68. Perpus

11 8 3
                                    

     Reza tampak terdiam di depan pintu rumah Rizal ia ingin mengetuk pintu tapi terasa ragu dalam dirinya, padahal biasanya ia hanya sekali mengetuk dan membuka pintunya sendiri, langsung masuk dan menuju kamar Rizal

Tapi sekarang, rasanya sangat canggung dan berbeda setelah beberapa kejadian membuat keduanya menjadi renggang dan seolah menjauh

Ia membalikan badannya hendak pergi tapi seseorang dengan motornya datang dan berhenti di carport membuat Reza menatapnya, Rizal baru pulang dan berjalan kearahnya keduanya tampak menatap tanpa berbicara

Rizal sempat terhenti saat melihat Reza berdiri di depan pintu rumahnya, ia menghela nafas dan mendekati Reza yang tampak canggung

"Ngapain kesini?" tanya Rizal, datar seperti biasa.

"Hmmm..... Gue mau ngomong sama lo" jawab Reza dengan canggung, Rizal mengangguk-angguk dan duduk di kursi diikuti Reza

"Gue minta maaf karena udah mukul lo, gue tau gue gak berhak ikut campur urusan lo" ucap Reza tanpa menoleh, Rizal termenung beberapa saat membiarkan Reza berbicara

"Gue sama Fabia, memang sering Chatting dan dia sibuk nanyain lo. Dia cuman khawatir sama lo"

"Gue gak ada niatan juga buat ngelampiasin apapun, apalagi itu Vira. Jujur gue marah saat lo bilang gitu, karena Vira gak ada hubungannya"

"Gue juga tau hubungan gak bisa di paksain, makanya gue minta maaf karena gue kelewatan"

Rizal mengangguk mendengarkannya, "Gue juga minta maaf, karena gak dengerin lo" ucap Rizal menoleh padanya.

"Gue egois" Rizal menundukan pandangannya ia begitu merutuki dirinya dan kebodohannya

"Gakpapa gue udah maafin lo" sahut Reza dengan yakin, keduanya saling menjabat tangan ala persahabatan nya dan kemudian tertawa setelahnya

"Besok gue berangkat" seru Reza membuat raut wajah Rizal berubah.

"Weh serius?" tanya Rizal tidak percaya.

"Hhm, Kak Lysta baru balik tadi"

"Lo mau ninggalin gue" kata Rizal tertawa hambar.

"Sekolah yang bener lo, jangan buat masalah mulu lah. Lo harus ada perubahan" Rizal terkekeh mendengarnya dan mengangguk-angguk

"Semoga lancar perjalanan lo" ucap Rizal tersenyum tipis.

"Hhm, gue mau pamit sama nyokap lo"

"Yaudah ayo masuk."

****

         "Gimana tes nya?" tanya Gino menatap Rizal yang baru saja keluar dari ruangan yang mengadakan tes psikotes untuk kerja ke Jepang

"Lumayan" jawab Rizal dan keduanya berjalan meninggalkan ruangan itu.

"Gue liat gak banyak yang ikutan" kata Gino menoleh kebelakang dimana para peserta lain juga sudah keluar.

"25 orang" koreksi Rizal membuat Gino mengangguk-angguk.

"Surat lulusnya di bagiin kapan?" tanya Gino penasaran.

"Belum tau" jawab Rizal seadanya, keduanya memasuki kantin dan bergabung dengan Anggi yang sejak tadi mengobrol bersama Ikal dan Tian yang sudah selesai dengan masa skors nya

"Gue kira lo belum masuk" seru Gino pada Tian yang hanya mengangkat kedua alisnya ia sibuk dengan makanannya

"Lo mau makan apa?" tanya Gino beralih pada Rizal.

"Gue bisa sendiri" jawab Rizal diangguki Gino keduanya beranjak untuk memesan makanan dan berpisah di lapak yang berbeda.

"Bang batagor satu" kata Rizal dan berdiri di samping penjaja nya.

Kulkas Aktif《Completed》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang