~gone~

69 6 0
                                    

Malam itu hujan mengguyur dengan begitu deras, petir dan guntur terus bersahut-sahutan, angin juga tidak ingin kalah terus bertiup dan siap memporak-porandakan apa yang dilaluinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu hujan mengguyur dengan begitu deras, petir dan guntur terus bersahut-sahutan, angin juga tidak ingin kalah terus bertiup dan siap memporak-porandakan apa yang dilaluinya. Suasana tersebut membuat malam itu menjadi mencekam.

••••••

Dibawah guyuran hujan, taeil dan winter yang sama-sama terluka sedang mengatur nafas sambil menahan perih pada luka masing-masing. Taeil segera mencabut pisau yang menancap dibahunya. Suara guntur semakin terdengar keras, anehnya mereka samar-samar mendengar suara musik dan nyanyian dari seorang wanita. Winter mencoba bangkit namun bersamaan dengan itu petir menyambar tiang lampu yang ada dibelakang winter dan suara gemuruh pun terdengar keras. Taeil yang melihat winter dalam bahaya segera berlari ke arah winter serta menyelamatkan winter dari tertimpa tiang lampu. Mereka akhirnya berguling-guling di lantai loteng.

Setelah dirasa mereka telah selamat dari bahaya, taeil segera bangun dan mengecek kondisi winter.

"Kau tidak apa-apa?" tanya taeil

Winter hanya diam tanpa menjawab pertanyaan taeil.
Taeil yang merasa heran langsung mengamati kondisi winter.

Tatapan winter kosong, terpaku pada suatu tempat yang tak lain adalah ujung loteng yang langsung mengarah ke laut dan tanpa sengaja taeil melihat tulisan disebuah tembok dengan cat berwarna biru.

"Jika wanita itu bernyanyi, jangan sampai kau terlarut. Nyanyian itu sebagian orang menyebutnya nyanyian pemanggil jiwa"

Begitulah tulisan ditembok yang taeil samar-samar baca dengan batuan dari kilatan cahaya petir. Taeil langsung menatap winter kembali dan mendapati gadis itu telah berdiri tanpa ekspresi dengan tatapan kosong. Winter sekarang layaknya boneka tanpa jiwa atau mungkin manekin yang sering dipajang ditoko-toko pakaian. Gadis itu tanpa diduga berjalan menuju tepian loteng, hal tersebut membuat taeil segera bergerak cepat untuk menahan winter namun kali ini tidak mudah untuk taeil karena winter kembali lagi menyerangnya.

Taeil dan winter kembali bertarung, samar-samar taeil dapat mendengar nyanyian seorang wanita dengan iringan musik tiup yang menyayat hati. Taeil dapat menduga jika suara itu telah menghipnotis winter. Selain itu tenaga winter kali ini lumayan kuat untuk ukuran seorang wanita. Winter seolah dikendalikan oleh sesuatu tak kasat mata.

Dalam pertarungan kali ini taeil mulai terdesak tapi sebuah tulisan kembali lagi dia lihat.

"Jiwa itu ingin pergi, maka kau harus menidurkannya atau biarkan saja dia pergi"

"Kau harus menidurkannya?" pikir taeil setelah itu matanya agak bersinar terang seolah mendapatkan pencerahan.

Taeil bergerak menjauh dan menyeret winter untuk menjauhi tepian loteng. Pada suatu kesempatan taeil berhasil memukul tengkuk gadis itu sampai pingsan.

Di saat winter telah pingsan, dengan sisa-sisa tenaganya taeil segera membawa winter ke tempat teduh tepatnya dekat pintu keluar loteng. Kepala taeil mulai pusing beruntung dia masih dapat membawa winter ketempat teduh. Di saat telah sampai ke tempat tujuan, pria itu segera mendudukkan winter disisinya lalu memeluk gadis itu yang mulai pucat. Disisa-sisa kesadarannya taeil dapat mendengar suara langkah kaki beberapa orang yang terdengar menuju ke arah loteng.

nct127×aespa fictionstoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang