Matahari tenggelam dan langit semakin menggelap. Mingyu dan Wonwoo tiba di sebuah desa yang pastinya jauh dari Moridal dan memutuskan untuk bermalam di sana. Wonwoo bertanya pada penduduk sekitar hingga akhirnya mereka menemukan sebuah penginapan.
Sebenarnya mereka mulai khawatir saat melihat ada banyak kuda dan kereta kuda yang terparkir di halamannya. Dan benar saja, si pemilik penginapan mengatakan kalau tinggal satu kamar yang tersisa. Untungnya di dalam kamar itu terdapat dua buah ranjang, jadi mereka memutuskan untuk mengambil kamar itu daripada harus mencari penginapan yang lain.
Mereka pun pergi ke kamar yang sudah Mingyu bayar dengan koin emasnya. Berbeda dengan Mingyu yang melihat-lihat fasilitas kamar, Wonwoo justru langsung pergi ke balkon.
"Wah~! Taiga! Kita mendapat kamar dengan pemandangan yang bagus!" Pekik Wonwoo kegirangan.
Mingyu tersenyum gemas lalu menghampiri Wonwoo, berdiri di sebelahnya. "Oh, tidak sia-sia aku mengeluarkan dua puluh keping koinku." Dia menatap wajah Wonwoo yang terpapar cahaya rembulan itu dalam diam selama beberapa saat. "Tapi aku rasa aku tidak akan bisa tidur malam ini."
"Eh? Kenapa?" Wonwoo balas menatap Mingyu.
Tangan Mingyu terangkat menangkup sebelah pipi Wonwoo, membuat Wonwoo tertegun. "Kau cantik, Atterra. Aku menyukai senyummu. Seharusnya aku melihatmu sejak awal, bukannya Neva."
Wonwoo mengalihkan pandangannya, tidak tahu harus melihat ke mana.
"Aku tahu sejak awal ada yang berbeda darimu.. maksudku arti kehadiranmu bagiku. Di awal mungkin aku tidak melihatmu, tapi sekarang rasanya aku hanya ingin melihatmu. Aku ingin mengenalmu, Terra. Semua tentang dirimu.. aku ingin tahu itu."
"A-aku juga.." Cicit Wonwoo pelan.
"Hm?"
"A-aku juga ingin mengenalmu, Taiga."
"Jadi, sekarang hubungan kita sudah berada di tahap setelah teman?"
"H-huh?"
"Tahap saling mengenal lebih lanjut."
"Jadi.. kita bukan teman lagi sekarang? Padahal aku senang berteman denganmu."
Mingyu terkekeh pelan. "Kita masih bisa berteman, tapi kita juga bisa melakukan hal-hal yang lebih dari sekedar berteman."
"Huh? Apa itu?"
"Misalnya seperti ini." Mingyu mengecup pipi Wonwoo. "Atau yang seperti ini." Lalu dia mengecup bibir Wonwoo.
"Ta-Taiga.." Wonwoo menundukkan kepalanya. "A-aku malu.."
"Tapi kau tidak keberatan, 'kan?"
Wonwoo mengulum senyumnya dan mengangguk. Dia melihat tangan besar Mingyu yang menggenggam kedua tangannya.
"Aku bukan pria berpengalaman, Terra. Ini juga yang pertama bagiku. Tapi aku akan berusaha untuk memperlakukanmu dengan sebaik mungkin agar kau tidak kecewa padaku."
Wonwoo menatap Mingyu malu-malu. "Terima kasih, Taiga."
Mingyu tersenyum gemas. "Bagaimana kalau kita mandi lalu bersiap untuk tidur? Perjalanan kita masih berlanjut esok hari, bukan?"
"M-mandi?"
***
Setelah bergantian memakai kamar mandi, Wonwoo keluar dan melihat Mingyu yang sudah berbaring di salah satu ranjang. Wonwoo duduk di pinggiran ranjang yang lainnya dan menatap Mingyu.
"Umm... Apa kau sudah mengunci semua pintu?" Tanya Wonwoo.
"Hanya pintu depan. Kenapa? Lagipula tidak ada yang berani memanjat tembok dan masuk lewat balkon, bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The King's Bride [⏹️]
Fanfic🔞[MEANIE]🔞 Pangeran Taiga Mingyu menyamar menjadi warga biasa dan pergi dari istana untuk mencari calon pengantinnya. Tapi ada begitu banyak tantangan yang harus ia lewati untuk membawa calon pengantinnya ke istana. (ft. SEOKSOO) _________________...