Aku untuk Kamu...
Kamuuu untuk akuuu...
Namun semuaaa apa mungkin
Imannn kitaaaaaaa yang berbeda...
Tuhan memang satuuuuuu
Kitaaaa yang tak samaaaaaaa
Haruskah aku lantas pergi meski cintaa tak kan bisaaaa pergiiiiiiiiiiThis song :Peri cintaku.
Aliyah bernyanyi dengan merdu di halaman belakang sekolah, ia sedang tidak bersama Arbi namun tidak lama Hanifa yang mendengar Aliyah bernyanyi lantas menghampiri nya.
"Sesakit itu ya beda keyakinan?" Hanifa bertanya dan langsung duduk di sampingnya.
"Sebenernya enggak juga, Indonesia kan emang kuat kalo soal toleransi".
"Al, apa rasanya si suka sama yang beda agama?".
"Maksud Lo?"
"Lo sama Arbi"
"Gue sama Arbi sahabat".
"Tapi gue gak pernah liat kalo Lo itu cuman nganggep Arbi sebatas sahabat, gue tau Lo sayang sama dia lebih dari kata itu kan? Mata Lo gak bisa bohong Al"
"Sayang pasti nif, Gue udah sebelas tahun bareng sama dia"
"Jadi? Sebenernya Lo nganggep Arbi apaan?"
"Mau nya lebih, but gue gak begitu yakin"
"Why? Apa yang buat Lo gak yakin sama perasaan Lo sendiri?"
"Gue gak mau rebut dia, begitupun sebaliknya gue gak mau di rebut"
"Maksudnya?"
"Di agama gue, nikah beda agama itu hukum nya gak sah, gue gak mau Arbi masuk ke keyakinan gue"
"Bagus dong kalo dia masuk Islam? Berarti kalo kalian nikah bakalan sah?"
"Gue gak mau Arbi masuk Islam karena gue, gue mau dia jadi mualaf karena keinginan dan karena Alloh bukan karena gue"
"Berarti Lo rela kalo liat Arbi bersanding sama orang lain?"
"I Don't know, kuat? maybe no, itu yang rumitnya nif. Gue sayang sama Arbi tapi tembok kita terlalu tinggi" Hanifa tersenyum kearah Aliyah begitupun sebaliknya mereka saling senyum. Hanifa melihat tatapan Aliyah yang menyiratkan keyakinan terhadap perasaannya.
"Di agama gue, semua nya bisa kita serahkan ke dewa, Lo juga bisa berdoa sama tuhan Lo. Gue yakin Lo pasti bisa".
"Aamiin, thanks ya udah dengerin curhatan gue".
"Btw kalo Arbi punya pacar Lo gak papa?"
"Gak papa, gue gak ada hak buat ngelarang dia"
"Tapi hati Lo yang ga bisa Lo bohongin".
"Kalo Arbi Nemu kebahagiaan nya walaupun itu menyakitkan,no problem"
"Kalo gue di posisi Lo gue ga bakalan bisa terima orang yang gue sayang sama orang lain"
"Gue juga sama, tapi gue gak pernah bisa maksa naf"
"Lo friendzone? "
"No gue bahkan nganggep Arbi itu pelindung gue setelah ayah, orang-orang ngiranya gue she's girlfriend, gue seneng aja orang nganggep kayak gitu tapi ya gak bisa di bohongi gue sama Arbi cuman sahabat".
Tepat di pohon dekat halaman belakang Arbi dari tadi mendengar kan obrolan Aliyah dan Hanifa, memang benar adanya yang di katakan oleh Aliyah sulit sekali untuk bisa bersatu.
"Tuhan serumit ini kah?" Arbi menatap sendu Aliyah yang sedang di peluk oleh Hanifa.
"Bro, tuhan gak pernah buat hambanya ngerasa susah" kavin datang menepuk bahu Arbi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA TAK SAMA
Random" Jangan lupa sholat nya cantik" Gumam nya sambil tersenyum. "Kamu juga sama, jangan lupa hari minggu ke gereja Minggu kemarin kamu gk kesana lho gara² basket kamu itu" ucap gadis yang terbalut dengan hijab serta senyum manis yang tak pernah luntur...