Chapter 22

3.6K 406 635
                                    

⚠︎𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆⚠︎
➪Typo adalah seni, semakin banyak typo maka semakin banyak seni
➪ Tak bermaksud menyinggung siapapun
➪Maaf apabila terdapat penulisan kata yang salah
➪ NATO×WHO

||𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐||
(つ≧▽≦)つ
▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭

||𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐||(つ≧▽≦)つ▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭▭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Chapter 22 : Di kendalikan]

꒦꒷o0o꒷꒦

Pagi hari yang masih terlalu pagi, embun-embun pagi yang masih menetes dari rerumputan dikarenakan malam hari tadi yang hujan.

Terlihat di lapangan yang lumayan besar dan lebar yang sudah diisi oleh beberapa orang dengan pakaian lengkap bertempur.

Ya, hari ini adalah 2 minggu setelah perang dihentikan, dan sekarang waktunya sudah habis yang artinya mau tidak mau mereka harus kembali berperang.

Terlihat disebuah lorong yang ada di gedung samping lapangan tepatnya di lantai ke-3, terdapat seorang pemuda yang tengah memperhatikan mereka dengan teliti.

Pemuda bersurai merah putih dengan iris mata merah ruby itu menatap dengan teliti kearah pasukan yang berbaris dengan rapi. Siapa lagi kalau bukan Indonesia.

Saat tengah memperhatikan mereka, tiba-tiba saja pundaknya merasa berat. Ia yang tau kalau ada seseorang yang memegang nya pun langsung berbalik dan melihat siapa gerangan yang memegang nya.

»Drap!«

Indo:". . . Tuan NATO..." Ucapnya memanggil nama orang yang memegang pundaknya.

Ya itu NATO, salah satu organisasi yang berdiri di kota ini. Mantan pengawal kerajaan, kepala pasukan kesatria kerajaan, sekaligus murid dari pangeran TNI.

NATO:"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya NATO sambil menatap Indo dengan tajam.

Indo yang melihatnya hanya tersenyum kecil. Duh! Benar-benar deh, kalau ia melihat NATO rasanya ia benar-benar seperti melihat bayangan kakaknya sendiri. Guru dan murid sebelas dua belas saja.

Indo:"Saya hanya sedang melihat dari atas saja." Jawab Indo sambil kembali berbalik dan melihat kearah pasukan.

NATO:"Kita masih menahan diri untuk membongkar rahasia nya, lalu sampai kapan ini akan berlangsung?" Tanya NATO lagi.

Indo:"Tenang lah tuan NATO. Terkadang kita harus lebih sering menggunakan otak dengan dingin ketimbang dengan otak panas. Lagi pula...lakukan saja seperti yang sudah saya katakan." Ucap Indo sambil menatap NATO dengan serius.

Sihir Sang Pangeran S2-CH【𝐄𝐍𝐃】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang