Suhyeok melepaskan helmnya lalu beranjak masuk ke dalam kedai. Namun, saat ia melangkahkan kakinya menuju ke ambang pintu masuk, ia sangat terkejut dengan sosok yang keluar dari dalam kedai neneknya. Suhyeok begitu terkejut dan menatap tajam seseorang tersebut.
Suhyeok langsung menghentikan langkahnya begitu seseorang tersebut keluar dari dalam kedai. Mata mereka sama-sama bertemu. Tatapan seseorang tersebut terlihat tak senang melihat kehadiran Suhyeok.
Suhyeok membungkukkan badannya dan mencoba menyapa pria tersebut dengan sopan. Ia mencoba mengukir senyum di wajahnya.
Sedangkan pria tersebut tidak memperdulikan sapaan dari Suhyeok, ia malah langsung beranjak menuju pintu mobilnya. Diperlakukan seperti itu tentu saja Suhyeok merasa geram. Ia langsung teringat pertemuan terakhir kali dengan pria tersebut yang tidak mengenakkan. Ia mulai khawatir dengan keadaan neneknya di dalam kedai.
"Ini adalah peringatan terakhir untukmu. Cepat jauhi Namra atau akan ku buat hidupmu dan nenekmu menjadi tak tenang!" ucap pria tersebut berbalik arah menatap Suhyeok. Pria tersebut adalah ayah Namra. Ia menatap tajam mata Suhyeok.
Suhyeok tertegun mendengar ucapan ayah Namra. Ia tak menyangka ternyata kebencian ayah Namra begitu besar kepada dirinya.
"Camkan baik-baik!!" serunya sekali lagi sambil menekankan kalimat yang ia ucapkan.
Ayah Namra langsung membuka pintu mobilnya lalu beranjak masuk ke dalam mobil. Sebelum beliau benar-benar masuk ke dalam mobil, Suhyeok mengatakan sesuatu hingga membuat ayah Namra menghentikan kegiatannya.
"Saya akan menjauhi Namra.."
"Tetapi.. berjanjilah untuk tidak mengatur hidup Namra lagi"
"Biarkan ia memutuskan segala sesuatu dalam hidupnya sesuai keinginannya sendiri"Entah mengapa kalimat tersebut keluar begitu saja dari mulut Suhyeok. Suhyeok bertekad bahwa ia siap menjauhi Namra tetapi dengan syarat yang ia ucapkan tersebut.
Mendengar hal tersebut tentu saja membuat ayah Namra semakin marah. Beliau menatap tajam mata Suhyeok seakan ingin sekali menghajarnya saat itu juga.
"Berani sekali kau berkata seperti itu?!" serunya dengan nada tinggi.
"Izinkan Namra menikmati hidupnya tanpa kekangan dari siapapun" ucap Suhyeok masih berusaha mengungkapkan apa yang ingin ia sampaikan tentang Namra. Ia ingin Namra menikmati hidup selayaknya anak usia 18 tahun. Suhyeok langsung membungkukkan badan dengan sopan lalu beranjak masuk ke dalam kedai.
Tanpa membalas ucapan Suhyeok, ayah Namra langsung masuk ke dalam mobil lalu meninggalkan tempat tersebut.
***
Suhyeok masuk ke dalam kedai sambil memanggil-manggil neneknya yang tak terlihat.
"Nek..."
"Nenek?"
"Nek...." seru Suhyeok sambil terus mencari keberadaan nenek.
Suara Suhyeok yang begitu berisik tentu saja langsung didengar oleh neneknya. Beliau langsung menyahuti panggilan cucunya supaya Suhyeok berhenti berteriak.
"Ada apa? Jangan teriak-teriak!"
Mendengar panggilannya direspon oleh sang nenek, Suhyeok langsung berjalan menuju ke sumber suara. Ia cukup lega karna neneknya baik-baik saja.
"Nenek baik-baik saja? tanya Suhyeok memastikan dengan khawatir.
"Tentu saja" seru nenek cuek sambil terus mencuci piring dihadapannya.
"Lain kali, jangan biarkan orang asing masuk ke kedai ini dengan seenaknya"
"Apa maksudmu?" ucap nenek heran dengan perkataan cucunya yang ngelantur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smart GF and Cool BF
RomanceNamra, gadis yang selalu membatasi diri dari siapapun akhirnya tidak bisa mengelak perasaan yang ia rasakan. Takdir mempertemukannya dengan seorang pria yang bernama Suhyeok. Beberapa kejadian membuat hidupnya yang tenang berubah menjadi rumit. Cho...