depan mobil tapi gw lebih milih duduk d belakang .
" Kenapa gak jalan " kata gw sama dia yg udah masuk kedalam mobil.
" Gw bukan supir lo jdi lo duduk d depan samping gw " ucap dia nekan kata supir pada kalimatnya.
" Gak ,gak mau gw, kita gak muhrim oky , klo lo mau antar gw ,lo harus turutin kemauan gw, kalo lo gak mau, gw bisa pulang sendiri " ucap gw dengan nada menantang.
Gw liat dia mejamin mata mungkin dia marah sama gw,bodo amat , i don't care. " oky .... Alamat lo" jawabnya pasrah.
"JL. Jangan terlalu berharap , kompleks angan-angan no 24......" jawab gw.
°
°
°
°
°
°
°°
°
°
°
°°
°
°Maaf yah kalo ceritanya geje atau alay kerna aku masih pemula banget .
Bahasa yang aku gunakan itu campuran yah 😁, jangan lupa like tanda bintang pujuk kiri bawah 👌
KAMU SEDANG MEMBACA
Scanario
Teen FictionBaca aja, author males buat deskripsi... bahasa :campur aduk hasil imajinasi sendiri. Yg gak suka silahkan tinggalkan. By