Hari sudah mulai mendung , tapi tidak membuat seorang gadis yang sedang duduk di halte itu untuk beranjak pergi , gadis itu adalah Stella Cornelia , gadis dengan segala luka yang di pendam nya , gadis lemah yang harus memendam semua nya sendiri , Bahkan tidak ada yang tau apa yang di alami oleh gadis tersebut , rintik hujan sudah mulai terdengar tapi tidak membuat dia beranjak pergi , dia malah betah di situ , hingga sebuah tepukan di pundak mengalihkan perhatian nya ,
"Heii , hujan sudah mulai deras apa kau akan tetap di sini?" Tanya orang tersebut sambil menatap lurus ke depan
"Menurut mu bagaimana?"tanya balik Stella kepada orang tersebut,
"Kau akan tetap disini , karna hujan nya begitu deras dan jika kau menerobos hujan kau akan sakit."kata orang tersebut sambil menatap wajah pucat Stella.
"Jika sudah tau kenapa anda bertanya"jawab stella,
"Aku hanya bertanya apa itu salah.?"kata pria tersebut dengan alis yang mengkerut
"Tentu salah , karna anda tau jawabannya"kata Stella Tampa menoleh.Hening
Saat mereka fokus dengan pikiran masing-masing Stella di kagetkan oleh suara petir,
"MAMAAAAAAA" teriak stella sambil menutup kedua telinga nya , pria tersebut kaget karna teriak orang di sebelah nya , dilihat nya perempuan tersebut gemetar ketakutan , karna tidak tega ahirnya di peluk nya gadis tersebut , Stella yang ketakutan pun menyembunyikan wajahnya di dada bidang pria tersebut.
"Hei jangan takut ada aku disini."kata pria tersebut sambil mengelus rambut panjang Stella yang basah kena air hujan,
"Oh ya siapa namamu"lanjutnya
"Stella Cornelia"kata Stella sambil mengeratkan pelukannya.
"Nama yang cantik untuk gadis yang cantik juga" puji pria tersebut,
"Saya aron Emiliano , bisa panggil saya ilo atau liano,"lanjut liano
"Ah ya terima kasih kak liano atas pelukannya"kata Stella
"Tidak perlu menggunakan embel-embel kak , cukup panggil saya liano , dan untuk pelukan itu , itu tidak gratis."kata liano,
"H-hah? Maksud anda apa,?"bingung Stella,
"Tidak bukan apa-apa"ucapnya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal ,
"Hujan nya sudah reda lebih baik kamu pulang , keluarga mu pasti khawatir."lanjutnya sambil melewati Stella begitu saja
"Keluarga ya"gumam Stella dengan senyum miris.
"Apa hubungan ini pantas di sebut keluarga?"lirihnya sambil menatap mobil liano yang sudah hilang.Saat sudah sampai di rumah Stella di kagetkan oleh bentakan dari seseorang.
"DARI MANA SAJA KAMU HAH? HARI SUDAH SORE KENAPA KAMU BARU PULANG!"bentak seorang wanita , dia adalah ibu tiri Stella , wanita yang sudah merebut semua kebahagiaan Stella , keluarga yang lengkap hancur karna wanita di depan nya ini dan anak nya.
"Apa peduli anda,? Bukan kah anda senang bila aku tidak kembali lagi kerumah ini,"sinis stella ,
"Tentu saja aku senang bila kau tidak kembali ke rumah ini , tapi setelah aku pikir-pikir ada guna nya juga kau tinggal di sini"kata Marseille, karna sudah muak dengan omongan ibu tirinya ahirnya Stella meninggalkan nya sendiri.
"Jika bukan karna papa ku sudah dari dulu ku tendang kau dari rumah ku"gumam Stella.Saat hendak memasuki kamarnya Stella berpapasan dengan saudara tirinya , gadis licik yang sama seperti ibunya.
Orang yang Membuat luka yang begitu dalam untuk Stella , dimana anak seusianya bermain dan bermanja bersama keluarga , tapi tidak dengan Stella , saat usianya menginjak 5 tahun ayah dan ibunya bercerai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stella Cornelia
Random"Kenapa di saat aku ingin memulai hidup yang baru kamu malah datang ? kamu datang bersama kenangan dan luka , luka yang hampir pulih kamu gores kembali."Stella Cornelia. "Jika dia sumber luka mu , maka izinkanlah aku menjadi sumber bahagia mu."Aron...