Penghantar

2.1K 61 81
                                    

Di tinjau dari segi ilmu bahasa, perkataan psikologi berasal dari
perkataan psyche yang diartikan jiwa dan perkataan logos yang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan. Karena itu perkataan psikologi sering diartikan atau diterjemahkan dengan ilmu pengetahuan tentang jiwa atau disingkat dengan ilmu jiwa.
Namun demikian ada sementara ahli yang kurang sependapat bahwa
pengertian psikologi itu benar-benar sama dengan ilmu jiwa, walaupun ditinjau dari arti kata kedua istilah itu sama. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Gerangan sebagai berikut:

Arti kata kedua istilah tersebut menurut isinya sebenarnya sama, sebab kata psikologi itu mengandung kata psyche, yang dalam bhasa Yunani berarti jiwa dan kata logos yang dapat diterjemahkan dengan kata “ilmu”, sehingga istilah “ilmu jiwa” itu merupakan terjemahan belaka dari istilah “psikologi”.
Walaupun demikian, namun kami pergunakan kedua istilah dengan
berganti-ganti dan dengan kesadaran adanya perbedaan yang jelas
dalam artinya. Ialah sebagai berikut:

a. Ilmu jiwa itu merupakan istilah bahasa Indonesia sehari-hari dan yang dikenal tiap-tiap orang, sehingga kamipun menggunakannya dalam
artinya yang luas dan telah lazim dipahami orang. Sedangkan kata
psikologi itu merupakan suatu istilah “ilmu pengetahuan” suatu istilah
yang scientific, ilmu jiwa yang bercorak ilmiah tertentu.

b. Ilmu jiwa kami pergunakan dalam arti yang lebih luas daripada istilah
psikologi. Ilmu jiwa meliputi segala pemikiran, pengetahuan,
tanggapan, tetapi juga segala khayalan dan spekulasi mengenai jiwa itu.

Psikologi meliputi ilmu pengetahuan mengenai jiwa yang diperoleh
secara sistematis dengan metode-metode ilmiah yang memenuhi syarat-syaratnya yang dimufakati sarjana-sarjana psikologi pada zaman sekarang ini. Istilah ilmu jiwa menunjukkan kepada ilmu jiwa pada umumnya, sedangkan istilah psikologi menunjukkan ilmu jiwa yang ilmiah menurut norma-norma ilmiah modern.

Dengan demikian kiranya agak jelas, bahwa apa saja yang kami sebut ilmu jiwa itu belum tentulah “psikologi”, tetapi psikologi itu senantiasa juga ilmu jiwa (Gerungan, 1966:6). Dengan contoh sekelumit ini menurut pandangan Gerungan adanya segi- segi perbedaan antara ilmu jiwa dengan psikologi.

Psikologi merupakan ilmu jiwa yang ilmiah, yang scientific. Karena itu dalam mempelajari psikologi harus dari sudut ilmu, psikologi sebagai suatu secience. Hal ini juga dikemukakan oleh sartain dkk. (1967:3) Many people now insist on studying psychology as science.

Psikologi sebagai suatu ilmu, psikologi merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan pendekatan ilmiah, merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan penelitian² ilmiah. Penelitian ilmiah adalah penelitian yang dijalankan secara terencana, sistematis, terkontrol, dan dalam psikologi berdasarkan atas data empiris. Karena itu salah satu ciri psikologi sebagai suatu ilmu adalah berdasarkan atas data empiris, di samping data tersebut diperoleh
secara sistematis (Morgan, dkk., 1984).

Sesuatu teori dalam ilmu harus dapat diuji (dites) dalam hal keajegannya dan keandalannya atau validitasnya. Ini berarti kalau penelitian ulang dilakukan oleh orang atau ahli lain, menurut langkah-langkah yang
serupa dalam kondisi yang sama, maka akan diperoleh hasil yang konsisten, yaitu hasil yang sama atau hampir sama dengan hasil yang terdahulu. Apabila sesuatu teori atau hipotesis tidak dapat diuji (untestable), maka akan sulit hal itu dikatakan sebagai ilmu, dan menurut Townsend (1953) eksplanasinya.

akan merupakan eksplanasi yang mistis (mystical explanation).
Dalam pendekatan ilmiah akan diperoleh kesimpulan yang serupa bagi hampir setiap orang, karena pendekatan tersebut tidak diwarnai oleh keyakinan, keinginan serta perasaan pribadi. Cara pengambilan kesimpulan tidak subjektif,
tetapi secara objektif. Karena itulah sifat objektivitas akan selalu dituntut dalam suatu ilmu. Dengan demikian maka dalam pendekatan ilmiah orang akan selalu berusaha untuk memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu pengetahuan yang benar, dan
kebenaran ini terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang ingin mengujinya. Demikian pula halnya dalam psikologi sebagai suatu ilmu.
Psikologi sebagai suatu ilmu, psikologi juga mempunyai tugas- tugas atau
fungsi-fungsi tertentu seperti ilmu-ilmu pada umumnya. Adapun tugas psikologi ialah:

a. Mengadakan deskripsi, yaitu tugas untuk menggambarkan secara jelas hal-hal yang dipersoalkan atau dibicarakan.

b. Menerangkan, yaitu tugas untuk menerangkan keadaan atau kondisi- kondisi yang mendasari terjadi peristiwa-peristiwa tersebut.

c. Menyusun teori, yaitu tugas mencari dan merumuskan hukum-hukum atau
ketentuan-ketentuan mengenai hubungan antara peristiwa satu dengan peristiwa lain atau kondisi satu dengan kondisi lain.

d. Prediksi, yaitu tugas untuk membuat ramalan (prediksi) atau estimasi mengenai hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang mungkin terjadi atau gejala-gejala yang akan muncul.

e. Pengendalian, yaitu tugas untuk mengendalikan atau mengatur peristiwa-peristiwa atau gejala.
Demikian tugas-tugas dari ilmu pada umumnya, tidak terkecual  mengenai psikologi. Seperti telah dipaparkan di depan karena psikologi merupakan suatu ilmu, maka dengan sendirinya psikologi juga mempunyai ciri-ciri atau sifat-sifat seperti
ilmu-ilmu yang lain.

Berkaitan dengan hal tersebut psikologi mempunyai:

a. Objek tertentu.
b. Metode pendekatan atau penelitian tertentu.
c. Mempunyai riwayat atau sejarah tertentu.
d. Sistematika yang teratur sebagai hasil pendekatan terhadap objeknya. Objek yang tertentu merupakan syarat mutlak dalam suatu ilmu.

Karena justru objek itulah yang akan menentukan langkah-langkah yang lebih lanjut dalam rangka pem- bicaraan ilmu yang bersangkutan. Tanpa adanya objek tertentu dapat diyakinkan tidak akan adanya pembahasan yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi keilmuan. Dalam ilmu objek dapat dibedakan adanya objek material dan objek formal.

Beberapa ilmu akan dapat mempunyai objek material yang sama, tetapi tidak mungkin akan mempunyai objek formal yang sama. Apabila ada dua ilmu atau lebih mempunyai objek formal sama, maka ilmu itu merupakan ilmu yang kembar. Karena itu untuk membedakan ilmu satu dengan ilmu yang lain, terletak pada segi objek formalnya. Objek formal dari
sesuatu ilmu akan tercermin dalam definisi atau batasan dari ilmu yang
bersangkutan.

Metode pendekatan atau metode penelitian merupakan hal yang penting dalam lapangan ilmu setelah penentuan objek yang ingin dipelajari. Tanpa adanya
metode yang teratur dan tertentu, penelitian atau pembahasan akan tidak dapat dipertanggungjawabkan dari segi ilmu. Seperti telah dipaparkan di depan justru
dari segi metode atau cara penelitian itulah akan terlihat apakah sesuatu
pengetahuan itu ilmiah atau tidak. Karena itu pengetahuan dapat dipandang sebagai suatu ilmu kalau pengetahuan itu diperoleh dengan penelitian ilmiah atau
menggunakan metode ilmiah.

Hasil penelitian atau pemikiran terhadap objek itu kemudian disistematisasi sehingga merupakan suatu sistematika yang teratur yang menggambarkan hasil pendekatan terhadap objek itu, di samping adanya pemikiran-pemikiran terhadap
objek yang bersangkutan.

Psikologi sebagai suatu ilmu, tidak lepas dari segi perkembangan dari psikologi itu sendiri serta ilmu-ilmu yang lain. Dari waktu ke waktu psikologi sebagai suatu ilmu akan mengalami perkembangan, sesuai dengan perkembangan keadaan. Oleh karena itu psikologi sebagai suatu ilmu mempunyai sejarah tersendiri, hingga merupakan psikologi dalam bentuk yang sekarang ini. Dari pemikiran para ahli yang mungkin saling mempunyai pandangan yang berbeda akan memacu perkembangan dari psikologi itu.

Secara jelas dan tuntas tentang berkembangan psikologi itu, akan dapat ditelaah dalam sejarah perkembangan psikologi. Oleh karena yang mengadakan pendekatan dalam penelitian itu manusia, yang di samping mempunyai sifat-sifat kesamaan juga mempunyai sifat-sifat perbedaan, maka para ahli dalam mengadakan peninjauan terhadap objek atau masalah besar ke mungkinannya akan terdapat perbedaan pula.

Perbedaan dalam segi pandangan itulah yang akan membawa perbedaan dalam segi orientasi terhadap masalah yang dihadapi. Inilah yang menyebabkan adanya perbedaan segi pandangan dari seorang ahli dengan ahli-ahli yang lain.

❤❤❤

Belajar Psychology ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang