Byur...
"Aw...Aw sakit hiks...."
Alvaro menyirami tubuh Alvin setelah menyabuni bungsunya itu, sesekali rintihan keluar dari mulut sang putra.
"Enggak usah nangis" ucap Alvaro mengusap wajah Alvin.
" P-papa nya nyiram tytyd adek, ih!..." tangis Alvin melihat penis nya yang memerah."Ugh~ perih papa"
"Udah-udah enggak usah nangis. Cepet keringin badan nya." sahut Rezhita yang ada didepan pintu sembari memegang handuk berkarakter Batman.
Alvin berjalan pelan lantas menghampiri Rezhita "Papa nya ma.."
Rezhita tidak menghiraukan Alvin dirinya sibuk mengeringkan tubuh putranya hingga kering. Setelah dirasa tubuh Alvin sudah kering lantas Alvaro mengangkat tubuh Alvin agar berbaring dikasur.
Rezhita mengambil kain Kasa dan juga cairan antiseptik untuk membersihkan penis Alvin. Rezhita menuangkan cairan itu keatas kain kasa lantas membersihkan nya pelan-pelan.
"Aw!.. sakit hiks.." tangis Alvin.
"Tahan dong sayang.. Mama kan lagi bersihin tytyd kamu." ucap Rezhita sesekali mengusap pelan pucuk penis Alvin.
"Ugh~ Sakit loh!...." kesal Alvin menghempaskan tangan mamanya yang ada diselangkangan nya itu."Udah! Udah!...."
Rezhita beranjak dari tempatnya lantas membuang bekas kasa yang sudah kotor, sedangkan Alvaro memakai kan pakaian ke tubuh Alvin.
"Hari ini buka perbannya ya." ucap Alvaro memakaikan celana ke Alvin."Nanti kalau sudah sembuh jangan petakilan lagi ya."
Alvin menatap papanya bertanya-tanya."Kenapa emang?"
"Kamu kan sudah besar, nak. Lagipula udah mau masuk SMA, Kan?"
"Iya. Tapi kan, ini asli sikap Alvin. Dan Alvin enggak mau merubah sifat Alvin." ucap Alvin.
Alvaro menatap Alvin dalam lalu mencium kening anak itu lama."Iya papa tau. Tapi, jangan kelewat batas ya."
Alvin mengangguk sembari tersenyum."Iya, Alvin tau kok batasan nya."
"Mau janji sama papa?" tanya Alvaro yang membuat Alvin bingung.
"Janji apa?"
Alvaro menghela nafas pelan."Semakin beranjak dewasa dan semakin kamu banyak masalah. Papa sangat mohon buat kamu tetap terbuka dengan Papa mama ya"
Alvin mengangguk."Iya alvin janji"
Alvaro tak kuasa untuk menahan tangisnya. Lantas Alvaro langsung memeluk putranya kuat."Papa sayang kamu, nak. Papa enggak perlu minta sesuatu yang lebih dari kamu, cukup anak papa tetap ada disisi mama dan papa ya."
Alvin membalas pelukan papanya lantas menelungkupkan wajahnya dipundak Alvaro."Alvin sayang papa mama, dan Alvin akan janji untuk hidup sukses seperti kalian."
Alvaro menangis mendengar ucapan anaknya. "Tolong selalu ada disamping papa mama, nak."
"Iya papa. Alvin selalu ada sama kalian." ucap Alvin.
Alvaro melepaskan pelukan nya lantas menciumi kening sang putra lama."Selalu jadi bungsunya papa mama, ya."
Alvin mengangguk."Selalu"
***
Seorang wanita menuruni tangga rumah dengan nampan stainlis ditangannya. Lantas berjalan kearah ruang keluarga yang terdapat keluarganya yang berkumpul sembari menonton dan tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVINZO RELFFANZ
De Todo!! W A R N I N G !! " Story hasil karya dan imajinasi saya sendiri " *** Alvinzo Relffanz, cowok yang hampir mendekati kata sempurna oleh banyak orang-orang, namun sesempurna siapa'pun itu, pasti ada saja yang kurang. Dan kekurangan dirinya ini yait...