54

60 4 0
                                    

"WADUH WADUH, KALIAN PACARAN NIH CERITANYA? UHUYY!" Lion sengaja berteriak agar yang lain mendengarnya. Ia melihat Aurora menyuapi Calvin begitu masuk kelas.

Carla tersenyum. "Ara kapan jadian sama Apin? Kok enggak bilang ke aku sih?"

"Buseth, yang di sebelah udah gosong tuh kayaknya." Kata Rion sambil melirik Fakhri.

"Bah iyaa, lu gak liat tuh palanya udah ngeluarin asep." Lanjut Nopal. Mereka semua tertawa, ya kecuali Fakhri tentunya.

"Udah woi," ucap Aurora disela tawanya. "Nanti anak bunda nangis HAHAHA."

"Ara...," tegur Fakhri sambil sedikit memanyunkan bibirnya.

Lion menghampiri Fakhri. "Utu utu ulu ulu anak bunda ngambek iya? Sampe manyun gitu bibirnya." Fakhri menepis tangan Lion saat ia hendak memeluknya.

"HAHAHAHAHA!"

"Oh jadi gini, kalian gak mau contekan dari gua lagi ya?" Ancam Fakhri dengan senyumnya.

"Gak ikutan, gue cuman ikut ketawa doang." Balas Aurora.

"Eh tadi gua ngomong apa ya?" Tanya Lion pada yang lain.

"Emang tadi kita ngomong ya?" Lanjut Nopal.

"Enggak sih," jawab Rion.

Carla terkekeh. "Udah sana kalian duduk di bangku masing-masing, Ara sama Apin juga udah selesai kan makannya?" Aurora mengangguk.

"Makasih kak Reese, besok suapin Apin lagi ya. Biar Apin yang bayar makanannya," kata Calvin. Aurora hanya tersenyum.

"Dih, mauan." Cibir Fakhri pelan.

"Dadah kak Reese," Aurora membalas lambaian tangan Calvin yang berada di pintu kelas.

Lion duduk di bangkunya setelah Calvin keluar kelas. "WOW!"

"Ion kenapa?" Tanya Carla cukup panik. Lion langsung bangun kembali begitu duduk di bangkunya.

"Gila, bangku gua jadi wangi banget. Tuh bocah satu pake parfum apaan?" Lion kembali duduk.

"IYA KAN KAN? Makanya dari tadi gue senyum mulu, wangi banget njrit dia." Aurora berseru dengan semangat.

"Anjir, perasaan kemaren dia gak wangi-wangi amat dah."

"Apin ganti parfum kayaknya deh," jawab Aurora masih sambil tersenyum.

"Pantesan dari tadi bau minyak nyongnyong," ceplos Fakhri.

"Heh sembarangan lu, orang wangi gitu." Kata Aurora tak terima.

"Kalo cemburu mah bilang aja kiw kiw." Ucap Lion.

"Kiw kiw." Ujar Fakhri

"Bukan gitu anjrot maksudnya," Ia melirik Fakhri. "Lu kalo pelajaran pinter, terus kenapa masalah cinta-cintaan jadi goblok ha?"

"Gua kan mau jadi kaya biar banyak duit, baru bucin. Biar enak. Enggak kayak lo." Cerocos Fakhri.

"Dih dih, jadi burung beo lu sekarang?" Fakhri mendelikkan matanya.

Kring! Kring!

BRAK

Aurora nenggebrak meja dan langsung berdiri. "MAMPUS!"

"Kenapa Ara?" Tanya Carla.

"Ngagetin anjrit," ceplos Lion.

"Gue belom ngerjain tugas kimia!" Teriaknya.

BRAK BRAK BRAK

Rion, Nopal, dan Lion langsung mengikuti gerakan Aurora sebelumnya, menggebrak meja.

𝐎𝐥𝐝𝐞𝐫 𝐌𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang