Merasa sangat dikecewakan oleh Jimin, Rosé merangkul diri dengan kedua tangannya. Ia terisak pilu dan sejenak mencoba berpikir, apakah Jimin menghukumnya karena Jaehyun?
Jaehyun Kim, nama itu menyelinap seperti hembusan udara sedingin es yang terasa menusuk hingga ke pori-pori kulit. "Pergi!" Bisiknya muram melihat kehadiran pria tersebut di dalam isi kepalanya.
5 menit kemudian, bunyi gerakan dari kamar mandi membuat Rosé segera mengusap air matanya. Dengan cepat, ia menanggalkan gaunnya yang sudah tak berbentuk dari tubuhnya, dan menggantinya dengan jubah satin. Jemarinya gemetar ketika ia melilitkan sabuk, giginya bergemelutuk di belakang bibir yang terkatup rapat saat kemarahan mulai membuncah dalam dirinya.
"Aku harus menyingkirkan nama Jaehyun dari kepalaku." Kata Rosé getir.
Pintu kamar mandi terbuka dan Rosé berjalan ke arah Jimin dengan dagu terangkat, bola matanya berpijar dalam kemarahan pahit. "Jangan pernah melakukan itu lagi padaku!" Ujarnya, langsung ke wajah pucat Jimin. Masih dengan kobaran amarah, ia seketika melewati suaminya menuju ke kamar mandi, kemudian membanting pintu di belakangnya.
Dada Rosé naik turun, jari mungilnya mengepal dan membuka di sisinya. Monster bermata hitam bernama kecemburuan benar-benar membuat hatinya seolah teriris sehingga ia merasa ingin mencakar pria itu.
Rosé terus mencerca marah dalam hati sembari menanggalkan apa yang tersisa dari pakaiannya, lalu melangkah ke bawah pancuran.
"Astaga..." Tiba-tiba tangisannya kembali pecah di bawah pancuran air hangat yang mendesis, dan ia tidak bisa menghentikannya. Rasanya seperti menaiki roller coaster sampai-sampai sepertinya ia tidak sanggup menanggung perasaan ini. Perasaan melebihi sakit hatinya ketika Jaehyun mencampakkannya.
Namun, sekali lagi Jimin ada di sana. Ia harus menghentikan dan mengakui kesalahan yang diperbuatnya sebelum Rosé menyiksa dirinya sendiri lebih dari ini. Oleh sebab itu, satu tangan Jimin mematikan kran air pancuran, sedangkan satu tangannya lagi memegangi lengan Rosé, menarik wanita itu ke luar dari bilik pancuran hingga membentur dada bidangnya. Detik berikutnya, jubah mandinya di sampirkan ke pundak Rosé, lalu kedua lengan kekarnya memeluk istrinya.
"Aku sungguh minta maaf dan sangat menyesalinya." Suara Jimin terdengar parau saat Rosé bersandar dalam pelukannya, membiarkan segala sesuatu membanjir keluar dari dirinya.
Rosé terdiam, tidak menanggapinya. Akan tetapi, ia sangat tahu bahwa Jimin mengatakannya sungguh-sungguh dengan sepenuh hati. Terbukti dari jemarinya yang bergetar ketika pria tersebut memeluk erat tubuh mungilnya, menyiratkan rasa penyesalan yang mendalam. Lagipula, Rosé menyadari pertengkaran hebat malam ini tidak sepenuhnya salah Jimin. Dirinya ikut andil memancing sisi buruk lainnya dari pria itu sehingga berperilaku demikian.
Akibat terlalu lama menangis, seketika Rosé merasa lemas sebelum akhirnya dirinya lunglai. Jimin sendiri tidak mengatakan apa-apa di tengah keheningan yang menyusul badai emosinya. Ia hanya meloloskan tangan Rosé yang lemas ke lengan jubah mandi menyelubungkan jubah itu di tubuhnya, mengikatnya kuat-kuat, kemudian membopong istrinya untuk membawanya ke tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCHING YOUR HEART
Teen Fiction[ END ] Roséanne Park, di tinggalkan sang mempelai pria disaat tinggal hitungan menit acara janji suci pernikahan segera berlangsung! Ia pernah mendengar hal itu terjadi pada orang lain. Namun, tak pernah menyangka ia sendiri akan mengalaminya. Wani...