Maaf Typo
Chapter 2
Tiga hari kemudian setelah memeriksa keadaan Shen Jiu keduanya berkemas menuju selatan, Ren Si mendengar ada hutan tempat tanaman roh tumbuh subur. Keadaan tubuhnya sekarang tidak memungkinkan untuk menggunakan pedang untuk terbang jadi mereka pergi dengan berjalan kaki, besar kemungkinan perlu berminggu-minggu untuk sampai ke hutan roh. Kultivasi nya terasa merangkak terlalu lambat, kandungan Qi di dunia ini terasa lebih tipis dari tempat asalnya jika Ren Si hanya mengandalkan meditasi mungkin perlu beberapa dekade sampai dia bisa pulang itu pun jika tidak ada kecelakaan di tengahnya. Ada pula keputusannya untuk membawa Shen Jiu sedikit mendadak, entah kenapa anak itu memberikan perasaan familiar tapi ia tidak bisa mengingatnya jadi untuk memuaskan rasa penasaran dia mengajak Shen Jiu, tentu saja jika Shen Jiu menolak dia tidak akan memaksa.
Di tengah jalan Ren Si melihat Shen Jiu yang setengah kepala lebih pendek darinya, melihat ke langit ada gumpalan awan hitam tebal menggantung. Shen Jiu juga melihatnya alis tipisnya mengerut.
"Saya harap kita menemukan tempat berlindung sebelum badai datang."
Total sudah empat hari perjalanan, setiap malam mereka singgah di penginapan, namun kali ini mereka perlu berjalan setengah hari lagi agar sampai di kota berikutnya. Tidak sempat badai akan datang, Ren Si berpikir cepat melihat tebing batu sekitar satu kilometer jauhnya.
"Pegangan."
"Ap- Turunkan aku, hei! di mana kau memegang!"
Melompati banyak cabang pohon, Ren Si seperti burung layang-layang tanpa terpengaruh beban tambahan di bahunya, tingginya 1,7 membawa beban tanpa kesulitan.
"Tenanglah, nanti Anda bisa jatuh," ucapnya tenang sambil membawa Shen Jiu menuju gua di kejauhan.
Shen Jiu hampir menusuk orang ini dengan pisau, dia jijik bersentuhan apalagi itu laki-laki, mengingatkannya hari-hari neraka di Rumah Qiu. Semenjak Shen Jiu berkenalan dengan Ren Si orang ini selalu bisa menjaga jarak aman dengannya, mereka bersentuhan itu hanya saat memeriksa keadaan tubuhnya saja. Tangan Shen Jiu mengepal gemetar mencoba menenangkan diri, hidungnya mengendus aroma pakaian harum pikirannya sedikit tenang.
Di bawah dinding tebing, Ren Si melihat celah cukup besar di ketinggian puluhan meter, lalu otot kakinya mengencang dalam empat lompatan mereka sampai di mulut gua. Dia menurunkan Shen Jiu namun menemukan anak itu mengigil.
"Shen Jiu, ada apa?" Khawatir sesuatu yang buruk terjadi dia mengedarkan Qi di Meridian. Setelah beberapa saat Shen Jiu akhirnya membuka mata, hijau dan emas bertatapan.
"Shen Jiu," panggilnya lagi.
"L-lepas...menjauh."
"Um."
Jika biasanya Shen Jiu terlihat ganas berlidah tajam, kali ini anak itu terlihat seperti kelinci ketakutan. Ren Si memijat pelipis semakin yakin, setelah pengamatan beberapa hari ini Shen Jiu terlihat menjauhkan diri dari semua orang terutama laki-laki, kemungkinan itu karena trauma psikologis, hanya saja yang bisa dia lakukan sekarang hanya memberikan ruang cukup pada anak itu.
Setelah memeriksa bahwa lingkungan sekitar aman dan membuat api, dia melirik teman perjalanannya sebentar sedikit ragu sebelum terjun mencari bahan makan malam.
Tidak perlu lama Ren Si mendapatkan dua ekor kelinci di sarang tak jauh dari gua mereka, di hutan binatang berlarian panik juga bersembunyi ke sarang karena badai, ini juga untung dia tidak perlu pusing mencari makanan. Setelah selesai mencuci dia berjalan pulang.
"Hah...apa ini?"
Di batang besar yang telah lapuk ada jamur merah cerah yang menarik minatnya, setelah melihat lagi itu memang Ganoderma lingzhi, lingkungan lembab memang cocok untuk jenis jamur ini. Jamur ini bagus untuk penyembuhan luka dalam, meski tidak terlalu berpengaruh pada pembudidaya tapi jika dijual masih ada harga. Ini karena dia datang ke sini tanpa membawa banyak persediaan, jadi dia tidak bisa boros karena ada dua perut yang harus ditanggung. Juga melihat Shen Jiu kurus membuatnya tertekan.
Saat tiba di gua badai mengerikan mulai mengamuk di luar, Ren Si lalu memasang jimat di mulut gua agar udara dingin tidak masuk. Lebih masuk ke gua melihat Shen Jiu sudah kembali seperti biasa Ren Si merasa lega, membuang masalah kebelakang dia bersikap seolah-olah tidak pernah terjadi apaapa.
Pagi berikutnya dalam posisi lotus. Ren Si membuka mata meditasi nya cukup sukses, tanpa sadar hari sudah pagi, pembudidaya seperti dia yang belum membentuk inti emas sebetulnya jarang memotong waktu tidur dengan meditasi, biasanya hanya beberapa jam dan perbanyak latihan dan membaca manual. Karena kasus khusus dia hanya perlu latihan tubuh sedangkan manual semuanya tersimpan di otaknya, sebenarnya dia tidak harus terburu-buru, berkultivasi tergesa-gesa hanya meningkatkan resiko kerusakan Meridian dan penyimpangan Qi. Namun firasat mengatakan dia harus meningkatkan kultivasinya sesegera mungkin.
Setelah matahari keluar sepenuhnya dan selesai bersiap keduanya kembali melanjutkan perjalanan, kali ini mereka akan melewati banyak hutan menuju selatan setelah dua kota kecil di depan mereka akan mengambil jalur pegunungan besar. Nanti jual rumput roh dahulu.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] SVSSS X Male Reader FFN : Tuan Abadi
FanfictionCerita ©milik author pribadi Ren Si dari dunia besar terlempar melalui celah ruang ke dunia lain setelah pertempuran nya dengan iblis kekacauan. Dalam perjalanannya dia bertemu Shen Jiu anak kecil pemarah seperti kucing, sambil berkultivasi dan menc...