Mission Completed. [Part 1]

482 49 5
                                    

"Sial, mereka berhasil kabur." 

Ling menggeram. Target misi berhasil kabur. 

"Ling! Kau tidak apa-apa?" Wanwan berseru dari jauh, lantas berlari mendekati Ling. "Mereka melarikan diri." Ling bergumam kesal. Wanwan menatap Ling khawatir, menghela napas pelan. 

"Tak apa, Ling. Yang penting, kau baik-baik saja." Wanwan menepuk-nepuk pundak Ling sambil berjinjit.  Tangan Ling melambai, melepaskan tangan Wanwan dari bahunya. 

"Tetap saja, misi lebih utama."

"E-eh, tunggu, Ling--" 

"Tinggalkan aku sendiri." Ling mengabaikan Wanwan, berjalan meninggalkannya. Wanwan menatap punggung Ling yang perlahan menjauh. Ia tertunduk.

"Sulit sekali membuatnya tersenyum, atau menghiburnya sedikit saja..." Gumam Wanwan lirih. Kepalanya mendongak, iris matanya menyapu langit yang mulai gelap. 

"Mendekatinya saja sulit, bagaimana cara aku memberitahu yang sebenarnya?"

***

"Hei, ada apa, Wanwan? Aha, biar kutebarik. Kau gagal lagi, bukan?" 

Ledek Yin, saat menghampiri Wanwan yang termenung menyendiri. Wanwan memutar bola mata malas, "Berisik, Yin. Kau juga tak kunjung menyatakan perasaan pada Melissa." 

"Ayolah, lusa Melissa akan datang berkunjung kesini. Kali ini kupastikan dia menjadi milikku!" Yin berseru bangga. Wanwan hanya ber-oh ria mendengarnya. Jujur saja, ia juga merindukan Melissa, sudah lama ia tak bertemu dengan gadis itu.

"Begitu, ya? Yasudahlah." Wanwan tak lanjut berkomentar. Yin terkekeh, "Ahaha, jangan menyerah, Wan. Setahuku, hanya kau gadis yang dekat dengan Ling. Itu bagus, memperbesar peluang." 

Wanwan mendengus.

"Terkadang,  aku suka kepikiran karena jarak umur kami."  

Yin terdiam. Benar juga.

"Kau benar. Mungkin saja, tipe Ling adalah gadis tinggi, lebih dewasa, anggun, tidak kekanak-kanakan, dan pastinya gadis yang tak akan memintanya menggunakan rok--" 

"Berisik, Yin! Atau aku akan meminta Melissa menjahit mulutmu itu!" Wanwan berseru marah, wajahnya merah padam. Yin bergidik ngeri. "Ayolah, aku hanya bercanda." 

"Tapi, kalau dipikir-pikir, kau ada benarnya, Yin. Mustahil lelaki sepertinya menyukai aku yang seperti ini. Ah, mungkin aku akan menanyakan tipe gadis idealnya!" Tangan Wanwan menopang dagu. 

Yin mendengarnya, menggeleng. "Tidak perlu, Wanwan." Wanwan menatap Yin. Apanya yang tidak perlu? Itu jelas ide yang bagus, bukan? Yin terkekeh.

"Jadi dirimu sendiri saja sudah cukup, Wan." Yin menepuk-nepuk pundak Wanwan.

Bola mata Yin menerawang langit malam. "Baik, Wan. Sudah larut, aku pulang dulu. Jangan merenung berlebihan, ya." Yin berlalu, meninggalkan Wanwan.

"Tenang saja. Masalah Ling, kau pasti bisa mendapatkan hatinya." Ujar Yin, tanpa berbalik badan. Wanwan menatap punggung Yin yang semakin menjauh. Kemudian kembali termangu, menerawang langit malam.

Tanpa Wanwan sadari, dari kejauhan, seseorang menyeringai tipis. Diam-diam, memerhatikan Wanwan dari jauh. 

"Wanwan menyukaiku, 'ya?"

Yin, yang sudah jauh dari tempat itu terkekeh, bergumam pelan. "Bagianku selesai, sisanya atasi dengan hatimu, Ling."

Mission Completed. [Ling x Wanwan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang