Bagaimana bisa sesubur itu? Bathin Yana.
Sudah lima bulan semenjak kejadian itu, milik Juna subur juga ya? Yana terus mengomel dalam hatinya.
"Ha.. sudah lama sejak ditinggal Juna-" gerutuan Yana terpotong karena pintu kamarnya yang terbuka tiba-tiba.
"Ini seblaknya," ucap pria itu.
Yana hanya mengangguk, sembari mengelus perutnya. Pria itu langsung memperhatikan perut Yana.
"Kangen Juna?" Tanya pria itu.
Wanita itu mengangguk pelan sembari memperlihatkan matanya yang tengah berkaca-kaca.
"Saya kan disini sekarang?" Juna membalas Yana dengan senyuman.
_______
Flashback On.Memang benar kecelakaan ringan itu hampir membuat Juna terkena gegar otak bahkan kehilangan nyawa, seandainya ia tak melemparnya tepat di dalam air. Ia hanya dibuat terlempar oleh ledakan itu. Untunglah warga setempat terlihat khawatir dengan ledakan itu dan segera membantu menghentikan laju api, juga membantu Yana membopong tubuh Juna ke tempat yang lebih nyaman.
Setelah 2 hari di rumah sakit, mereka berdua sudah diperbolehkan untuk pulang. Mereka pun sempat menjual rumah karena bagian dapur hangus, nyaris saja meledakkan seisi rumah. Namun untunglah gas di dapur tak sempat terkena bara api.
Dokumen penting, harta, juga kenangan mereka aman di lantai dua. Namun memang terlihat kotor karena asap yang mengepul sudah mengotori tembok. Alhasil membuat mereka pindah rumah. Kini rumah mereka malah dibuat tetanggaan dengan mama papa Yana.
"Sudah jangan jauh-jauh, Yana juga biar ada yang jaga kalau sendiri, ya kan pa?" Tanya Lina kepada Marchel.
Flashback Off.
_______Yana mendekap tubuh Juna. Ia takut berjauhan dengan suaminya walau sesaat.
"Seblak loh lewat depan rumah, kak.."
"Juna bodoh. Ngapain coba mau ngelempar bom sendiri." Ucap Yana tiba-tiba.
"Overthinking? Lagian yang kakak sebut bodoh siapa?" Tanya Juna.
"Kamulah." Tegas Yana.
"Terus siapa yang lagi nangisin suaminya yang cuma beliin seblak depan rumah?" Pertanyaan itu berhasil membuat Yana melepas dekapannya.
"Cih, itu kan.." Yana mengalihkan pandangan.
"Hahahah, dasar bucin." Juna mengelus pucuk kepala istrinya.
Mereka bertatapan, begitu lembut suasana kali ini. Penjahat sudah di penjara seumur hidup atas tuntutan kedua orang tua Yana. Rasanya begitu damai kali ini.
Juna menarik rahang istrinya. Mengelus lembut rambutnya dan perlahan menuju tengkuk.
"I love you.." Juna berbisik.
"I love you more," Yana menjawabnya lirih.
Mereka saling menyatukan kedua kening. Saling membelai intens. Walau kini perut Yana sudah terisi calon penerus perusahaan. Mereka tetap melanjutkannya. Juna memejamkan mata, diikuti istrinya. Ia mencium bibir istrinya lembut, dibalas singkat oleh Yana. Kemudian memperdalam ciuman. Begitu bahagia juga damai.
THE END.____________
Azura's Part.
"Will you marry me, misstress?" Tanya Azura.
"Yes, i will." Jawab Jia.
Azura girang, ia langsung menggendong pacarnya itu. Pria perkasa itu tengah mengenakan maid dress. Begitu gemas di mata Jia. Mereka berpelukan. Begitu hangat.
"Ayo nikah, asal saya yang nusuk kamu." Bisik Jia.
Entah kenapa bisikan itu terdengar seperti, 'ayo silahturahmi ke neraka.'
###Thank you, readers!
Atas vote dan comment kalian yang bikin author tetap semangat.Btw komen terbanyak di part sebelum ini akan saya jadikan pilihan untuk membuat wp selanjutnya. Tetap nantikan ya!
###Ada cinta yang tidak bisa di jelaskan, dan ada rindu yang sulit di ungkapkan.
-Author.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kukira Malesub [END]
Romance⚠️ 1821+ Area. NON LGBT. Takdir mempertemukan femdom dengan seorang lelaki cantik. Timbul keadaan dimana ada balas budi yang harus dituntaskan lelaki itu. Tanpa sadar mereka yang telah jatuh cinta. Sayangnya si lelaki bukanlah seorang masokis sepert...