Happy reading ✨
...
Kekalutan dua insan yang saling menyatukan dua bibirnya membuat malam itu menjadi milik mereka, kini mereka mulai melangkah masuk untuk melanjutkan aktivitasnya
Zen hanya mengikuti alurnya, ia tidak munafik ibaratkan ketika kucing di suguhkan bahkan di suapi seonggok daging kenyal, kucing mana yang akan menolak?.
Mencoba mengimbangi, Zen meraih pinggang milik Shireen agar tidak tumbang karena sedari tadi Shireen tidak bisa mengontrol dirinya, mungkin efek dari alkohol yang ia minum
Akhirnya mereka tumbang di atas sofa, dengan posisi Shireen tertindih di bawah zen, sekarang Zen yang memimpin ciuman serta lumatan-lumatan pada bibir sang wanita.
Tv yang tidak jadi Zen matikan kini menjadi saksi bisu atas perbuatan keduanya yang sangat intens, suara penyatuan bibir mereka terus bergema di iringi suara tv yang masih menyala
"Ahhh" satu persatu desahan keluar dari mulut Shireen di sela-sela cumbuan yang di berikan Zen
"Zen!!"
Tautannya terlepas menimbulkan suara keras membuat orang lain yang mendengarnya akan murka. Tunggu siapa orang lainnya?
"Delila?". Zen bangkit dari tempat tumpuannya, ia menelan ludah dengan susah payah
Mereka saling bertatapan, terlihat dari tatapan mata delila yang begitu syok serta menunjukan ekspresi bahwa ia sangat kecewa terhadap Zen. Bagaimana bisa Zen yang selama ini sudah ia percayai ternyata berani melakukan itu di hadapannya
Saat Zen akan mendekatinya, delila langsung kembali masuk kedalam kamar dan menutup pintunya dengan hati hancur.
"Delila ini, ini salah faham dia sedang mabuk tadi, tolong buka pintunya" Zen menggedor pintu kamarnya namun delila hanya diam di balik pintu, ia memegang dadanya yang terasa sakit
Rasanya tidak rela jika Zen di sentuh orang lain apa lagi bercumbu di hadapannya, ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Zen sedang mencumbu wanita lain
Dirinya benar-benar sudah lelah, pikiran nya kacau saat ini. Mengapa ini harus terjadi kepadanya dan yang ia pikirkan mengapa Zen segampang itu mau bercumbu dengan wanita lain bahkan di rumahnya yang sudah jelas delila pun ada di dalamnya.
Ia meraih ponselnya untuk memesan taksi, entahlah di pikiran nya saat ini ia tidak ingin bertemu dengan Zen dulu, ia ingin pergi dari rumah itu sesegera mungkin
Setelah Zen banyak membujuk di balik pintu, tapi tetap tidak ada jawaban dari dalam, Zen tau pasti delila sangat kecewa kepadanya
Ia menghela nafas serta mengusap wajahnya frustasi, mengapa zen bisa melakukan itu padahal ia tau bahwa di sana ada delila dan bisa kapan saja memergoki mereka. Dan benar delila menyaksikan semua nya
KAMU SEDANG MEMBACA
MR.GIDOZEN [M] [END]✓
DiversosSuatu hubungan akan selalu pasang surut pada waktu nya, dan takdir yang menentukan hasil akhirnya. Gidozen, sebut saja zen si biseksual yang terjebak di tengah-tengah salah dan dosa, mencoba lari namun terjerebak kedalam asmara yang aneh. akankah ze...