Bestfriend 2

1.8K 129 27
                                    

Warn: slight nsfw

.

Dengan susah payah Sakusa berhasil membawa Tobio ke apartmen miliknya. Meski berat, tubuh Tobio tetap mampu ia gendong tanpa arti. Tujuan utama pria itu adalah kamar mandi, bau alkohol ditubuh keduanya sangat mengganggu.

"Nhh.." Tobio samar-samar membuka matanya. Ia diletakkan ke dalam tub dan sekarang Sakusa tengah melepas pakaian dan celananya. "Hh siapa kau mau apa!!" Si blueberry menyalak seperti kucing, mencakar pipi Sakusa.

"Ck! Mendokuse!" Berusaha sabar, Sakusa melempar pakaian Tobio lalu mengguyur si lelaki dengan air dari shower.

BRUSSSSS

"Tsunamiii!!" Tobio makin-makin seperti orang kesurupan, melempari Sakusa dengan segala sesuatu yang ada di tepi tub pria itu, entah sabun, shampoo dan hal-hal lain.

"Tobio!"

"Omiii hiks dingin.."

Alis Sakusa yang mengerut jadi melunak dan berubah cemas melihat Tobio yang tiba-tiba menangis. Pria itu pun mematikan shower dan segera menutupi tubuh Tobio dengan handuk.

Sakusa menggendong si biru ke kasurnya dan memakaikannya kaos dan celana pendek. Tobio sudah kembali tenang, kepalanya mendesak ke bantal Sakusa di bawah hangatnya gulungan selimut.

Yang lebih tinggi bisa berkacak pinggang, sepertinya tak apa kalau ia tinggal Tobio untuk mandi dulu. Pria itu mengambil baju dari lemari dan mandi.

Sekembalinya dari acara bersih-bersih, Sakusa menggosok rambut. "Sekarang aku tidur di mana?" Ia melihat kasurnya tengah di kuasai makhluk bumi yang sedang teler. Posisi Tobio tidur seenak jidat berubah 180 derajat dari yang tadi.

"Omi.."

Sebelah alis Sakusa terangkat, ia pun duduk di pinggir ranjang samping kepala Tobio. "Hm?"

"Ciumm."

"Tidak."

Bibir Tobio mengerucut maju seperti bebek. Matanya terbuka sedikit menatap Sakusa. "Tidak suka aku?"

Sakusa menggeleng. Ia membetulkan posisi tidur Tobio dan langsung memeluknya dari belakang. "Kau sedang mabuk, apapun yang terjadi malam ini kau akan lupa. Aku tidak mau kau melupakan ciuman pertamaku."

"Jadi kita ciuman sekarang?"

Sakusa mendengus, ia mendesakkan wajahnya ke tengkuk Tobio, memilih abai.

"Sekarang?"

"Omi sekarang?"

"Omi.. Sekarang?"

"Sekarang, Omi?"

Tobio terus bergumam sendiri sampai akhirnya ketiduran. Tangannya yang berada di atas tangan Sakusa perlahan lepas dan beralih memeluk guling di depannya.

.
.
.

Pagi-pagi Sakusa menuangkan segelas susu dari kulkas dan membawanya masuk kamar untuk Tobio.

Cklek

"Nggh.." Tobio mengolet meregangkan ototnya yang pegal dan nyeri. Matanya terbuka sayu dan melirik ke bawah, lebih tepatnya ke Sakusa yang berdiri di ambang pintu.

Pyar

Gelas di tangan pria ikal itu meluncur begitu saja dan bibirnya sedikit menganga. Apa-apaan.

Baju Sakusa yang kebesaran sedikit melorot membuat bahu kanan Tobio jadi terekspose. Mata sembab di wajah bantal Tobio yang baru bangun tidur kenapa menggoda iman, apalagi paha mulusnya yang terlihat karena semalam ia hanya memasangkan celana dalam. Shit. Sesuatu tiba-tiba terasa sesak di bawah.

Kageyama Harem Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang