makam

0 1 0
                                    

"yaudah iya"jawab adit dengan terpaksa.

"ikut gue ya"sahut damar menarik tangan nana untuk masuk ke mobil.

"ishh, ngeselin banget ini ketos"gerutu nana tak jelas.

"mau kemana kita"tanya nana menatap wajah damar yang fokus menyetir.

"jangan banyak tanya, tidur dulu sana"sahut damar tanpa menoleh.

"BARU PMS YA KAK, SENSI BANGET SIH"ucap nana dengan penuh penekanan.

Nana yang bosan hanya bisa menyibir damar bahkan mulutnya berhenti setelah satu jam mengerutu tak jelas dan damar hanya diam bahkan tak merespon apapun.

"ini cewek aneh, mukanya imut kalau diem tapi pas bangun ga jelas"batin damar sambil membenarkan posisi tidur nana setelah menepikan mobilnya terlebih dahulu.

"gue bakal buat lho bahagia tanpa pernah menetaskan air matamu"ucap lirih damar yang kembali fokus menyetir.

"auhh badanku remuk semua"ucap nana sambil merenggangkan badannya yang ternyata sudah dua jam ia tertidur.

"lha kak damar kemana ini, kok ini di tempat pemakaman"tanya nana dengan dirinya sendiri yang melihat kondisi mobil hanya dirinya sendirian.

"itu bukannya kak damar, tapi itu makam siapa"ucap nana yang melihat damar sedang berdoa.

"haloo kak"ucap nana dengan lembut yang menghampiri damar.

"udah bangun, kenapa ga telfon aja"tanya damar menoleh ke sampingnya.

"kakak nangis ya?"tanya nana yang melihat mata damar sembam.

"ga cuma kelilipan"jawab damar dengan berbohong.

"kakak bohong, itu kakak habis nangis. Cerita sama nana kalau ada masalah"seru nana memeluk damar, dan damar langsung membalas erat pelukan nana.

"jangan tinggallin aku"ucap damar dengan lirih yang kepalanya di berpangku di bahu nana.

"iya nana ga tinggallin kak senja"jawab nana mengelus punggung senja.

"mungkin ini saatnya aku membalas perasaan kak damar, dan aku bakal selalu buat kakak"batin nana.

"itu makam siapa kak"tanya nana sambil memandangi wajah yang sedang memejamkan matanya di pahanya. Kini nana duduk tanpa alas di taman pemakaman dan damar sedang tertidur yang kepalanya di paha nana.

"ibu"jawab damar sepatah tanpa membuka matanya.

"maksud kakak, ibu siapa kak"tanya nana ragu sambil membelai rambut damar yang lebat.

"itu ibu kandung aku"jawab damar yang air matanya sudah membasahi pipinya.

"maaf kalau bikin kakak nangis, nana janji ga bakal tanya lagi kok"ucap nana yang merasa bersalah telah menanyakan hal tersebut.

"enggak lho ga salah, lho juga berhak tau"sahut damar sambil merasakan tangan nana menyetuh pipinya.

"bunda itu istri ayah yang kedua, ayah sama bunda nikah karena wasiat ibu. Ibu meninggal satu jam setelah aku lahir, dan aku mendapatkan kasih sayang ibu dari bunda. Ayah kasih tau kalau ibu kandungku waktu aku smp. Tapi aku beruntung punya bunda di sisiku"ucap damar.

"kamu beruntung kak meski ibu kandungmu telah tiada, kamu punya bunda yang selalu ada sedangkan aku kedua orang tuaku ada tapi apa pernah mereka ada untukku. Uang lebih penting daripada aku"batin nana setelah mendengar jawaban dari damar.

"kamu kenapa nangis"tanya damar yang sudah terbangun karna merasakan setitik air jatuh mengenai pipinya.

"kamu harus kuat ya, kalau ada apa-apa bilang sama damar"tanya damar bangkit dan duduk di samping nana.

"GA PAPA NANGIS, TAPI HARUS BUKTIKAN PADA DUNIA BAHWA KAMU BISA"lanjut damar menyandarkan kepala nana di bahunya.

"makasih kak damar, maaf belum bisa balas perasaan kakak"ucap nana lirih.

"udah ga boleh bilang gitu, kan aku yang mau buktiin kalau aku bener-bener sayang kamu"jawab damar.

"ayo udah sore ini"ucap damar bangkit dari duduknya.

"iya"seru nana yang juga bangkit dari duduknya.

"bu, kenalin ini nana. Wanita yang akan menempati hati aku"ucap damar di depan pusaran makam ibunya.

"assalamualaikum bu, saya nana. Saya janji bakal ada buat kak damar, saya akan menerima apapun yang ada di dalam kak damar"ucap nana disamping damar.

"makasih"balas damar menatap nana.

"makasih bu, telah melahirkan sosok hebat seperti kak damar. Pasti disana ibu bahagia liat kak damar remaja"batin nana melihat ke belakang dari jauh nampak batu nisan dari sosok yang melahirkan laki-laki yang sedang di sampingnya.

"kamu tidur dulu aja, nanti aku banguin"ucap damar yang fokus menyetir.

"iya kak"balas nana yang memang sudah letih dan menguap beberapa kali.

"mau makan engga"tanya damar.

"ga usah kak, pasti bunda udah masak. Makan disana aja ya"balas nana.

"yaudah"

"aku beruntung punya sosok perempuan kayak kamu. Makasih udah menerima aku"batin damar menatap wajah nana yang pulas.

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang