Nasya kini sedang berada di perpustakaan untuk membaca novel, tadinya ia mau mengajak Ajwa tapi tidak jadi. Tadi Ajwa bilang jika dia ada urusan, urusan apalagi jika bertemu dengan suaminya.
'Ajwa sibuk sama suaminya, Adam juga ilang-ilangan terus. Dah lah, fokus baca novel aja.' Nasya menghela nafas panjang.
Syam berada di belakang Nasya, tadi dia masuk ke perpustakaan secara diam-diam. Syam ingin menjaili Nasya, oleh karena itu Syam tadi berjalan sangat pelan.
"Sssttt." Syam mulai mengeluarkan suara.
Tubuh Nasya meremang, ia menoleh ke belakang tapi tidak mendapati siapapun. "Kok ngeri ya."
Syam berada di samping kanan Nasya saat gadis itu menoleh ke belakang, ia berucap tanpa suara. "Sssttt Nasya Aza Shakila."
Nasya menoleh ke samping, tapi lagi-lagi ia tidak menemukan siapapun. "Kok ngeri gini sih? Masa iya ada setan. Kalau emang setan, kok dia tahu nama gue."
"Ssstt." Syam kembali bersuara.
"Astagfirullah." Nasya menatap lurus ke depan dan membaca ayat kursi.
"Heh jangan baca ayat kursi, gue bukan setan." Wajah Syam tiba-tiba muncul di depan Nasya.
"Kak Syam ..." Nasya berusaha untuk tidak menjerit.
Nasya memegangi jantungnya, ia masih terkejut dengan kedatangan Syam yang secara tiba-tiba. Syam tersenyum geli dan duduk di samping Nasya.
Hanya di depan Nasya saja semua sifat Syam keluar, tidak biasanya Syam jail seperti ini. Syam juga jarang tersenyum, tapi saat bersama dengan Nasya dia sering tersenyum.
"Merinding ya?" Syam terkekeh pelan.
"Jail banget sih kak, aku kirain beneran setan." Nasya menatap Syam tak habis pikir.
"Setan ganteng, kebanyakan gaul sama Chiko. Jadinya gue jail kayak gini," ucap Syam.
"Tumben kakak jail? Kayak bukan kak Syam banget." Nasya juga tidak tahu sejak kapan sikap Syam berubah.
Syam tersenyum. "Cuma sama lo doang."
"Udah ah, aku mau baca buku." Nasya berusaha untuk menetralkan perasaannya dan kembali membaca buku.
"Judulnya apa?" Syam melihat sampul buku yang di pegang oleh Nasya.
"The king of oreo, cowoknya maniak oreo. Dia suka banget yang namanya oreo, pokoknya hidupnya cuma tentang oreo," jelas Nasya.
Syam tertawa, mendengar ucapan Nasya ia jadi teringat Evin. Evin juga sangat suka oreo, kemana-mana selalu membawa oreo. Oreo itu benda paling berharga bagi Evin.
"Mirip Evin ya," ujar Syam.
Nasya tampak berpikir, ia baru sadar. "Iya ya, kata Ajwa kak Evin itu maniak oreo."
"Terus kisah cintanya gimana?" tanya Syam.
"Ceweknya maniak roma kelapa." Nasya tertawa sejenak. "Unik banget ya kak ceritanya."
"Terus-terus gimana?" Syam mendadak ingin tahu kisah itu.
"Terus ... Nabrak, kalau penasaran baca sendiri lah. Aku baru baca setengah, seru banget ceritanya." Nasya tersenyum jahil.
"Yah, masa di suruh baca sendiri." Syam memasang wajah kecewa.
Nasya tertawa dan kembali membaca buku. Syam tersenyum, mendadak ingatannya tertuju pada kejadian kemarin. Syam ingin membahas tentang Dino, tapi ia tidak mau merusak suasana.
"Besok jam delapan pagi mau nggak ke alun-alun sama gue," tawar Syam.
Nasya menoleh. "Maaf kak, aku nggak bisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Syam Story
Teen FictionDia Syam Kavalen, laki-laki yang menjabat sebagai wakil ketua geng Jevins dan mempunyai cita-cita menjadi dokter. Syam selalu memasang wajah kalem dan selalu terlihat tenang. Syam mencintai gadis berhijab bernama Nasya, namun Syam harus terjebak cin...