#58 Tzuyu's Heart

216 33 4
                                    

"Astaga ... Aku sangat lelah." Tzuyu membanting tubuhnya pada sofa setelah usahanya menggantung figura. Tentu, ini sukses membuat Jungkook terkekeh kemudian duduk di sampingnya.

"Bukankah luar biasa figuranya ada di sana?" tanya Jungkook diiringi senyum.

"Terlalu sulit untuk menggantungnya di sana." Tzuyu menyandarkan kepalanya di bahu Jungkook. Semuanya sudah mulai berjalan seperti yang mereka inginkan sekarang. Dari mulai perusahaan, hingga hubungan mereka.

Mereka sudah mendaftarkan pernikahan mereka di kantor distrik seperti yang diminta oleh nyonya Chou. Untuk pesta pernikahannya mungkin nanti setelah semuanya membaik. 

Jungkook mengerutkan dahi saat Tzuyu melingkarkan tangannya di leher. "Apa yang kau lakukan?"

"Suamiku."

Jungkook terkekeh saat Tzuyu mulai salah tingkah. Padahal dirinya sendiri yang mengatakan hal itu. "Sudah, kau lapar 'kan? Aku akan memasak sesuatu untukmu."

"Aku akan membantu."

"Baiklah."

Setidaknya Tzuyu sudah banyak berubah. Apalagi, setelah tinggal di rumah miliknya sendiri. Ia lebih mandiri meski terkadang ia akan membuat kekacauan. Seperti saat ini. Tzuyu hampir membuat tangannya teriris.

"Mungkin ... Akan lebih baik jika kau duduk saja. Lagi pula, aku hanya akan memasak ramyeon. Itu mudah," ujar Jungkook. Tangannya mulai memotong beberapa bahan tambahan serta menyalakan kompor. Meski Tzuyu sudah mulai belajar memasak, ia tetap takkan membiarkan Tzuyu melakukannya. Menurutnya, memasak adalah hal yang akan dikacaukan oleh Tzuyu. Ia yakin, istrinya akan banyak tingkah nanti.

"Oppa?"

"Wae?" Jungkook tetap fokus pada ramyeonnya alih-alih menatap wanita yang sejak tadi menopang dagunya sembari menatapnya lamat. Tzuyu memang melakukannya sejak tadi pagi.

"Terima kasih."

"Untuk?"

"Menepati ucapanmu. Meskipun aku tahu itu cukup membuatmu sakit. Apa aku terlalu egois?"

Jungkook tersenyum kemudian menggeleng. Baginya, Tzuyu dan tuan Chou adalah 2 hal yang tak bisa ia satukan. Keduanya berbeda dan ia hanya harus fokus membahagiakan Tzuyu.

"Lupakan soal itu. Apa kita harus membahasnya? Tidak 'kan?"

***

Dengan selimut yang dia sampirkan di bahu, Tzuyu menatap ke arah sungai Han. Sesekali dia juga meniup kopi panas yang disajikan oleh Jungkook. Keduanya memutuskan untuk duduk di bagasi mobil dan melakukan kencan impian Tzuyu.

"Hanya seperti ini?"

"Aku selalu ingin melakukannya. Tapi beberapa pria yang pernah berkencan denganku selalu mengatakan ini hal yang norak. Padahal menyenangkan melihat lampu-lampu di ujung sana dan air sungai yang tenang."

Jungkook tersenyum. Dia pernah berpikir jika Tzuyu hanya pura-pura bertingkah seakan bahagianya memang sederhana. Namun, setelah lama mengenalnya, Tzuyu memang punya karakter yang seperti itu. Dia ingin tahu banyak hal termasuk mengenai hal-hal yang mungkin dihindari kebanyakan orang dengan status ekonomi seperti dirinya.

"Mau kubelikan ramyeon?"

Tzuyu menoleh kemudian meletakan segelas kopi yang tadi di tangannya. "Aku ingin ikut."

"Aniyo, kau duduk saja di sini. Aku akan membelikannya. Lagi pula, mini marketnya tidak jauh."

Tzuyu mencebik. Dia sungguh tak ingin ditinggal sendirian. Padahal, di sekitarnya terdapat banyak orang.

Can I Love You? [End]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang