ANAK JAKSEL.
Ada yang bilang, label 'anak jaksel' itu sifatnya lebih psikografis daripada demografis.
Artinya 'anak jaksel' belum tentu berdomisili di Jakarta Selatan secara de facto maupun de jure, namun menghabiskan sebagian besar waktu dalam tiap harinya di daerah Jakarta Selatan.
Kalau begitu rumusannya, berarti yang kayak Bude gini – KTP Jakarta Selatan, kerja di Jakarta Selatan dan domisili di Jakarta Selatan – harusnya ANAK JAKSEL.
Cuma asli, gua suka kagak relate.
Ada variable yang belum terangkum dalam rumusan tentang anak Jaksel itu. Gampangnya,
Ketika ada dua orang yang memenuhi kriteria definisi 'Anak Jaksel' namun mereka berdua tidak bisa akur, kemungkinannya adalah they belong in different generations of Anak Jaksel.
Hal paling gampang buat Bude untuk bedainnya adalah dengan pertanyaan:
Elo 'Anak Jaksel' jaman Antasari udah jadi kolong jembatan apa belum nih?
Kalo kayak Bude gini, ya sesuai umur ya, Anak Jaksel jaman Antasari belum jadi kolong jembatan nih.
Jamannya Senopati isinya bener-bener rumah tinggal doang.
Jamannya landmark di Cikajang cuma Circle K,
Jamannya Kebayoran Baru adalah Koreatown dengan berbagai hidden gem nya, dan Kebayoran Lama adalah Little Tokyo dengan berbagai hidden gem nya.
Dan jamannya sekolah-sekolah, baik negeri maupun swasta, isinya bervariasi dari anak pejabat sampe anak pak Budi yang bukan siapa-siapa, tapi kalo nongkrong kohesif: Di kantin supir PIM 2 – ASLI dulu tuh ada kios ayam goreng di sini enak banget harganya seperempat harga satu porsi pasta-based dish di G**ds Dept, cyiin.
Di mana cukup jarang fenomena Miskin Banyak Gaya, yang ada malah semakin kaya semakin takut flexing...karena takut dititipin proposal Pensi.
Njir, gara-gara pake tas JanSport ada pattern-nya (ketauan belinya di Singapur) pulang-pulang yang ada lu dikerubungin anak OSIS beyb, "Eh bilangin dong bokap lu, rayu-rayu gimana kek, 10 jutaan bisa lah ya, biar kita jadi ngundang Maliq (& d'Essentials) nih"
Nah, di periode inilah – yang berlangsung di pertengahan tahun 2000-an – cerita tentang Sijin dan Eunjung berlangsung.
Eh, BTW, Bude gak bilang ya, anak jaksel jaman Bude lebih keren dari anak jaksel jaman sekarang,
Ya Alhamdulillah – Puji Tuhan – Astungkara anak-anak Jaksel sekarang makmur-makmur, cukup rejekinya untuk ngopi di Kitsune dan mendongkrak roda perekonomian ibu kota habis hancur porak poranda karena pandemi.
Coba kalo anak Jaksel sekarang masih kayak Bude, atau mungkin temen-temen seangkatan Bude yang tajirnya ga ada obat, tapi tetep weh demennya makan di warung Bu Vesti, ya Senopati gak akan mendapat gelar Senoparty gegap gempitanya itu.
Intinya tiap generasi punya kekuatannya masing-masing ya khaaan.
Okeh yuk balik ke Jin & Jung.
Anggaplah ini arsip latar belakang mereka berdua yah, yang tiap saat bisa ditengok kalo yey bingung.
Eunjung dan Sijin udah temenan sejak buta huruf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sabar Menunggu
FanfictionSijin dan Eunjung adalah sepasang remaja Korindo di Jakarta Selatan Berlangsung pada pertengahan tahun 2000-an di daerah Kebayoran Baru. Jakarta Selatan sebelum Antasari jadi kolong jembatan. Hubungan platonik antara Sijin dan Eunjung terguncang k...