Hari ini baru hari pertama memasuki tahun ajaran baru, tapi Gyehyeon sudah malas berangkat ke sekolah. Dia sudah bisa membayangkan kira-kira apa yang akan terjadi nanti. Langkahnya terlihat gontai memasuki gerbang sekolah.
Sepanjang jalan menuju kelas barunya Gyehyeon hanya menundukkan kepalanya. Dia bahkan tidak menyadari di sekelilingnya ada banyak anak-anak kelas 1 yang baru masuk dan sibuk berkeliling mencari kelas.
*Brak!
"Eh maaf kak", terdengar suara seorang anak laki-laki di hadapan Gyehyeon. Entah siapa yang salah tadi, tapi mereka baru saja bertabrakan di koridor.
"Nggak apa-apa", gumam Gyehyeon sambil melanjutkan jalannya, dia tidak melihat siapa anak yang menabraknya tadi.
Karena ini hari pertama, pelajaran belum terlalu serius. Kebanyakan waktu hari ini hanya diisi perkenalan oleh tiap guru mata pelajaran yang baru mengajar.
Saat bel istirahat berbunyi, Gyehyeon bergegas keluar kelas menuju tempat persembunyian favoritnya di rooftop. Di sana dia hanya berbaring saja menatap langit, menunggu bel masuk berbunyi.
*
Kangmin langsung tersenyum senang begitu bel istirahat berbunyi. Ini hari pertamanya masuk SMA, dan yang ada di pikirannya sejak tadi hanya ingin mencoba makanan di kantin sekolah. Semua karena dia tadi terlambat bangun dan harus berangkat tanpa sarapan dulu.
Selagi mengantri di kantin, Kangmin mengedarkan pandangannya ke sekeliling kantin, dia mencari kakak kelas yang tadi bertabrakan dengannya di lorong. Sebenarnya tadi Kangmin tahu dia yang salah karena berjalan menghadap belakang sambil mencari ruang kelasnya, tapi dia tadi belum sempat minta maaf karena kakak kelas itu sudah berjalan pergi duluan.
Entah kenapa Kangmin penasaran dan ingin bertemu lagi dengan kakak yang tadi. Bukan hanya untuk minta maaf, tapi dia ingin berkenalan. Kangmin merasa mereka berdua akan cocok sebagai teman.
Kangmin cemberut karena dia tidak bisa menemukan kakak kelas itu di kantin, dia pun akhirnya langsung duduk di meja makan bersama teman-teman barunya. Semoga nanti bisa ketemu lagi, batinnya.
"Eh, kamu tau nggak, katanya ada kakak kelas kita yang bisa lihat hantu loh"
"Oiya, dia terkenal kok. Katanya keluarganya juga buka bisnis pengusiran hantu gitu"
"Ih sereeeem, kok mau sih kerja kayak gitu"
"Kalau ada orang kayak gitu mendingan kita jangan deket-deket deh, nanti ikut ketempelan hantu"
"Iya, kakak kelas yang itu juga katanya banyak dijauhi temen-temennya kok"
Kangmin hanya fokus makan sambil mendengarkan obrolan teman-temannya. Tangan kanannya sibuk menyendok makanan sementara tangan kirinya memegangi kalung batu biru yang tergantung di lehernya.
*
"Aku pulang!", seru Gyehyeon dari pintu sebelum melangkah memasuki rumahnya yang seperti biasa redup.
"Oh nak, jangan lupa ya nanti malam kita mau rapat bareng medium yang baru", ujar Ibunya yang sedang sibuk memilah-milah setumpuk kertas di meja.
Tanpa menjawab Gyehyeon langsung berjalan melewati ibunya dan berjalan naik tangga menuju ke kamarnya.
Begitu membuka pintu kamarnya, Gyehyeon langsung disambut oleh bau ayam goreng yang semerbak. "Ah, Ju Yeonho", ujar Gyehyeon dengan nada kesal.
Tampak di samping tempat tidurnya Yeonho sedang duduk bersila di lantai dengan satu meja penuh 2 boks ayam goreng di hadapannya, tubuh transparannya terlihat berkedip-kedip.
"Aku lagi nggak mood makan tau", ujar Gyehyeon sambil melemparkan tasnya dan membuka lemari mencari baju ganti.
Tanpa melihat pun Gyehyeon tahu kalau Yeonho sekarang sedang memasang ekspresi sedih untuk merayu Gyehyeon supaya mau makan dengannya. Gyehyeon menghela nafas dan menghadap ke arah Yeonho setelah selesai memilih baju. "Bentar aku ganti baju dulu", ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAUNTED
FanfictionMenjadi seorang medium sejak kecil membuat Gyehyeon sudah memiliki banyak pengalaman dalam hal "perhantuan". Mulai dari menangani berbagai jenis hantu sampai harus kehilangan sahabat terbaiknya. Sekarang Gyehyeon sudah lelah, dan satu-satunya priori...