Confess

61 6 5
                                    

Yoon dan Jaechan tengah berada di kamar mereka, latihan vokal baru saja selesai. Mereka juga sudah membersihkan diri dan juga makan malam, hanya membunuh waktu hingga mereka mengantuk dan tidur untuk beristirahat.

Yoon duduk di ranjangnya, ia tengah membayangkan skenario yang bisa saja terjadi, atau pun tidak. Entah berapa menit berlalu Yoon berkutat dengan skenario imajinernya, Jaechan yang tadinya duduk sekarang sudah merebahkan tubuhnya.

Untung saja Jaechan tidak mengajaknya bicara, ia hanya sibuk menggulirkan jarinya di handphonenya. Entah apa yang sedang ia lihat, Yoon sendiri terlalu sibuk dengan pikirannya untuk mencari tau.

Sesekali Jaechan tertawa kecil, juga terbahak-bahak. Di tengah lamunan Yoon, ia menduga jika Jaechan sedang membaca komentar-komentar fansnya atau sedang melihat meme yang bertebaran di sosial media. Hey, idol tau semua meme yang dibuat oleh fansnya.

Semakin dekat skenario Yoon ke tahap eksekusi, jantung Yoon berdegup kencang. Ia bahkan bisa mendengar degup jantungnya sendiri, sesekali ia melirik Jaechan apakah ia juga mendengar degup jantung yang tidak beraturan ini.

Terima kasih kepada hujan yang membantu meredam degup jantungnya. Baru kali ini ia berterima kasih kepada hujan, biasanya ia mengutuk hujan yang tiba-tiba turun ketika ia sedang membeli kopi di luar kantor agensi.

"Jaechan," Jaechan hampir jatuh dari kasurnya, petir baru saja menyambar dengan keras.

"Lu kenapa duduk tegak begitu?" Tanya Jaechan setelah menoleh sekilas ke arah Yoon.

Namun Yoon tidak menjawab, atau tidak bisa, entahlah. Ia tidak mau jawabannya keluar dengan terbata-bata. Sederhana saja, perasaan nervous yang tinggi seperti ini dapat membuat cara bicara Yoon menjadi terbata-bata dan tentu saja ia tidak mau Jaechan mendengarnya.

Kembali ke awal lagi, Yoon yang gugup dan mengumpulkan segala kekuatan untuk berbicara dan Jaechan yang fokus dengan handphonenya. Sebenarnya Yoon juga memegang handphone miliknya, namun pikirannya terlalu berisik sehingga untuk menghidupkan layar saja ia tidak bisa fokus. Yoon menarik nafas dalam-dalam, berdoa sekilas agar tidak ada gangguan kali ini.

"Jaechan,"
"Hm?"

Terjawab, kali ini Jaechan menjawab panggilan Yoon. Namun pandangan Jaechan masih terpaku pada layar handphonenya, tidak sedikitpun menoleh ke arah Yoon. Melirik pun tidak.

"Coba bangun, liat gue," kalimat terpanjang sejauh ini yang diucapkan Yoon, berhasil tanpa terbata-bata. Jaechan bangun dan menghadap ke arah Yoon, namun arah pandangnya masih ke handphonenya.

"Ngomong mah ngomong aja Yoon, gue dengerin kok walaupun gue liatin hp," baiklah, Yoon memercayainya. Jaechan memang bisa multitasking, yang merupakan salah satu hal yang Yoon sukai dari Jaechan.

"Gue suka sama lu," empat kata terucapkan dan Yoon hanya perlu menunggu tanggapan lawan bicaranya.

"Oke," hanya 'oke'? Yoon kebingungan, dalam skenario yang ia susun bermenit-menit tadi tidak ada jawaban 'oke' di dalamnya.

Yoon memikirkan arti dari 'oke' dengan keras. Apakah 'oke' untuk Jaechan juga menyukainya? Apakah 'oke' untuk mengucapkan 'terima kasih sudah memberi tau'? Apakah 'oke' hanya sekadar 'oke'? Atau yang paling buruk, apakah 'oke' untuk 'oke, tapi aku tidak menyukaimu kembali'? Andai saja ada kamus untuk kesempatan seperti ini.

"Yoon lu baru bilang kalo lu suka sama gue?" Tanya Jaechan tiba-tiba, rupanya ia baru betul-betul menangkap apa yang Yoon ucapkan tadi. Jaechan benar-benar terlihat kaget, mukanya juga memerah.

"Sorry, tapi lu tadi bilang lu suka gue kan, Yoon?" Gemas, hanya itu yang bisa Yoon pikirkan.

"Iya, jadi gimana?" Kedua alis Jaechan terangkat dan matanya berkedip cepat, ia kebingungan. Jaechan juga tidak tau ingin menjawab apa. Kemudian ia berdiri dari ranjang, berjalan cepat dan keluar dari kamar. Terdengar juga suara pintu yang ditutup. Yoon bahkan tidak menghentikan Jaechan, toh kamarnya di sini jadi ia pasti tidak akan pergi lama.

Confess (Oneshot) [KyoungChan / YoonChan] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang