🌶 so ...

1.3K 194 75
                                    

Selamat berbuka puasa 🙆

“Kalau Mas cerita begini, aku harus apa? Mas mau cerai?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kalau Mas cerita begini, aku harus apa? Mas mau cerai?”

“Ra, bukan gitu.” Tian meremas kedua tangan Rara dan berharap kata-kata itu enggak keluar lagi dari mulut istrinya. Dengannya berlutut di depan Rara yang duduk di kursi, kepalanya terbenam di atas pangkuannya, dan menciumi punggung tangan sang istri penuh sesal atas pengkhianatannya. “Mas gak mau denger kata-kata itu lagi.”

Rara bingung harus menyikapi bagaimana kejujuran suaminya ini yang tiba-tiba mengakui perasaannya terhadap perempuan lain, meski dia tidak bilang siapa orang itu Rara sudah tahu duluan. Hanya saja, dia tak menyangka bahwa Tian akan berterus terang padanya sambil berlutut minta pengampunan.

Sebagai istrinya, yang telah mengikari janji pernikahan bersamanya, Rara jelas mengalami rasa sakit yang tak dapat diungkapkan lewat kata-kata sekalipun dia sendiri telah mengetahui sebelum sang suami membongkar pengkhianatannya. Rasa sakit itu timbul karena Rara merasa gagal menjaga suaminya setelah dia gagal menjaga putranya, sehingga Tian berani mengakui di depannya bahwa dia jatuh cinta pada perempuan lain.

Ketika perasaanmu dikhianati oleh orang yang kamu sayangi, rasa sakitnya tak sebanding dengan luka ketika kamu jatuh dari sepeda motor. Sakit yang tak butuh darah sebagai pembuktian adanya luka pada dirinya. Dan sakit yang tak bisa disembuhkan dengan racikan obat dokter.

Namun, di satu sisi Rara menghargai keberanian dan kejujuran Tian padanya di saat dia sendiri sebagai istrinya sulit mengaku bahwa sebenarnya dia takut mengandung lagi semenjak kematian Dannis. Dia tidak berani berhubungan badan suami istri karena takut hamil. Dia tidak berani membawa nyawa tambahan selama sembilan bulan dan dia tidak berani mengakui ketakutan itu di depan suaminya langsung. Sementara yang Rara lakukan selama ini hanya mendesak Tian supaya mencari ibu pengganti, yang harusnya dia mengerti bahwa situasi itu pun sulit dilakukan oleh suaminya.

Rara menangis tentang semuanya dan dia tidak bisa berhenti menangis sekarang.

“Maafin, Mas, Ra.” Tian hanya pernah menangis beberapa kali dan itu selalu di depan Rara bukan orang lain.

Rara menatap kepala Tian yang tetap menunduk di pangkuannya sembari mengigit bibirnya. Dadanya terasa sesak memikirkan berapa banyak jumlah lubang di pernikahan mereka yang sengaja dibuat olehnya dan suaminya ini tanpa pernah memperbaiki lubang itu waktu ada kesempatan.

Lalu sekarang setelah semua lubang mengangga lebar bak sinkhole di pernikahannya, mereka baru menyesali semua sebab-akibatnya atas perbuatan mereka sendiri.

“Kalau sudah begini ... Mas mau apa sama aku?” Hanya kata-kata itulah yang sanggup dia sampaikan. Dan jauh di lubuk hatinya, dia sedang tidak menyalahkan siapapun atas pengkhianatan perasaan Tian terhadapnya. Perasaan itu tumbuh di hatinya karena Tian yang tergoda ingin menyicipi. Perasaan itu tidak akan tumbuh jika Tian tidak tergoda untuk menyicipinya.

Ketika semua sudah jelas dengan apa yang Tian mau, itu pun jika tidak ada campur tangan Ansel mungkin Tian akan terus menunda-nundanya, sehingga keputusan itu akhirnya dapat dia sampaikan langsung pada si perempuan baru yang telah membuatnya tergoda untuk menyicipi momen jatuh cinta keduanya.

Hotsy-Totsy [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang