Seperti biasa Syam kini sedang berada di kantin bersama dengan ke-empat sahabatnya. Jey dan Chiko tampak bercanda, mereka berdua memang tidak pernah bisa diam.
"Hai semua, boleh gabung nggak?" Seorang gadis dengan rambut sebahu tiba-tiba datang.
Raut wajah Jey yang tadinya penuh candaan kini berubah menjadi galak. "Ngapain lo ke sini? Pergi sana!"
Syam menatap gadis itu kemudian berganti menatap Jey. "Lo kenal sama dia?"
Jey melirik gadis itu dengan perasaan tidak suka. "Nggak, dia mah orang nggak penting."
Gadis itu memasang wajah tidak terima. "Kok kak Jey gitu ngomongnya? Kak Jey nggak inget kita pernah ngapain aja."
"Wow Jey, lo diam-diam ternyata menghanyutkan ya. Nggak nyangka loh gue." Chiko membekap mulutnya tak percaya.
"Demi oreo, ini tidak bisa di percaya." Kini Evin mulai ikut-ikutan.
Gadis bernama Bebby itu duduk tepat di samping Jey membuat Jey agak sedikit bergeser. Jey memelototi Bebby, namun Bebby sama sekali tidak takut. Jey yang biasanya humoris, kini berubah menjadi galak saat berhadapan dengan Bebby.
"Ngapain sih lo? Pergi sana!" usir Jey.
Bebby tampak cemberut. "Kak Jey jahat banget sama Bebby."
Kening Syam berkerut. "Bebby? Kalian udah pacaran?"
"Iya." Bebby mengangguk, tentu saja dia berbohong.
"Nggak! Nggak usah ngada-ngada lo!" sergah Jey.
"Ah elah, jujur aja kalik. Nggak usah malu-malu meong," ujar Chiko.
"Demi oreo, wajib pj nih. Harus traktir gue oreo setruk," sahut Evin.
Altair menatap Jey. "Emang lo udah move-on dari si dia?"
"Apa sih nggak jelas semua!" sewot Jey.
Syam menggeleng pelan, kali ini ia melihat sisi yang berbeda dari Jey. Cowok itu tampak galak, tidak seperti biasanya. Dan menurut Syam, gadis yang ada di samping Jey cukup manis dan juga berani.
Entah bagaimana bisa Jey bertemu dengan gadis itu, Syam juga bertanya-tanya apakah Jey sudah move-on dari mantannya atau belum. Tapi yang jelas Syam akan ikut bahagia, jika sahabatnya merasa bahagia.
"Selamat ya," ucap Syam.
Jey mendelik kesal. "Selamat apaan, gue nggak jadian sama nih bocah."
"Ish ish ish." Bebby menggeleng pelan. "Kak Jey beneran nggak inget kita pernah ngapain aja?"
Jey menatap tajam Bebby. "Mau gue tendang lo?!"
"Heh, jangan kasar," tegur Syam.
"Tuh dengerin kakak ganteng, nggak boleh kasar," ucap Bebby.
"Genit lo!" Ada perasaan tidak suka di hati Jey saat Bebby memuji Syam.
"Gemes banget gila, nama lo siapa?" Chiko menatap Bebby.
Bebby tersenyum dan mengulurkan tangannya. "Kenalin ... Nama aku Bebby Jihani, panggil aja Bebby, Beb, Hani juga boleh."
"Nggak usah salaman sama dia, tangan dia berkuman." Jey menarik tangan Bebby saat Chiko hendak membalas uluran tangan Bebby.
Chiko tersenyum geli, demi apapun ia ingin tertawa. Padahal Jey sendiri yang bilang jika tangan Bebby berkuman, tapi tidak tahunnya Jey sendiri yang memegang tangan Bebby.
Syam tampak tak habis pikir, begitupun juga dengan Altair. Evin mengerjap dengan mulut yang penuh dengan oreo. Jey terlihat seperti seseorang yang sedang cemburu pada pacarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syam Story
Teen FictionDia Syam Kavalen, laki-laki yang menjabat sebagai wakil ketua geng Jevins dan mempunyai cita-cita menjadi dokter. Syam selalu memasang wajah kalem dan selalu terlihat tenang. Syam mencintai gadis berhijab bernama Nasya, namun Syam harus terjebak cin...